37

4.1K 605 156
                                    

"Apa kau harus pergi seperti ini?" tanya Arell dengan ekspresi sedih yang terlihat jelas diwajahnya. Ia menggenggam jemari Mike dengan erat.

Arell tahu Mike terluka. Arell juga tahu pria itu kecewa akan sikapnya. Tapi haruskah Mike pergi seperti ini?

"Aku hanya kembali ke Indonesia, Arell," Mike tersenyum lebar sembari balas menggenggam jemari Arell. Satu tangannya yang terangkat naik mengelus lembut rambut wanita itu. "Aku hanya kembali ke tempat dimana seharusnya aku berada."

Tidak jauh dari mereka, Raka Abimayu berdiri sambil bersandar disalah satu tiang bandara. Ia menyaksikan semua dalam diam. Tidak ada kemarahan dihatinya sama sekali melihat pemandangan yang terlihat didepan sana. Raka tahu Arell pasti sangat sedih saat mendengar bahwa Mike akan kembali ke Indonesia.

Butuh keberanian sebenarnya saat memberitahu Arell bahwa Mike akan segera meninggalkan Brooklyn. Ia takut Arell akan merubah hatinya namun Raka tidak punya pilihan lain. Ia tidak akan melakukan apapun yang membuatnya harus dibenci wanita itu.

"Kuharap kau selalu bahagia, Arell," ucap Mike tulus. Senyumannya hangat menenangkan. Ia sendiri sebenarnya tidak percaya bahwa Arell akan datang mengantar kepergiannya. Namun Raka Abimayu datang sambil membawa Arell. Pria itu melepaskan sebuah ego agar Arell tidak membencinya lagi. "Kau masih tetap menjadi satu-satunya wanita yang paling kucintai."

Senyum itu membuat napas Arell sesak. Mike terluka namun memilih untuk tersenyum seolah mengatakan bahwa pria itu baik-baik saja. Ah dia sungguh wanita yang kejam. Bagaimana bisa dirinya menyakiti pria sebaik ini?

Suara pemberitahuan mengenai jadwal keberangkatan terdengar. Mike kembali memberikan senyum lebar ke arah Arell. Wanita didepannya ini selalu saja menjadi wanita yang paling cantik dimatanya.

Arell selalu menjadi wanita yang hanya bisa dilihat oleh matanya. Sungguh, Mike begitu mencintai Arell dengan segenap perasaan. Tapi jika Arell tidak lagi balas mencintainya, maka Mike akan berusaha menguatkan hati melepaskan wanita ini. Ia akan membiarkan Arell bahagia walaupun bukan bersama dengannya.

Mike maju selangkah lalu menarik Arell kedalam dekapannya. Menghirup dalam aroma yang sebentar lagi bukan menjadi miliknya. Aroma yang selama ini ia rindukan. Aroma yang akan selalu Mike kenang dalam ingatan. "Apapun pilihanmu, semoga kau selalu bahagia, Arell. Jangan pernah menangis dalam kondisi apapun dan jika pria itu menyakitimu, kau bisa mengadu padaku dan aku pasti akan membuatnya babak belur dalam sekejap," bisik Mike yang membuat Arell tersenyum tipis.

"Kabari aku jika kau sudah sampai ke Indonesia dengan selamat," Arell balas memeluk Mike erat. "Dan maaf jika aku menyakitimu, Mike."

Mike melepaskan pelukannya. Menatap manik Arell lama sebelum berlalu meninggalkan wanita itu. Langkah kaki itu terdengar begitu tegar, membawa hati yang terluka karena tidak bisa memiliki. Menekan perasaannya sendiri untuk tidak bertindak egois melakukan segala cara agar Arell tetap bisa berada didalam pelukannya.

Mike menangis dalam diam. Rasanya benar-benar menyakitkan. Ia sendiri tidak pernah tahu. Bisakah ia mencari wanita lain jika hatinya masih menjadi milik Riyanti Arellna Najwa seorang.
***

"Terima kasih," ucap Arell pelan. Ia memandang lurus ke manik Raka yang sedari tadi diam tanpa kata. Mereka saat ini duduk berhadapan disalah satu restoran. Setelah dari bandara, Raka meminta ditemani makan malam dan Arell tidak punya alasan untuk menolak.

"Untuk?"

"Semuanya. Terima kasih telah membawaku kemari. Setidaknya aku bisa mengucapkan salam perpisahan padanya."

"Tidak masalah," ucap Raka sambil tersenyum lebar. "Sudah seharusnya aku melakukan hal ini. Aku minta maaf sudah membuatmu merasa sedih karena dia yang pergi secara tiba-tiba."

PROMISE#3 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang