23. ☠ II

614 80 3
                                        

Happy Reading !!

Semuanya persis dengan apa yang dibayangkannya, dimana Hinata menemukan banyak orang penting yang datang ke acara malam ini.
Meski bertajuk sebagai pesta amal, pesta kali ini lebih cocok disebut sebagai pesta adu pamer kekayaan.

Dengan busana formalnya yang tampak menawan, berupa gaun hitam panjang dengan belahan tinggi yang menampilkan kaki jenjangnya dengan sempurna.
Hinata terlihat sangat menawan, perpaduan yang membuat Sasori dan Kiba berdecak kagum hingga saling tampar saat melihat Hinata keluar dari ruang ganti butik tempatnya menyewa pakaian untuk malam ini.

"Lakukan sesuai rencana. Jangan menarik perhatian." Katanya pada dua anak anjing yang terus mengikutinya selama ini.

Kiba berdecak, "Bukankah kau yang menarik perhatian?" Tanyanya.

Hinata mengerling, mengangkat bahu remeh sambil membenahi posisi senjatanya yang terselip di pahanya.
Selain disana, Hinata juga menyimpan pisau lipat di dalam dompetnya.
Bukan apa-apa, hanya upaya perlindungan diri disaat genting yang tidak selalu di antisipasinya.

"Sasori, pastikan bocah sialan ini tidak membuat masalah."

Sasori yang dipasrahi seperti itu hanya nyengir lebar sambil mengacungkan jempolnya, mengangguk mantap tanda setuju.
Dibandingkan Kiba yang serampangan, Sasori lebih bisa diandalkan.
Bukan hanya karena lelaki itu mantan detektif, lebih karena Sasori selalu berpikir cepat dan rasional di banyak situasi berbahaya.
Daripada menantang bahaya, Sasori lebih sering menghindarinya.
Tentu saja, orang gila sejenis Kiba yang selalu mencari perkara memang lebih senang menantang bahaya.
Sementara orang waras seperti Sasori, lebih senang menjauhinya.

Kiba tampak tersinggung, "Aku lebih berpengalaman daripada bocah ini, Hinata." Katanya merajuk.

Hinata menggeleng tidak peduli, dengusannya semakin membuat Kiba menjadi-jadi, hingga membuat Sasori harus memukul kepalanya untuk membuat anak lelaki itu sadar.

"Tenanglah, Hinata. Aku pastikan Kiba tidak mengacau kali ini." Katanya mantap.

"Baiklah. Kita berpisah disini. Jaga diri kalian baik-baik."

"Hm, kau juga Hinata."

Terlalu tidak masuk akal jika mereka datang bersamaan.
Karena itu, Hinata sudah membagi tugas antara dirinya dan dua anak lelaki itu.
Mereka sama-sama berbaur diantara banyak orang di dalam sana, mengandalkan kontak mata dan telepati untuk membuat kesepakatan.
Rencananya, Hinata akan mendekati Sai, selaku pemimpin Sunwon Grup.
Sementara Kiba dan Sasori, mencari celah masuk ke ruangan yang lebih dalam, dimana Sasori memiliki peta cetak biru bangunan yang dicurinya saat menjadi detektif dulu.
Memang kurang ajar bocah lelaki itu.

Dari jauh, dimana seorang lelaki dewasa barusaja keluar dari mobil mahalnya dengan penampilan yang begitu menarik perhatian para lalat betina yang berada disana.
Uchiha Sasuke mengatakan bahwa dirinya tidak pernah peduli pada sorotan publik, tapi nyatanya itu sama sekali tidak sama dengan realitanya.
Lelaki itu penarik perhatian, hingga membuat Hinata yang berdiri jauh dari tempatnya hanya bisa berdecak.
Jika bukan karena suara berisik yang mengganggu telinganya, tidak mungkin Hinata membalikkan badan untuk melihat apa yang terjadi di belakang sana.

Mendengus dengan wajah remeh yang tidak disembunyikan, terang-terangan menunjukkan ketidaktertarikannya pada makhluk pencari perhatian sejenis Uchiha Sasuke.
Mencela Sasuke jauh lebih mudah untuk dilakukannya, daripada memuji manusia yang satu itu.

"Kau beruntung terlahir dengan wajah tampan. Ckk, dasar pencari perhatian." Gumamnya dengan suara rendah.

Bersidekap tangan di bawah dada, mengalihkan pandangannya yang tanpa sengaja selalu melirik ke arah Sasuke yang sedang dikerumuni lalat betina di depan sana.
Tujuannya kali ini adalah menarik perhatian Shimura Sai, jangan sampai ia salah sasaran hingga membuat orang lain yang akhirnya datang padanya.
Dari apa yang diketahuinya, Sai bukan sosok lelaki yang sulit, anggap saja jika lelaki itu termasuk loyal dan mungkin bodoh.
Hinata tidak akan mengejar target tanpa mengetahui latar belakangnya, itulah yang selalu dilakukannya sebelum menerima misi sejenis ini.

MR. MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang