12. HARAPAN

6.6K 750 434
                                    

SELAMAT MALAM MINNA 🤗 SELAMAT HARI RAYA IDUL ADHA 1441H 🙏🙏 MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN YA 🤗🤗🤗

OH YA. MASIH ADA KAH YANG INGAT BEBERAPA MINGGU YANG LALU AUTHOR PUNYA DUA KABAR UNTUK KALIAN SEMUA. KABAR BAIK DAN KABAR BURUK.

KABAR BURUKNYA UDAH AUTHOR KASIH TAU DAN KAYAKNYA SEKARANG AUTHORNYA MAU KASIH KABAR BAIKNYA DEH 🤗

TAPI SEBELUM ITU ADA YANG BISA NEBAK KABAR BAIKNYA GAK 😋 KALO ADA, KOMEN DI SINI YA 🤗 DUA ORANG PERTAMA YANG JAWAB DENGAN BENER AKAN AUTHOR KASIH "1 KUPON BERTANYA SPESIAL" 😋😋😋

KALIAN BEBAS BERTANYA SATU HAL YANG MASIH MENJADI MISTERI DI CERITA AUTHOR DAN AKAN AUTHOR KASIH BOCORANNYA 😂😂 (TAPI JANGAN KASIH TAU YANG LAIN JAWABANNYA YA😂 )

PLAGIAT DI LARANG MENDEKAT 🔪

HAPPY READING DEAR 😘🤗🤗
🌸🌸🌸

Ketenangan yang Arell harapkan ketika memutuskan untuk datang ke kota ini ternyata tidak terwujud.

Ia bukan hanya kedatangan pria yang merupakan ayah biologis dari Alva melainkan juga Mike, pria yang dulu pernah menjadi tunangannya.

Dan Arell sudah bisa membayangkan situasi sulit apa yang nanti akan ia hadapi. Terlebih dia tidak ingin Mike tahu tentang Raka Abimayu.

Ia tidak ingin menambah masalah terlebih Raka pernah mengatakan padanya bahwa pria itu tidak akan pernah melepaskan Arell.

Sementara Mike mengatakan bahwa dia tidak akan membiarkan Arell pergi lagi.

Jadi apa yang harus Arell lakukan? Kedua pria egois itu membuat hidupnya terasa sulit.

Arell masih sibuk dalam pikirannya yang berkecamuk tanpa tahu ada dua pasang mata yang memperhatikan tingkahnya.

"Mommy Alell telihat sedang memikilkan sesuatu, Alva."

"Kau benar, Vivian," Alva yang berjongkok di samping Vivian membenarkan. Sedari tadi ia terus saja memperhatikan sikap sang Mommy yang terlihat aneh sejak ia bangun pagi tadi. "Mommy tidak pernah memperhatikan apa yang ia cuci sebelumnya. Tapi lihatlah sekarang. Mommy bahkan mencampur semua warna di dalam sana dengan pikiran yang entah kemana."

Vivian memiringkan kepalanya ke samping seolah berpikir. pagi ini ia berencana mengajak Alva bermain seharian. Tapi Alva sepertinya lebih tertarik dengan hal lain. "Kila-kila apa yang sedang Mommy Alell pikilkan, ya?"

Alva diam. Dua jawaban tercetak jelas di dalam kepalanya. Jawaban yang pasti menjadi alasan sang Mommy bertingkah aneh pagi ini.

Karena tidak mendapat jawaban, Vivian menoleh, di lihatnya Alva terdiam dengan kening berkerut. "Alva?" Panggil Vivian dengan suara pelan, hampir seperti bisikan. "Kenapa sekalang jadi Alva yang melamun."

"Aku sedang memikirkan jawabannya, Vivian, bukan melamun," koreksi Alva.

"Alva tahu kenapa Mommy Alell melamun sepelti itu?"

Alva mengangguk.

"Ayo kita belmain saja, Alva."

Alva menoleh. Memberikan senyum lembut lalu mengusap puncak kepala Vivian pelan. "Sepertinya hari ini aku tidak bisa bermain denganmu, Vivian. Tidak masalah, bukan?"

Vivian tampak berpikir sebelum mengangguk paham. Anak kecil yang sedang memeluk boneka itu berdiri lalu berlari keluar meninggalkan Alva yang masih mengamati sang Mommy lekat.

Sepertinya apa yang tengah bermunculan dalam benak Alva adalah jawaban kenapa Mommy-nya bertingkah aneh seperti ini.

"Mommy?" Panggil Alva.

PROMISE#3 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang