Waktu.Raka meminta kepada Arell agar memberikannya waktu dua hari untuk mengungkapkan siapa dirinya kepada Alva.
Awalnya Arell memberikan sorot heran. Namun setelah Raka menjelaskan semuanya, wanita itu mengangguk sambil memberikannya sorot mencemooh.
Raka harus mempersiapkan segalanya dengan sempurna. Maka dari itu ia membutuhkan bantuan ketiga sahabatnya. Ia ingin pengakuannya nanti terlihat istimewa untuk Alva.
Raka bersiul dengan wajah ceria. Ia melangkahkan kakinya menuju mobil hitam yang terparkir rapi di depan gedung.
"Sepertinya kau terlihat gembira, Uncle?"
Sapaan ringan itu menghentikan langkah kaki Raka seketika. Pria itu menoleh dan melihat Alva yang berdiri tepat di samping mobilnya. Wajah menggemaskan itu memberikannya tatapan bertanya. Raka tersenyum manis lalu berjongkok di hadapan Alva. "Apa yang kau lakukan disini, Alva?"
"Aku sedang bermain bersama Vivian dan tidak sengaja melihat mobilmu," jawab Alva. "Kau datang mengunjungi Mommy?"
Raka ingin sekali menjawab tidak. Tapi akankah Alva tahu jika ia berkata dusta nanti? Perlahan Raka mengangguk. "Ada yang ingin ku bicarakan dengan Mommy-mu."
"Tentang apa?"
Kau, batin Raka menjawab. Kami membicarakan mengenai dirimu. Namun kata-kata itu hanya bisa ia utarakan dalam hati. Belum saatnya. Tidak disini dan tidak dalam situasi seperti ini. "Sesuatu yang penting untukku."
Alva tidak menjawab. Ia hanya berkedip beberapa kali sebelum tersenyum lebar. "Kalau begitu hati-hati. Sampai jumpa lagi, Uncle," pamitnya lalu berlari kecil memasuki apartemen.
Raka berdiri. Menatap punggung mungil yang menghilang di balik pintu. Senyum manis terukir di wajahnya yang tampan. Sepertinya ia akan menjelaskan siapa dirinya nanti pada Alva tepat di hari itu.
Hari ulang tahun keponakannya tersayang.
***Hari ini begitu sibuk. Toko begitu ramai membuat Arell sedikit kewalahan. Ia bahkan tidak sempat untuk sekedar makan siang. Wanita itu begitu sibuk melayani pembeli. Ia bahkan tidak menyadari tatapan kagum yang di lemparkan kepadanya oleh sesosok pria yang sedari tadi hanya duduk diam di depan toko.
Pria itu hanya diam mengamati. Ia tidak ingin ikut campur dan akan menjadi sasaran kemarahan wanita itu. Arell tipe wanita yang tidak suka jika pekerjaannya di ganggu. Dan ia menyukainya.
Baik dulu, maupun sekarang.
Baginya, tidak ada yang berbeda dari wanita itu. Arell tetap menjadi satu-satunya yang paling ia cintai di dunia ini.
Mike mengulum senyum. Hatinya masih saja menghangat jika memikirkan wanita itu. Wanita yang selalu hadir di dalam mimpinya tiap malam. Wanita yang selalu ia rindukan.
Selama Arell menghilang dari hidupnya. Mike merasakan neraka. Hidupnya berubah seketika. Ia mengabaikan semua orang. Mengabaikan pekerjaan dan bahkan mengabaikan keluarga besarnya. Prioritas utamanya adalah menemukan keberadaan Arell.
Dan kini Mike menemukan wanita itu. Ia bersumpah dalam hati. Kali ini ia akan mendapatkan Arell hanya untuk dirinya sendiri. Tidak peduli walaupun ia harus menghadapi banyak tantangan untuk itu.
Terlebih Raka Abimayu.
Bagaimana caranya ia menyingkirkan pria itu. Mike tidak ingin Arell dimiliki oleh pria berengsek seperti Raka Abimayu. Arell adalah miliknya, selamanya akan tetap seperti itu.
"Kau memikirkan apa?"
Sebuah suara lembut membuyarkan lamunan Mike. Pria itu menoleh dan mendapati Arell sedang duduk di hadapannya sambil menyodorkan sebotol minuman dingin. "Kau terlihat lelah."
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE#3 ✔️
RomanceRiyanti Arellna Najwa (24). Arell tidak pernah mengira bahwa keputusannya datang ke klub malam membuat hidupnya berantakan. Mabuk dan berakhir dengan one night stand dengan pria yang sama sekali tidak ia kenal. Rasa frustasi menyerang membuatnya mel...