HAI HAI, APA KABAR MINNA, AUTHOR HARAP SEMUANYA SELALU SEHAT YA.. AMIN
HAPPY READING AJA YA DEAR🤗🤗
🌸🌸🌸
Satu hari di rawat di rumah sakit membuat Alva tidak betah sama sekali. Selain ia harus mengkonsumsi bubur tidak enak sebagai makanan, Alva juga tidak betah hanya diam berbaring seperti ini.
Alva melirik ke arah sang Mommy yang sedang mengupas buah apel dengan telaten. Mengamati betapa kusut wajah cantik itu. Dan itu semua karena dirinya, bukan? "Mommy?"
"Ya?"
"Apa Mommy semalam tidur nyenyak?"
Arell tersenyum lembut lalu mengangguk. Ia masih sibuk mengupas apel lalu membentuknya seperti kelinci.
Bohong. Alva tahu Mommy-nya sedang berbohong. Tidur nyenyak tidak akan meninggalkan bekas seperti kantung mata menghitam, bukan? "Mommy, bisakah Alva keluar hari ini? Alva sudah sehat setelah beristirahat semalam," ujarnya memelas.
Arell meletakkan potongan apel berbentuk kelinci ke dalam piring kecil lalu meletakkannya di atas pangkuan. Satu tangannya terulur menyentuh kening Alva untuk memeriksa suhu tubuh sang putra yang sepertinya normal. "Bagaimana perasaan Alva sekarang, Sayang?"
"Alva baik-baik saja, Mommy," Alva dengan cepat berpose seperti pegulat untuk memperlihatkan bahwa ia sehat-sehat saja membuat Arell tersenyum kecil.
"Baiklah, jagoan Mommy sudah sembuh. Kita bisa pulang hari ini jika Alva berjanji satu hal pada Mommy."
"Anything for you, Mom."
"Jangan sakit lagi," pinta Arell sambil mengusap lembut pipi Alva yang berlemak penuh sayang. Kesakitan Alva menjadi kesakitan sendiri di hati Arell.
Alva mengangguk tanpa menjawab. Ia juga mengulurkan tangan mengusap wajah sang ibu penuh sayang. Alva benar-benar menyayangi wanita tangguh ini. Bagi Alva, Arell lebih dari segalanya. "Alva akan selalu sehat untuk Mommy."
Jawaban singkat namun menenangkan untuk Arell. Wanita itu mengangguk lalu tersenyum kecil. Ia menyerahkan potongan apel berbentuk kelinci yang di sambut gelak tawa Alva.
Sedari dulu Alva selalu suka apel dengan potongan kelinci seperti itu.
"Oh ya Mommy, bisakah besok Mommy libur bekerja?" tanya Alva sambil terus mengunyah potongan apel membuat pipinya kian mengembung.
"Kenapa?"
"Ada acara di sekolah. Dan di haruskan menggundang kedua orangtua."
"Mommy pasti akan datang."
Alva mengangguk, melahap apelnya dengan wajah menunduk. Ada satu hal yang ingin Alva utarakan namun takut untuk mengatakannya. Ia tidak ingin melihat sang Mommy bersedih.
Namun sepertinya Arell menyadari perubahan sang putra. Wanita cantik itu tersenyum lalu mengangkat dagu Alva. "Katakan ada apa, Sayang?"
"Tidak apa-apa, Mommy."
"Alva yakin?" tanya Arell seolah-olah menyelidik. "Alva tentu tahu bahwa Mommy tidak bisa di bohongi, bukan?"
"Apa Mommy akan sedih jika Alva mengatakan hal yang ingin Alva katakan?"
Arell tampak berpikir sebelum tersenyum lebar. Sebenarnya ia tidak bisa menebak apa yang ingin Alva katakan, tapi melihat bagaimana Alva mengkhawatirkan dirinya seperti ini membuat Arell tersentuh. "Mommy akan mengusahakan untuk tidak bersedih. Jadi Alva bebas ingin menanyakan apa saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE#3 ✔️
RomanceRiyanti Arellna Najwa (24). Arell tidak pernah mengira bahwa keputusannya datang ke klub malam membuat hidupnya berantakan. Mabuk dan berakhir dengan one night stand dengan pria yang sama sekali tidak ia kenal. Rasa frustasi menyerang membuatnya mel...