2 - PERTEMUAN

15.1K 1.2K 264
                                    

PLAGIAT DILARANG MENDEKAT AND HAPPY READING DEAR 😘


PART INI AKU DEDIKASIKAN BUAT KALIAN SEMUA, TANPA TERKECUALI 😘
🌸🌸🌸


Tiga tahun kemudian.

"Bibi?" panggil Arell saat memasuki apartemen. Wanita itu melangkah masuk, meletakkan tas kecil miliknya diatas kursi lalu melangkah menuju dapur.

"Kau sudah pulang?" tanya seorang wanita separuh baya yang baru keluar dari kamar.

Arell mengangguk lalu tersenyum ramah. "Apakah Alva tidur?" tanya Arell sambil meneguk habis minuman yang baru saja ia ambil dari dalam kulkas.

"Sepertinya anak itu kelelahan. Dia tadi bermain dengan Vivian di sini."

"Bibi mau pulang?" tanya Arell saat melihat wanita itu membawa tas.

"Tidak masalah jika aku pulang cepat hari ini? Ada hal penting yang harus ku selesaikan."

Arell tersenyum lembut lalu melangkah mendekati wanita itu. Perlahan Arell mengenggam tangan yang mulai keriput dimakan usia. "Bibi tidak perlu meminta izin jika ingin melakukan sesuatu. Bibi tahu bukan bahwa aku sudah menganggap Bibi seperti Ibuku sendiri."

Wanita tua itu balas tersenyum. Mengusap rambut panjang Arell penuh kasih sayang. "Bibi tahu itu," ujarnya tergelak. "Ah ya. Maaf tadi Bibi tidak sempat berbelanja."

Arell menggeleng maklum. "Tidak masalah, Bibi. Aku yang akan berbelanja nanti. Terima kasih sudah menjaga Alva."

Wanita itu tersenyum lalu melangkah pergi. Arell dengan cepat mengambil tas-nya dan langsung melangkah menghampiri sebuah kamar yang terletak disamping kamarnya.

Tangan wanita itu terulur menyentuh gagang pintu lalu membukanya. Arell tersenyum melihat sosok kecil yang tengah terlelap diatas sebuah ranjang besar dengan motif salah satu tokoh hero, Spiderman. Arell melangkah pelan mendekat, duduk disisi ranjang lalu mengelus rambut coklat itu dengan penuh kasih. "Mimpi indah, Lumière," bisik Arell pelan sambil mengecup kening Alva.
***

"Mommy mau masak apa hari ini?" tanya Alva ketika mereka berdua tiba di salah satu pusat perbelanjaan. Anak laki-laki berusia tiga tahun itu menggandeng tangan Arell dengan senyum lebar.

Arell menunduk, balas tersenyum. "Alva ingin makan apa hari ini?"

Alva menyentuhkan telunjuk kirinya di pipi seolah berpikir membuat Arell tergelak melihat sikap menggemaskan putranya.

"Apapun yang Mommy masak, pasti akan Alva habiskan."

Arell terharu, tentu saja. Sejak memiliki Alva, Arell memiliki semangat untuk menjalani hidup. Diusir dari keluarga besarnya. Dan juga Mike, walaupun pria itu sempat murka namun Mike tetap mau bertanggung jawab atas perbuatan yang tidak ia lakukan, namun Arell memilih untuk pergi. Ia tidak ingin menghancurkan kebaikan Mike lebih dari itu.

"Ayo," ajak Arell semangat. Ia menggenggam tangan kecil Alva yang melangkah dengan senyum lebar menghiasi wajahnya. Sesekali anak itu akan mengoceh tentang apa yang ia lihat. Alva memang paling senang jika di ajak berbelanja. Ketika Arell bertanya alasannya. Alva dengan lugas menjawab.

"Alva ingin menjaga Mommy dari setiap orang-orang yang memiliki niat buruk pada Mommy."

Arell tidak pernah bertanya lebih jauh lagi. Ia hanya mengganggap itu hanya perkataan anak kecil saja. Lagipula Alva masih terlalu kecil untuk mengetahui mana yang jahat dan mana yang baik.

PROMISE#3 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang