8 - SALAH PAHAM

10.7K 963 223
                                    

TERUNTUK KALIAN SEMUA, TANPA TERKECUALI. MAKASIH ATAS WAKTU YANG KALIAN LUANGKAN UNTUK SINGGAH DAN NGEBACA TIAP KISAH YANG AUTHOR TULIS 😘😘

PLAGIAT DILARANG MENDEKAT 🔪

AND HAPPY READING DEAR 😘
🌸🌸🌸

Setelah menumpahkan semua rasa sakit yang ia rasakan. Raka menarik tubuhnya dan dengan cepat menyambar kacamata hitam yang memang terletak di atas meja dan langsung mengenakannya.

Melihat itu semua, Freya hanya bisa tertawa kecil sambil menggelengkan kepalanya tidak habis pikir. Setelah menangis cukup lama dalam pelukannya, Raka dengan santai memakai kacamata hitam di dalam restoran. Yah walaupun ia tahu maksud pria itu apa. Raka hanya tidak ingin Freya melihat sisi lemahnya.

"Jangan tertawa, Mrs. Geonandes."

"Aku tidak sedang menertawakanmu, Mr. Abimayu," jawab Freya acuh. "Lagipula di sini tidak ada larangan untuk sekedar tertawa."

Raka berdecak. Menatap Ferro yang masih sibuk mengunyah biskuit tanpa menghiraukan apa yang terjadi di sekelilingnya. Raka tersenyum lebar lalu kembali menoel pipi berlemak Ferro, membuat bocah itu mengernyit tidak suka. Manik abu-abu miliknya melebar membuat Raka tertawa kecil. "Untung saja Lucas tidak berada di sini. Kalau sampai dia tahu aku memeluk istri tercinta-nya. Dia pasti akan membunuhku."

"Oh tentu saja aku akan melakukannya dengan senang hati. Tapi aku tidak akan melakukannya sekarang. Ada saatnya aku akan membunuhmu karena kau telah berani memeluk istriku."

Kalimat yang diucapkan dengan dingin itu membuat Raka tersentak. Raka  menelan ludah lalu menoleh kebelakang sambil tersenyum lebar. Di sana berdiri Lucas Geonandes dengan wajah kesalnya.

Lucas menarik Freya agar menjauh dari Raka dan membawa wanita itu di kursi seberang Raka. "Padahal aku sudah berbaik hati membiarkan istriku yang tercinta ini menemani sahabatku yang sedang terluka dan patah hati untuk makan siang," keluh Lucas sambil duduk di samping Freya. Memeluk pinggang wanita itu posesif. "Tapi sepertinya si berengsek yang tidak tahu terima kasih ini sama sekali tidak menghargai kebaikanku. Dia malah dengan kurang ajarnya menusukku dari belakang."

Raka terkekeh geli sementara Freya memutar kedua bola matanya.

"Aku tidak menusukmu dari belakang, Luc," Raka membela diri dengan wajah yang terlihat menyebalkan di mata Lucas. "Lagipula kau melihatnya dengan mata kepalamu sendiri tadi. Jadi itu tidak bisa di sebut dengan 'menusuk dari belakang' seperti yang kau katakan itu."

Cih! Berarti bajingan ini melihat ketika ia datang, maki Lucas dalam hati, menyadari maksud licik dari sahabatnya. Bagaimana bisa Raka memanfaatkan keadaan dengan sebaik mungkin seperti ini. Disaat hatinya mungkin tengah merasakan sakit yang luar biasa, Raka masih bisa mencari kesempatan untuk membuatnya marah.

"Meeting-nya sudah selesai?" tanya Freya menyentuh pipi Lucas, mengusapnya lembut.

Lucas memutar kedua bola mata kesal Hati Lucas sebenarnya memanas saat ini, tapi melihat wajah sang istri yang selalu bisa meneduhkan hatinya, seketika membuat Lucas melembut. "Bagaimana bisa aku meeting dengan tenang sementara istriku bersama pria lain. Jadi aku membatalkannya."

Raka tertawa keras membuat sebagian pengunjung restoran menoleh memberikan tatapan kesal pada meja mereka. Raka mengabaikannya, tentu saja. "Sangat seperti dirimu, Luc."

Ferro yang sedang mengunyah di atas meja berbalik. Melihat sang Daddy ada di sana, Ferro beringsut mendekati Lucas sambil merentangkan kedua tangannya minta di gendong.

"Kemarilah, jagoan Daddy," Lucas meraih tubuh mungil Ferro dan mengangkatnya tinggi-tinggi. Membuat Ferro cekikikan. Lucas mendudukkan Ferro di atas meja. Memberikan potongan biskuit yang langsung di sambar tangan mungil itu. Saat Ferro sedang memasukkan bagian biskuit ke dalam mulutnya, Lucas dengan cepat menoel pipi sang anak.

PROMISE#3 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang