enAMBelas

437 32 1
                                    

"Nana~..."
"Kenapa gak di depan ajah sebelah Jeno..."
Haechan merayu sahabatnya,
Saat ini mereka sedang di mobil Jeno, namun Jaemin malah duduk di sebelahnya di bangku belakang,

"Nana...Jeno kan pacar Loe... bukan supir kita..."

"Tapi Nana mau deket Ecan..." rengeknya
"Kan Ecan baru keluar rumah sakit,,"
"Kalo ecan kesakitan gmna?"

"Astaga Na!"
"Kebiasaan banget sih Loe bayiin gue!!"
"Gue kan udah gede...!!" Protes Haechan

"Gak papa Chan,," Jeno jawab menengahi
"Iya sayang" mengangguk
"Gak papa Nana,, Jeno rela"

"Tu... Jeno nya ajah rela..."

#

Sesampainya diparkir mobil, Lucas sudah menunggu mereka,

"Hey..."
Lucas menyapa saat Haechan dan Jaemin keluar mobil,

"Pagi kak Lucas," Haechan menjawab dengan sapaan juga

"Ada yang sakit?"

"Gak ada kak..."
Mereka berjalan berbarengan dengan Lucas dan Jaemin di sebelah kanan dan kiri Haechan serta Jeno yang mengikuti dari belakang,

Setelah tes Lap Haechan masih perlu dirawat saat pengambilan cairan sumsum tulang dan Biopsil, Haechan merasa punggungnya sangat sakit, itu terjadi dua jam setelah tes, dan dokter mengajurkannya agar istirahat beberapa hari lagi,
Hasil CT scan dan MRT Haechan bagus, karena ternyata belum ada organ dalam yang terkena atau mengalami kerusakan, jadi dokter hanya memberi beberapa obat seperti, pereda nyeri, jika dia merasa sakit di punggungnya,vitamin, dan beberapa obat penekan sel kanker.
Serta jadwal checkup seminggu sekali untuk memantau keadaan serta perkembangan kankernya,

Sesampainya di kelas,
Lucas memastikan Haechan sampai ke tempat duduknya,
"Nanti kakak jemput pas istirahat ya?" Lucas pamit kekelasnya, sedang Jeno dia hanya mengantar sampai depan kelas mereka,
Haechan sedikit bingung tapi dia hanya mengangguk sebagai jawabanya lalu dia keluar

"Haechanie~..." Somi orang pertama yang mendekat setelah Lucas pergi disusul Felix dan yang lain

"JANGAN PELUK!!" Bukan suara Haechan tapi Jaemin!!
"Ecan masih sakit!"
"Jadi Loe!! Dan kalian! Jangan bikin Haechan kesakitan!" Peringatan Jaemin untuk teman - temen nya,

"Nana~..."
"Gue baik - baik ajah sekarang!"
"Liat?" Kata Haechan sambul mengangkat tangan membuktukan dia baik - baik saja
"Jadi jangan perlakuin gue kayak orang sekarat!!" Tegas Haechan

'Please chan!! Loe emang lagi sekarat!!' Monolog Jaemin
'Gue bahkan liat Loe kesakitan kemaren setelah pengambilan sumsung tulang punggung Loe!!' Lanjutnya
Jaemin udah gak kuat, matanya sudah memanas
"Gue ke toilet dulu" Jaemin pamit tanpa nunggu jawaban dan langsung berjalan keluar kelas

"Jaemin?" Dan ketemu Mark dikoridor

"Sunbaenim ~"

"Hey? Kenapa? Kok nangis?" Kata Mark panik,  lalu membawa Jaemin pergi dari koridor yang lagi rame murid

"Ecan~"
Lanjutnya, setelah menyingkir ketempat yang lebih sepi
"Dia, bilang dia baik - baik ajah,"
"Bilang ke kita jangan perlakuin dia kayak orang yang sekarat!"
"Padahal emang dia lagi sekarat~..." jelas Jaemin dengan tangis

"Usst... udah" Mark mencoba menenangkan mengelus lengan Jaemin
"Loe temen dia,, Loe kenal dia,, dia cuma gak mau kalian jadi hawatir berlebihan dan jadi sedih,,"
"Perlakukan dia seperti biasa, tapi kita tetep liatin dan jagain dia,,"
"Gue juga bantuin kalian buat jaga dia dari jauh,,"

"Sunbae?"
"Makasih ya... sunbae ngertiin Haechan banget..."

"Um... tolong jagain dia ya?" Jaemin mengangguk
"Sekarang balik ke kelas dan jangan pernah nagis lagi di depan dia,," Jaemin hapus air matanya
"Kita harus kuat, jadi dia juga akan kuat,"

Mereka berdua melangkah kembali kekelas, dan Mark mengikuti Jaemin ke kelasnya, tapi dia gak masuk, cuma liatin dari luar,,

'Tetep senyum gitu ya Sunshine...' Mark ikut senyum liat Haechan ketawa bareng temen - temenya

Mark udah selesai dengan vitamin nya hari ini, selama Haechan dirumah sakit Mark tetap berkunjung kesana hanya untuk melihatnya dari sela kaca pintu ruang inapnya, Mark juga pernah mendapati Haechan yang kesakitan waktu itu, dan ingin memeluknya membisikan kata - kata menenagkan untuknya.
Tapi, dia sudah berjanji, bahwa dia akan mundur,,

"Cah... ayo kita lakukan dengan baik Mark " gumamnya pada diri sendiri lalu pergi ke kelasnya, hari ini dia akan di sibukan dengan latihan olimpiade nya yang akan dilakukan dua hari lagi,

#

"Kok kita kesini,, gak ke kantin?" Haechan mengeluh bingung saat Jaemin membawanya keruang kesehatan padahal ini waktu istirahat,,
"Loe sakit,Na?"

"Enggak... ayo masuk..." Jawabnya dan melangkah masuk,

"Chanie ~..."

"Dokter Kim?" Haechan kaget setelah memasuki ruangan dan mendapati dokter sekolahnya besama dokter yang merawatnya

"Sini Chanie~ duduk..." Haechan duduk di ikuti Jaemin tapi matanya terarah pada dokter sekolahnya, yang juga menatapnya

"Nah... Chanie-"

"Dokter kim? Dokter tau saya sekolah disini?" Tatapanya pindah pada dokter yang ditanya,

"Um," Dokter itu mengangguk
"Saya harus pastikan Asupan makanan kamu,"
"Dan kebetulan kamu murid si Jae ini,"
"Jadi saya mampir deh"
"Ayo makan!" Sang dokter sudah menata berbagai makanan sehat yang Haechan lihat banyak terdiri dari sayur,

"Dokter kim,!" Haechan mengeram tertahan,
"Dokter membuat saya terlihat seperti seorang penyakitan,,"

"Chanie-"

"Dan saya tidak suka," potongn Haechan

"Hey Chanie~" dokter kim mencoba menjelaskan
"Dengar,, saya hanya berkunjung, maafkan saya, jika kamu tidak suka, tapi dokter hanya-"

"Terimakasih atas perhatian dokter!"
"Saya permisi" Haechan berdiri dan melangkah dengan tergesah,
Sungguh dia tau dia sakit sekarang, dan penyakit yang dia derita, membawanya dalam kesekaratan cepat atau lambat seperti mommy nya,
Namun, dia tidak suka!
Dia tidak suka menjadi bahan belas kasihan!
Haechan, dia tidak suka tatapan - tatapan itu,
Dia ingin ditatap sebagai Haechan dengan tatapan kagum sama seperti saat dia dipanggung,
Bukan ditatap dengan tatapan kasihan,
Cukup Suster rumah sakit yang mengasihinya seperti berkata 'kasian ya, masih muda,' dan tatapan para dokter yang mengasihinya karena penyakit sialan yang membawanya ke ujung kematian!!

Haechan berjongkok dibelakang sekolah, menengelamkan wajahnya pada lututnya,  tidak ada satu orangpun yang akan kesana, karena para murid akan berkumpul dikantin sekolah saat ini, dia terisak, menangisi nasip

"Penyakit sialan ini!"
"Kau! Kau membuat ku menjadi menyedihkan!!"
"Kau tak tau diri!"
"Agghhh!!!" Haechan menjambak rambutnya,

Tapi  tak lama tanganya di tahan halus oleh seseorang,
Membuat dia mendongak, memperlihatkan wajah sembab dan penuh air matanya,

Tangan itu menghapus lelehan air mata pelan, merapihkan rambut yang berantakan akibat jambakan yang dia lakukan, tersenyum tulus dengan memperlihatkan cacat di kedua pipinya,

"Haechanie..." sapanya lembut tapi mampu membuat tangis Haechan semakin menjadi, entah kenapa, dia ingin menagis meluapkan sesuatu di hatinya yang telah di tahan selama beberapa hari ini,

Sampai tiba - tiba rasa nyeri terasa amat menyakitkan dari punggungnya

"ACH!!"

DOKTER JUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang