Happy Reading !!
"Kau adalah orang pertama yang menculikku di jam seperti ini."
Hinata menoleh, mengatakan kalimat pertamanya setelah turun dari mobil Sasuke.
Lelaki disampingnya terkekeh, mengerling usil sambil melipat tangannya, bersidekap."Aku merasa tersanjung dan bangga." Ucapnya asal.
Sasuke membawanya ke pantai, dimana deburan ombak terdengar begitu mendominasi.
Udara masih dingin, saat Hinata memeluk lengannya sendiri untuk sekedar menghangatkan diri.
Tapi Sasuke orang yang peka terhadap situasi, dimana lelaki itu menarik pinggang Hinata untuk semakin merapat padanya.Menghirup aroma manis dari tengkuk Hinata, mengecup leher sampingnya dua kali.
Tidak ada penolakan berarti, dimana Hinata hanya mengerling ke arah Sasuke yang masih diam tanpa kata.
Lelaki disampingnya ini tidak seperti biasanya, sedikit lebih pendiam daripada sebelumnya.Hinata yang tidak betah didiamkan, akhirnya menggeser badan untuk berhadapan dengan Sasuke yang masih memeluk pinggangnya ringan.
Mengelus rahang tegas Sasuke yang kokoh, membuat Hinata tergelitik untuk mengecupnya dan melihat bagaimana reaksinya.
Berjinjit untuk mengecup rahang Sasuke, telinga Hinata menangkap geraman rendah dari lelaki dihadapannya.Seperti baru pertama kali berhadapan dengan perempuan, Sasuke mendadak gugup dengan kedekatan mereka.
Ditambah dengan wajah malu-malu Hinata yang menjauhkan diri darinya, semakin membuat Sasuke tergoda untuk menyentuhnya.Sebelum Hinata benar-benar menjauh, Sasuke menahannya.
Dengan sebelah tangan meraih tengkuk Hinata dan sebelah lainnya memeluk pinggang ramping itu, Sasuke menemukan bibir Hinata dan mulai menciuminya.Ciumannya yang liar dan dalam itu membuat Hinata kembali merasakan sesuatu yang terasa menyenangkan dan menggelikan.
Sasuke merengkuhnya semakin erat, membuat tubuh mereka tak berjarak.
Kakinya terasa lemas, Hinata pasti akan ambruk jika Sasuke tidak memeluk pinggangnya.Kakinya tak lagi menjajak pasir pantai yang lembut, Sasuke melepaskan ciumannya saat detik terakhir Hinata kehabisan napas.
Kepalanya terkulai di bahu keras Sasuke, dimana lelaki itu masih melanjutkan aktifitasnya yang membuat Hinata hampir kehilangan akal.Mendudukkan Hinata di kap mobil, dimana sekarang posisinya lebih tinggi dari tubuh Sasuke sendiri.
Bibirnya sudah bengkak, tapi Sasuke masih terus melumatnya tanpa henti.
Membuka dua kancing teratas piyama Hinata, menampilkan bahu mulus dengan tulang selangka yang indah.Ditengah-tengah kesadarannya yang mulai menghilang, Hinata memanggil namanya.
"Sasuke." Lirihnya dengan bola mata sayu yang berhadapan dengan bola mata yang menggelap milik Sasuke.
"Hmm?" Sasuke menyahut ringan, masih sibuk menciumi leher Hinata hingga ke tulang selangkanya.
Hinata pasti sudah tidak waras, saat membiarkan Sasuke melakukannya.
Bahkan saat lelaki itu menggeram rendah dengan wajah super tampan miliknya.
Wajahnya yang semerah kepiting rebus, menjelaskan seberapa malu dirinya sekarang.Sasuke melihatnya dengan tatapan mendamba, bergairah dan penuh cinta.
Bahkan saat lelaki itu mengusap pipinya, Hinata hampir mendesah saking lembutnya usapan itu.
Sasuke tidak tau, itu sangat menyiksanya.Bibirnya yang irit senyum itu akhirnya menampilkan lengkungan tipis penuh arti saat melihat Hinata yang memejamkan mata, merespon belaiannya.
Memeluknya sekali lagi, seperti tidak mau kehilangan moment intim yang membuat kontrol dirinya melemah."Jadilah milikku."
Sasuke membisikinya dengan kalimat bernada tulus yang membuat Hinata meremang, lelaki itu terlihat sangat rapuh dan tidak bisa ditinggalkan.
Hinata melingkarkan lengannya, memeluknya dalam dekapan erat.
Perasaan lain menyusup begitu saja, apa itu kasih sayang? Apa cinta?
Heyy .. yang benar saja!.

KAMU SEDANG MEMBACA
MR. MAFIA
FanfictionHyuuga Hinata, si gadis biarawati mantan anggota agen CIA dengan keahlian khusus sebagai penembak jitu. Bagaimana jika ia harus dihadapkan pada mafia beriman sejenis Uchiha Sasuke yang bisa sangat merepotkan. "Tuhan tidak akan menghukum orang yang b...