duaPuluHsembilan

413 26 6
                                    






Sebulan sudah,

Benar

Hari ini genap sebulan,

Mark datang, mengunjungi sang kekasih,,

"Hey? Aku datang" Mark menyapa,

Tapi tubuh itu tidak merespon,

Dua minggu sudah,
Sejak pengobatan Radiotherapy yang kedua, tubuh Haechan kejang,
Dia di larika ke IGD untuk penanganan lebih insentif, sampai sekarang,

Kondisi nya menurun lebih drastis,
Tubuhnya menolak untuk pengobatan itu,
Bahkan Hasil CT Scand dan MRT Haechan sangat menghawatirkan,
Sel Kanker sudah mulai merusak Hati,
Tapi tidak bisa untuk melakukan oprasi karena harus transpalasi hati,
Mencari hati yang cocok sangat sulit,
Meskipun Haechan sudah masuk antrian namun jika ada pun akan melakukan segala tes kecocokan,

Tuan Lee terlihat berantakan,
Tidak terlihat seperti Tuan Lee yang tampan,
Rambut yang panjang dan kusut, lingkar mata hitam, serta pipi tirus yang ditumbuhi rambut sampai dagu dan kumis,

Mark sangat marah,
Dia sangat marah pada dirinya sendiri,
Dia mengikuti kemauan sang kekasih untuk tidak menjenguknya dan konsentrasi dengan ujiannya,

Tapi setelah ujian selesai,
Saat mark datang 1 minggu lalu, cintanya malah di rawat di IGD,

"Sunshine? Kamu bilang kamu akan baik - baik saja?"
"Kenapa sekarang berbaring disini?"
"Liat, aku tidak suka jubah ini! Maskernya juga membuat pengap!"
"Ayolah Sunshine,, lawan penyakitnya!!"
"Aku janji! Kalau kamu sembuh, kita akan ngedate!"
"Kita bahkan belom nge date sayang..."
Mark tak kuasa menahan air matanya, pengalaman cinta pertamanya sangat menyakitkan!

Tangis pilu Mark tak bisa disembunyikan lagi, seluruh hatinya sakit!

#

"Jaehyun!"

"Kak Taeyong?"

Pertemuan yang canggung bukan?

"Jaehyun! Ini benar kamu!" Taeyong bertemu Jaehyun dirumah sakit tempat Haechan dirawat,
"Jae! Kapan kamu kembali? Kamu mau bergabung di rumah sakit ini?"
"Apa Doyoung juga tau? Aku dan Doyoung bekerja disini?"
"Atau kau sudah tau?"

Berbeda dengan Taeyong yang sepertinya senang dengan pertemuan mereka, Jaehyun merapalkan kata yang membuat dia tenang dan sebisa mungkin mencegah tremor nya menyerang,

"Jae? Ada apa?" Taeyong mencoba menyentuh tubuh lelaki di depanya, tapi Jaehyun menepisnya bahkan menghindar, dari tadi dia diam, dan menahan sampai usaha Taeyong yang ingin menyentuhnya,
Seperti ada film yang terputar kembali di otaknya,

.
.

"TIDAK!! Pah! Katakan ini tidak benar!"
"PAPAH! Kak Minhyun gak mungkin meninggalkan?!!"
Jaehyun berteriak diatas ranjang rawatnya,, dia teriak dan terus berteriak ketika ayahnya datang membawa berita duka, bahwa sepupunya itu meninggal saat di operasi,

Jaehyun merasa bersalah, ini semua karena nya,
"Kak Minhyun gak mungkin!"
"SEHARUSNYA AKU SAJA YANG MENINGGAL!! BUKAN DIA!!"

.
.

"AGHHHRR...."
Jaehyun mengerang menjambak rambut kepalanya
"Seharusnya gue yang mati!"
"Seharusnya gue!"
"BUKAN KAK MINHYUN!!"

Taeyong terkejut saat nama itu di sebut,
"Jae?"

"Kak... kak Taeyong.... seharusnya dia gak usah susulin Jae kak... seharusnya Kakak bahagia sama Kak Minhyun sekarang!!"
"Ini semua gara - gara gue!"
"Ini semua gak akan terjadi kalo gue gak egois!"
"Gara - gara gue Kakak jadi sedih! Kakak jadi sedih, gara - gara gue! SEMUA GARA - GARA GUE!!"

Jaehyun tak hanya tremor, tapi pertemuan dengan Taeyong benar - benar membangkitkan traumanya,,
Lorong rumah sakit menjadi ramai karena semua berkumpul melihat Jaehyun yang histeris berjongkok dekat dinding dan Taeyong yang berkali - kali mencoba menggapainya, tak ada yang menolong karena mereka pikir Jaehyun sedang di atasi oleh dokter, karena Taeyong memakai jas dokter, sampai Doyoung datang

"Jae!" Doyong mencoba mendekati Jaehyun tapi dia hanya bergumam 'seharusnya gue, itu salah gue, gara - gara gue, kak Taeyong sedih' dan berulang
Doyong tidak pernah melihat ini,
Trauma Jaehyun sangat menakutkan

"JUNG JAEHYUN DENGERIN GUE!" Doyoung berteriak dan itu berhasil membuat dia berhenti bergumam,

"Doy,,"

"Iya ini gue" jawab Doyoung, Jaehyun menatapnya, tapi ketika dia beralih ke sosok sebelah Doyoung

"Kak Tae-"

Grerpp!!

"Tidak ada yang salah,"
"Jaehyun tidak salah"
"Berhenti menyalahkan diri sendiri"
"Dengarkan aku!"
"Jung Jaehyun tidak salah"
Taeyong mememeluk dan membisikan kata demi kata,
Dia tidak tau apa yang terjadi, tapi dia mulai menyadari, Jaehyun menyalahkan dirinya atas kecelakaan dua tahun lalu, kecelakaan yang menimpanya dan merenggut nyawa sepupunya,
Jika mencari siapa yang salah mungkin Taeyong juga patut di salahkan, dia yang menyuruh Minhyun untuk menyusul Jaehyun.

Setelah itu Jaehyun menangis,
Tanggisanya terdengar pilu,
Rasa sakitnya selama ini seperti diangkat,
Meninggalnya Hwang Minhyun sepupu yang notabenya adalah kekasih dari Taeyong lelaki manis yang di cintainya memberikan beban dan sakit serta rasa bersalah yang dalam di hatinya,
Mengakibatkan trauma yang mendalam,

Benar kata orang,
'Orang yang membuat kita sakit hati, itu adalah obat sakitnya'
Dan itu terbukti dari sakit Jaehyun yang merasa bersalah pada Taeyong,
Pada akhirnya, Taeyong juga obatnya.

#

"Jadi? Selama ini kamu gak di New York?"

Jaehyun menggeleng

"Dan selama ini juga kamu menyembunyikan trauma?"

Jaehyun mengangguk

"Itu semua karena rasa bersalah mu padaku?"

Jaehyun mengangguk lagi,

"Itu takdir Jaehyun,"
"Jika kamu ingin tau, aku juga merasa bersalah, dan sedih, aku bahkan keluar dari ASAN,"
"Tapi, aku sudah ikhlas,, ini semua sudah jalan takdir"
"Aku hanya sedih, waktu itu, tapi sekarang tidak,"
"Maafkan aku, tidak sempat mengunjungimu saat kamu di rawat"
"Aku tidak tau, jika kamu punya pikiran yang berbeda, padahal aku hanya sibuk menata hati setelah kejadian itu,"
"Maaf kan aku Jaehyun?"

"Tidak, tidak!"
"Kakak tidak salah"
"Itu sala-"

"Berhenti menyalahkanmu!" Potong Taeyong

Jaehyun menunduk,
Dia tidak tau ini akan terjadi begitu cepat,

"Kak?"

"Iya?"

"Apa aku terlihat berantakan?"

"Kenapa?"

"Aku ingin menjenguk seseorang, tapi aku takut aku jadi tidak tampan sekarang"
Taeyong tertawa terbahak,
Dia tidak menyangka Jaehyun akan berkata takut dia tidak tampan,
Meski dengan rambut yang sudah tak rapih, hanya di sisir jari seadanya, dan hidung merah,
Jujur Jaehyun masih terlihat tampan!

#









"....... Waktu kematian 16:25 WKS"









Doyoung mengucapkan kata terakhir sebelum suster menutup kain pada seluruh tubuh pasien,

Di luar ruangan,
Dua lelaki berbeda umur berdoa dalam tangis,

"Bagimana?!"
Pertanyaan itu keluar saat Doyoung baru saja keluar dari ruangan,

Menunduk dalam Doyoung berucap
"Maafkan saya Tuan Lee, dia sudah menyerah"

♡♡♡♡♡

Jadi?
Haechan menyerah?

DOKTER JUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang