Bagian 10 - Madilyn's Poem

800 41 0
                                    

Aku penasaran siapa gadis literature beruntung yang dikatakan Nicole waktu itu. Entah mengapa, aku jadi penasaran dengan semua orang yang dekat dengan Michael, entah apa pentingnya bagiku. Tiba-tiba, rasa penasaran itu timbul begitu saja. Setelah melihat Michael dengan seorang wanita yang tak sempat kulihat wajahnya di bawah kamarku waktu itu, entah mengapa aku jadi uring-uringan. Aku sendiri juga tidak mengerti kenapa aku tiba-tiba merasa seperti ini.

Kurasa benar apa kata Michael, ini semua karena aku yang terlalu banyak menghabiskan waktu sendirian di Lover's Lake. Mungkin karena aku sering datang sendirian kesana, maka cupid-cupid penunggu Lover's Lake menjadi marah padaku karena mereka jadi tidak punya pekerjaan--untuk membuat gadis dan pemuda yang tidak saling kenal menjadi saling jatuh cinta--karena aku tidak pernah membawa seorang pemuda untuk datang kesana bersamaku (biasanya kalau aku dan Michael berdua disana, itu kan karena paksaan dari Michael atau Michael yang tiba-tiba muncul entah darimana dan mengganggu kesendirianku). Dan karena kemarahan cupid-cupid itu, maka mungkin saja sekarang ini aku kena kutukan berupa perasaan uring-uringan yang tidak jelas ini. Atau, aku dikutuk karena puntung rokokku yang kubuang sembarangan waktu itu? Kalau memang karena itu, kenapa kutukannya datang terlambat, ya? Eh, aku kok jatuhnya seperti sengaja menunggu datangnya kutukan itu, ya?

Karena kemungkinan aku sedang kena kutukan, maka yang bisa aku perbuat hanyalah tidur-tiduran di kasur meski aku tidak benar-benar tidur. Aku memandangi langit-langit kamarku sambil membiarkan pikiranku melayang kemana-mana. Bosan memandangi langit-langit, aku mengalihkan pandanganku ke arah meja belajar Maddie. Disana, Maddie sedang duduk di depan meja belajarnya sambil mengerjakan sesuatu. Aku penasaran dengan apa yang dilakukannya, tapi aku tidak mau ketahuan kalau aku penasaran. Jadi, aku pura-pura berjalan ke kamar mandi, melintas di belakangnya, kemudian mengintip apa yang sedang dilakukannya.

You make me happy

You make me sad

You make me angry

You make me mad

You made me feel again

You make me breathe

You started my whole world again

Like it was your own book to read

You stole my heart

You have my soul

You stood in front of me

Like it was your turn to bowl

My life had started when you came in

You knew how to unlock me

Like you knew my pin

And now your love is all I need

To keep me alive, happy, and free. 

Sepertinya Maddie membuat puisi juga. Apakah itu puisi balasan atas puisi dari seseorang berinisial G yang aku lihat waktu itu? Jadi begitu ya cara murid literature menyatakan cinta? Saling membalas puisi begitu? Unik juga.

"Kemarin aku melihat secarik kertas berisi puisi. Itu punyamu?" Maddie mendongak dan menatapku heran. Aku memang jarang berbicara dengannya, maka dari itu mungkin dia cukup kaget karena aku tiba-tiba membuka percakapan dengannya, apalagi aku menanyakan salah satu benda miliknya.

"Ya... Kau tahu darimana?" Dia terlihat bingung dan juga terkejut karena aku mengetahui perihal puisi itu. "Seharusnya kau tidak perlu tanyakan itu padaku, itu pertanyaan retoris. Ku yakin kau pun tahu kalau aku bisa mendapatkan informasi darimana saja."

Cupcakes For A Missing HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang