7 - MENYAKITKAN

11.2K 965 183
                                    

MED MALAM MINNA. APA KABAR NIH? PADA KELUAR MALMING KAH ATAU DI RUMAH AJA 😘😘😘 HEHEHEHEHEHEHEHHEHEHE

PLAGIAT DILARANG MENDEKAT 🔪

HAPPY READING DEAR 😘
🌸🌸🌸

Raka tidak pernah menyangka bahwa semua yang terjadi benar-benar menguras emosi dan juga tenaga. Begitu banyak pikiran buruk yang kini bersarang dalam otaknya.

Seakan Tuhan memang sedang menguji dirinya. Pertemuan dengan Arell dan juga Alva, putranya. Kenyataan bahwa Arell adalah tunangan dari Mike. Dan juga kenyataan bahwa keponakannya tersayang sangat mengenal Arell.

Raka menghela nafas berat. Ia mendongak menatap langit-langit ruangan. Pikirannya benar-benar kusut saat ini. Dokumen yang menumpuk di atas meja tidak ia hiraukan. Panggilan sektretarisnya pun tidak ia dengar. Dunia Raka kini hanya berputar dengan nama Arell dan juga Alva.

Ia bersalah pada wanita itu. Perasaan bersalah lebih besar di rasakannya ketika Raka sama sekali tidak tahu bahwa ia memiliki seorang anak. Raka tidak ada di samping Arell ketika wanita itu hamil. Raka juga tidak ada ketika wanita itu menginginkan sesuatu. Raka bahkan melewatkan tumbuh kembang putranya selama tiga tahun.

Adakah yang lebih menyakitkan dari itu semua?

Dan kini Arell membencinya. Itu benar-benar terasa sangat menyakitkan. Kenyataan yang benar-benar membuat sesak. Seakan udara di renggut paksa darinya.

Raka mengacak rambut frustasi. Pria itu berteriak keras. Membanting semua benda yang berada di atas meja. Raka bagai kesetanan menghempas apa yang bisa ia raih. Ia benar-benar tidak bisa berpikir jernih sekarang. Bayangan tentang Arell yang membencinya membuat Raka tidak bisa mengontrol diri. Raka tidak pernah seperti ini sebelumnya. Hanya Arell, hanya wanita itu yang selalu mampu membuatnya kehilangan kendali.

Tuhan. Kenapa rasanya sesakit ini, batinnya pilu

Pintu terbuka. Tanpa Raka melihat, ia sudah tahu siapa yang masuk.

"Pak," panggil Sera, sekretarisnya dengan suara bergetar. Sera sedang mengerjakan sesuatu saat ia mendengar suara teriakan yang sangat keras. Jantungnya berdegup kencang saat mendengar suara benda yang di banting dan kaca yang pecah dari dalam ruangan bos-nya. Dengan memberanikan diri, Sera melangkah menuju ruangan tertutup itu untuk melihat keadaan di dalam. Dan seketika matanya terbelalak melihat betapa berantakannya ruangan ini. Sementara ia melihat Raka yang duduk bersandar di kursi dengan kepala tertunduk.

"Keluar!" usir Raka dengan rahang mengeras. "Aku sedang tidak ingin di ganggu, Sera. Keluar sekarang juga!"

"Ba-baik, Pak," Sera dengan cepat menutup pintu. Tidak ingin mencari masalah dengan bos-nya itu. Selama Sera bekerja di sini, ia tidak pernah sekalipun melihat Raka seperti itu. Dan tingkah Raka tadi membuatnya ketakutan.

"Sera? Ada apa?"

Sera mendongak saat mendengar suara bariton tersebut. Disana berdiri Lucas Geonandes, sahabat dari bosnya dengan wajah bingung. "Anu,, Pak Raka,,"

Lucas mengernyit. Sepertinya ia tahu apa yang tengah terjadi. "Kembalilah bekerja. Biar aku yang mengurusnya," ucap Lucas sambil berlalu meninggalkan Sera yang kini terduduk dengan wajah pias.

Lucas membuka pintu besar itu dan terdiam melihat keadaan yang sangat berantakan. Kertas berserakan di mana-mana. Belum lagi barang-barang pria itu yang kini hancur bersama pecahan kaca yang berserakan di lantai. "Butuh bantuan?"

Raka mendongak. Menatap Lucas datar tanpa ekspresi. "Apa."

"Menghancurkan ruanganmu. Aku bisa membantumu jika kau mau."

PROMISE#3 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang