LimaBeLAs

452 42 10
                                    

Mark kembali dari kantin tapi udah liat kamar Haechan sepi, tinggal Daddy nya yang duduk di kursi dekat bed pasien,

"Om? Yang lain mana?" Tanya Mark pelan karena Haechan sedang tidur,

"Ouh kamu, kirain ikut pulang," Daddy Haechan menoleh

"Tadi saya abis dari kantin, niatnya cuma mau ngopi tapi malah kelaperan" Mark menggaruk tengkuknya yang tidak gatal
"Jadi malah makan,"
Daddy Haechan ketawa tapi gak kenceng,

Mark liat Daddy Haechan seperti lelah, mungkin udah sehari semalem gak tidur,

"Om mau istirahat dulu?"
"Biarin saya jagain Haechan,  gak papa" tawar Mark

"Gak usah gak papa, kamu takutnya mau pulang, saya gak papa"

"Gak papa om,, saya takut nanti malah om yang jadi sakit,,"

"Beneran?"

"Iya om,, nanti saya bangunin om kalo mau pulang" Mark

"Yaudah, om juga sebenernya ngantuk sama pusing,," kata nya sambil ngambil selimut di lemari deket sofa terus nata bantal sofa di satu sudut sofa panjang,
"Tapi takut Haechan bangun butuh sesuatu," jelas Om Lee, Mark senyum ganteng ajah depan camer jaga image
"Yaudah, om tidur disini bentar ya, em siapa ngomong - ngomong namanya?,"

"Saya Mark Lee om,,"

"Oke Mark, jaga Haechanie sebentar ya,,"

"Iya om,,"

Mark dari tadi masih berdiri, setelah liat Om Lee menyamankan posisi dan pejamin matanya, Mark melangkah ke kursi deket bed pasien dan duduk disana, untung tadi sore dia ningalin tas nya di mobil, dan cuma bawa dompetnya ajah, jadi dia gak ribet buat simpen tas nya,

"Hey? Sunshine?"
"Jangan patah semangat ya?"
"Aku masih butuh kamu buat sinari hari aku," Mark berbicara dengan lirih didepan Haechan, lalu menggenggam tangan kirinya yang tanpa infus
"Aku gak papa gak milikin kamu sunshine..."
"Asal aku masih bisa liat kamu..."
"Jadi ayo bertahan,, banyak yang sayang sama kamu,"
Liquid bening Mark mengalir tanpa di perintah
"Dan aku masing ingin liat senyum kamu.."
Mark menjeda, menetralkan tangisnya, meski liquid bening itu tak berhenti mengalir,
"Maaf,, kali ini aku akan jadi pengecut!"
"Aku sayang kamu chan,, kamu adalah seseorang yang bisa membuat hati es ini mencair hanya dengan senyum dan tingkah kamu," Mark mengarah kan tangan Haechan yang dia genggam untuk dicium sedikit lama
"Tapi aku akan jadi jahat jika memaksa rasa ini,"
"Aku sayang kamu, tapi sahabat aku juga"
"Aku akan mundur teratur Chan,"
"Aku akan Mundur sebelum aku melangkah jauh,," Mark masih membawa enggaman tangan Haechan kedahinya,
"Aku gak mau sahabat aku menjadi membenciku karena rasa egoisku,,"
"Aku sayang kamu chan..."
"Sungguh..."
Mark merasa sangat pengecut sekarang, mengungkapkan perasaannya saat Haechan bahkan tak mungkin mendangarnya karena tidur lelapnya,

Tapi,

Haechan sebenernya kebangun dari tadi pas ngerasa tanganya di genggam terus ngerasa ada basah - basah dirasa, terus ngedenger orang ngomong samar - samar sampai dia beneran denger suaranya jelas yang bilang mau mundur teratur, sampai kata terakhir ^sungguh^, Haechan denger, dan dia pengen banget buka mata, tapi dia takut mau ngerespon apa,
Dia bahkan masih binggung sama perasaanya,

'Kak Mark... Loe baik banget sih...' dalam hati Haechan memuji, dia kenal suara itu,
'Tapi gue juga gak ngerti, Loe dan Dokter Jung ajah udah bikin gue pusing, ditambah kak Lucas,, yang bener ajah kak...' lanjutnya,

Setelah selesai mengungkapkan apa yang ia rasa, Mark menghapus air matanya,
Menetralkan nafasnya mengatur tangisnya, tidak boleh ada yang tau tentang ini,,

DOKTER JUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang