eMpaTbelAs

463 39 4
                                    

"Daddy... sungguh... Chanie benci disini,,"
"Bisa kita pulang?"

"Daddy Chanie gak sakit....."
Sejak sadar semalam, Haechan tak berhenti merengek pada Daddy nya,
Ia ingin di pulangkan,
Bahkan dia tidak menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh dokter tentang kondisinya,
Dan Tuan Lee harus menceritakan keadaannya pada sang dokter agak tidak salah faham,

"Sebentar lagi ya sayang,,"
"Agar kondisimu pulih,,"

"Please daddy...."

"Selamat siang...."
Seorang dokter masuk...

"Dokter... "
"Dokter bilang saya baik - baik saja, tapi kenapa tidak di pulangkan??"
Haechan bertanya dengan dokter yang sedang memeriksanya,,

"Oke, Chanie?"
"Boleh panggil gitu?"
Haechan mengangguk lucu

"Besok, kita akan tes Lap dulu,, kalo kondisi Chanie bagus, Chanie bisa rawat jalan,"
"Percaya dengan saya okey?"

"Memang saya sakit apa?"

Dokter menatap tuan Lee,
"Chanie harus melewati banyak tes dulu gak papa ya? Kita harus memastikan hal yang sebenarnya,,"
"Kalau Chanie jadi Pasien yang baik selama disini, Chanie akan pulang lebih cepat,"
Jelas sang dokter

"Tapi, Mommy meninggal di rumah sakit," gumamnya,

"Iya, mungkin itu karena kita telat menangani mommy Chanie,,,"
"Makanya kasih kesempatan kita buat bikin Chanie sembuh oke?"

Haechan menatap Dokter di depanya,
"Saya benci dokter, dulu dokter juga bilang mommy akan sembuh," gumam Haechan

"Tidak boleh begitu, ini kartu nama saya! Chanie bisa datangi rumah Dokter jika Dokter berbohong!"
"Chanie harus percaya saya, dokter kamu!"
"Kim Doyoung!"

Haechan membaca kartu nama di tanganya, lalu menangis

"Hey kenapa?"
Doyoung panik melihat bocah di depanya menangis

"Dokter Kim,, Dokter spesialis Kanker..."
"Itu artinya, saya Akan seperti mommy..."
Haechan menangis histeris, meraung meratapi nasip,, iya teringat kembali hal yang menyakitinya 3 tahun lalu,
Sepertinya yang perlu dia benci bukan Dokter nya, tapi penyakitnya,

KANKER

penyakin yang merengut mommy nya,
Dan sekarang penyakit itu juga datang padanya, dan itu artinya dia juga akan bernasip sama dengan mommy nya,, dan meninggalkan daddy sendiri

Melihat Haechan yang meraung dan menagis histeri seperti itu membuat tuan Lee, daddy Haechan mendakat,

"Chanie..."
"Chanie sayang..."

Tapi seperti tidak di dengar, keadaan Haechan sekarang akan mempengaruhi nya besok,
"Tuan Lee, tolong permisi sebentar,"
"Suster siapakan ampul 5mg," Doyoung memerintahkan pada suter di belakangnya,

"Ini dokter " sang suster memberikan pada nya, lalu menyuntikkanya pada selang infus,

Beberapa menit setelahnya raungan dan histeris Haechan berkurang, dia mulai melemah,
Nafasnya mulai teratur di iringi mata yang terpejam, Haechan tertidur,

"Maaf tuan,, saya harus memberi pasien obat penenang, jika kondisinya menurun kita tidak bisa melakukan tes lap besok,," sang dokter menerangkan,

" iya dokter saya mengerti,"

"Siang ini, saya akan pulang, dan Chanie akan di pantau oleh rekan saya"
"Tapi besok tes lap akan di lakukan oleh saya dan beberapa rekan saya," Doyoung menjelasakan

"Baik dokter,  terimakasih"

"Kalau begitu, saya permisi dulu" pamitnya dan keluar ruang rawat bersama suster yang mengikuti,

#

"Ecan~..."

"Nana~"
Haechan merentangkan tanganya untuk sebuah pelukan,,

"Utu utu bayi kesayangan" Jaemin masuk keruang inap Haechan seperti biasa dia memasuki kamar sahabtnya itu

"Nana~ gue bosen~" keluh Haechan
"Culik gue dari sini..."

