Hal pertama yang Dave lihat saat membuka mata adalah langit ruangan berwarna putih dan bau obat-obatan khas rumah sakit. Matanya kembali terpejam untuk beberapa saat agar cahaya yang masuk tidak terlalu membuat matanya berkunang-kunang.
"Kapan berengsek itu akan sadar?"
Pertanyaan itu membuat Dave yang ingin membuka mata terhenti. Itu suara Raka. Apa dirinya yang sedang di bicarakan saat ini? Ah, sebaiknya ia menunggu saat yang tepat saja untuk membuka mata.
"Jangan memanggilnya seperti itu, dia yang sudah menyelamatkan nyawaku," suara Arell terdengar serak. Matanya bahkan sembab karena tidak berhenti menangis. Kejadian semalam benar-benar membuatnya takut setengah mati. Terlebih saat Dave di bawa kerumah sakit dalam keadaan tidak sadarkan diri. Hingga kini pria itu bahkan belum membuka matanya membuat rasa khawatir Arell semakin besar.
"Kenapa kau terdengar membelanya Arell?!" Raka meradang. Ia sudah cukup frustasi karena tidak tahu apapun mengenai penculikan Arell. Dan saat tahu, ia malah menemukan sahabatnya sudah terbaring di ranjang rumah sakit dengan tangan terkilir dan tubuh penuh luka luka.
"Aku tidak membelanya. Dia salah satu yang sudah menyelamatkan nyawaku dan kini terluka karena itu. Apa lagi yang bisa ku lakukan selain mencemaskan keadaannya?!" balas Arell tajam. Apa-apaan sikap itu? Kenapa Raka Abimayu bisa bersikap se-arogan itu pada sahabat yang telah menolong dirinya?
"Bisakah kita tidak meributkan hal yang bisa di ributkan nanti?" tanya Freya heran melihat sikap Raka yang terlihat seperti cemburu yang tidak beralasan. Walaupun ia mengerti kemarahan Raka. Tapi tetap saja semuanya sudah baik-baik saja sekarang. Arell sudah selamat walaupun Dave harus pulang dalam keadaan darurat.
Raka bungkam. Ia memilih mengalah ketimbang harus berdebat dengan Freya. Lagipula ia yakin tidak akan pernah bisa menang dari wanita itu. Tidak hanya dirinya. Lucas, Josh dan bahkan Dave saja tidak akan pernah bisa menang jika sudah berdebat dengan Freya.
Sementara itu di sudut ruangan. Josh duduk bersisian dengan Aleyna sambil memasang ekspresi wajah datar. Ia kecewa. Sangat kecewa. Dan yang lebih membuatnya kecewa adalah Josh merasakan dirinya sama sekali tidak berguna. Ia membiarkan sang istri melakukan hal nekat tanpa tahu apapun dan sahabatnya malah terluka karena itu.
"Maaf, Josh," ucapan itu berulang kali Aleyna gumamkan saat Josh tiba di rumah sakit. Dan Aleyna akan terus mengatakan itu sampai Josh mau berbicara dengannya. Sejak semalam Josh hanya diam tidak berbicara dan seolah mengabaikannya. "Aku benar-benar minta maaf telah membuatmu khawatir."
Josh mengusap wajah kasar lalu menoleh memandang sang istri. "Kau tahu betapa aku mencemaskanmu, Mel?" tanya Josh dengan suara berat. "Aku bahkan bisa menjadi pria gila mendadak saat tahu kau hampir celaka karena bom yang di pasang wanita sinting itu."
"Tapi aku baik-baik saja, Josh. Tidak ada luka sedikitpun," jawab Aleyna lalu menoleh ke arah ranjang yang ditempati Dave dengan wajah sedih. "Yang terluka hanya dia."
"Kenapa kau menyetujui permintaan tidak masuk akal Dave? Kau bisa memberitahu kami bertiga dan kita akan menyelamatkan Arell bersama-sama. Kenapa kau merahasiakannya, Mel?"
"Terlalu berisiko Josh. Dave mengatakan jika Raka yang menyelamatkan Arell maka bisa dipastikan akan ada yang mati di Dreambox," Aleyna berusaha menjelaskan. Berharap sedikit saja pengertian dari sang suami. Ia pun sebenarnya ingin semuanya baik-baik saja. Ia ingin menyelamatkan Arell tanpa ada seorangpun yang mati.
Semuanya kembali hening.
Sebenarnya Josh tahu itu. Ia cukup mengenal siapa Zeus dan bagaimana watak pria itu. Dan Josh pun yakin Raka juga tahu apa akibatnya jika ia kehilangan kendali di depan Zeus. Zeus pria paling gila yang tidak pernah berpikir menggunakan akal. Tapi tetap saja itu tidak bisa meredakan rasa cemas yang hinggap di dadanya ketika mendengar semua permasalahan yang terjadi mengharuskan istrinya terlibat dalam bahaya. Josh memilih memejamkan mata sambil menyandarkan tubuh sementara Aleyna menghela nafas berat melihat Josh yang sepertinya masih merasa kesal akibat keterlibatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE#3 ✔️
RomanceRiyanti Arellna Najwa (24). Arell tidak pernah mengira bahwa keputusannya datang ke klub malam membuat hidupnya berantakan. Mabuk dan berakhir dengan one night stand dengan pria yang sama sekali tidak ia kenal. Rasa frustasi menyerang membuatnya mel...