"Apaan!! " Jaemin menjawab, melepas pelukannya
"Gue bisa di gebukin masa rumah sakit bawa kabur pasien!!"
"Ayo jadi pasien yang baik...."
"Nanti Nana temenin makan es cream "

"Cuma temenin?"
"Gak di beliin?" Haechan

"Iya, Jeno yang bayar" Jaemin menjawab lalu tertawa bersama

Ngomongin Jeno Haechan inget tumben ini anak sendiri,
"Nana sendiri? Gak bareng jeno"

"Enggak, ama Jeno dan yang lain, tapi agi di depan ngobrol sama Daddy loe..."
Haechan mangut - mangut,

Daddy Haechan menjelaskan, jika di dalm nanti jangan tanya penyakitnya, dia tidak suka dengan rumah sakit bahkan meminta pulang, bahkan Daddy Haechan berbohong kalo Haechan hanya perlu istirahat karena terlalu lelah, dan meminta agar mereka menyemangati dan mendukungnya tanpa banyak nanya,

"Pada nyariin gue gak ?"

"Somi nanya loe! Dia ribet banget!!"
"Giliran di ajak ke sini buat jenguk, dia gak bisa,!!"

"Gue coret dari list dia!" Sahut Haechan

Jaemin tertawa
"Yang lain juga! Nanya, tapi cuma Felix yg kosong hari ini, jadi dia ikut," Jawabnya
"Kak Lucas sama Mark sunbaenim juga ikut,"

Tak lama Jaemin selesai bicara orang - orang yang tadi disebut masuk bersama dengan Daddy nya,,

"Chanie..."
"Mumpung disini ada Jaemin dan yang lain,, Daddy boleh ya pulang sebentar buat mandi?" Daddy nya ijin,
"Sekalian ambil keperluan kamu,,"

"Umm~ pantes ajah ada bau - bau asem, ternyata Daddy.." Haechan

"Sembarangan!"
"Itu bau kamu sendiri,, kan kamu juga gak mandi"

"Ih... Daddy!"

"Bercanda sayang,,,,"
"Udah ya, daddy pergi dulu,"
"Jaemin dan yang lain titip bentar ya,,"

"Barang kali dititipin" Haechan nyeletuk lirih
Setelah itu Daddy nya keluar

"Eh kak? Felix? Kalian bisa duduk di sofa ajah, gak papa,"
"Pasti capek kan?"

"Jeno gak disuruh duduk juga" Jaemin yang denger nama pacarnya gak di sebut protes
"Loe berdua kan nempel mulu macam perangko!"
"Kalo loe duduk disini, Jeno mana mau suruh duduk jauh dari Loe!!" Terang Haechan

"Gak gitu juga kali!" Jawab Jaemin kesel,
Jeno mah senyum - senyum doang, trus ngikutin yang lain duduk disofa

Ruang inap Haechan  memiliki satu bangkar pasien lebih dekat ke jendela yang lumayan besar, penghangat ruangan di pojokkan, ac namun mati karena musim dingin sudah mulai, kamar mandi deket pintu masuk sebelah kiri, dan kanan sebuah sofa dengan dua single sided , satu sofa panjang, serta dua lemari kecil didekat sofa yang atasnya terdapat air purifiers dan satu lagi didekat bangkar, lalu sebuah Tv tergantung di dinding lurus dengan bangkar,

Wah.... ruang rawat Haechan lebih bagus dari kosan gue!!

"Gue ngantin bentar ya,, ada yang mau ikut atau nitip?" Mark berucap

"Gak usah sunbae..." jawab Jaemin

Felix cuma ngegelengin kepalanya, sedangkan Lucas cuma diem ajah,

Saat di luar tadi, Daddy Haechan udah bilangin jangan ada yang bahas soal penyakit Haechan,, karena anak itu gak suka keliatan lemah, Daddy Haechan terpakasa menyuruh mereka pura - pura,
saat Jaemin telpon dan nangis - nagis beliau menjelaskan semua nya, termasuk sikap Haechan,
Jadi mereka di ijinin jenguk dengan syarat, meraka harus pura - pura gak tau penyakit Haechan, dan Jaemin harus merahasiakan penyakit Haechan yang sesungguhnya,

Mark melangkah pergi dari ruang inap Haechan,  jujur dia udah nahan tangis nya dari siang pas di UKS tapi pas liat Haechan langsung membuat hati nya merasa di remas,,

"Kak Lucas? Kok diem ajah tumben?"
"Makasih ya,, kakak udah mau jenguk..."
Lucas mendekat, dan Jaemin beranjak dari kursi pindah ke sofa fi sebelah Jeno,

"Hey,,"
"Kakak kaget pas denger kamu sakit,,"
Lucas duduk di kursi yg tadi di dudukin Jaemin
"Ngerasa dejavu deh,,"
Haechan nyerengit denger kata seniornya
"Bedanya kamu sadar sekarang, kalo dulu pinsan,"
Haechan yang tau arah pembicaraan Lucas ketawa,
Ke inget kejadian benjolnya,

DOKTER JUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang