Happy Reading !!
Ruang kerja Sasuke bukan hanya sebuah ruangan dimana kau akan melihat setumpuk dokumen di ujung meja, bukan hanya sebuah tempat formal yang kaku seperti biasanya.
Sasuke membuat keamanan berlapis di ruang kerjanya, sensor dan laser.
Bahkan sistem rumit hanya untuk membuka pintu saja bisa membuat orang yang tidak paham akan memilih menendangnya dengan wajah kesal.
Selain sidik jari, sensor, laser dan sistem yang entah apa itu namanya, ruang kerja Sasuke dilengkapi dengan semua peralatan canggih dengan teknologi mutakhir yang tidak akan mudah dibobol orang.
Sasuke mengamankannya jauh lebih ketat dari ruangan lainnya, karena disanalah semuanya terkumpul, disana semua yang berbahaya berada.Sasuke barusaja keluar dari ruangan berbahaya itu, saat seorang pelayan dirumahnya mengatakan bahwa ia kedatangan tamu, seorang biarawati muda katanya.
Jika tebakannya tidak salah, maka artinya Hinata benar-benar datang ke mansionnya, meski ia tidak bisa menebak motif kedatangannya.
Benar dugaannya, gadis itu berdiri dengan tatapan bosan di depan anak buahnya yang berjaga di pintu depan.
Menguap lebar dengan wajah mengantuk yang tampak menyedihkan dan menggemaskan."Biarkan dia masuk."
Suara Sasuke membuat dua anak buahnya mengangguk patuh, mempersilahkan Hinata dengan wajah kaku yang tidak tampak ramah.
Hinata sudah biasa berhadapan dengan wajah membosankan seperti itu, jadi ia mengabaikannya.
Hinata tidak menggenakan seragam biarawatinya, meski kalung rosario itu seperti ingin menunjukkan diri bahwa dirinya adalah seorang biarawati.
Dengan celana jeans panjang, sweater ungu muda dan tas ransel kecil hitam, juga sneakers putih, rambutnya terikat tinggi, menyisakan anak rambut yang membingkai wajah bulat telurnya, Hinata terlihat seperti anak Sma yang manis dan sedikit nakal.Nyelonong masuk tanpa permisi pada tuan rumah, duduk nyaman di sofa ruang tamunya.
Sasuke selalu kehilangan kata-kata melihat tingkah Hinata yang seenaknya sendiri padanya, tapi selalu sopan pada orang lain."Ada apa pagi-pagi datang kesini, suster ?" Tanyanya dengan wajah tertarik.
"Aku tidak tahan lagi dengan semua ini. Kapan kau akan membereskan masalah gereja ?"
Hinata langsung ke intinya, tidak mau basa-basi untuk masalah serius ini.
Memasuki rumah seorang pemimpin mafia tidak membuat Hinata merasa takut, justru ia malah merasa tidak aman saat berada di luar sana.
Sasuke tidak terlihat tergesa-gesa, wajahnya menampilkan senyum manis yang membuat Hinata melihatnya sambil bertanya lewat sorot matanya.Apa kau gila ?
"Call down, princess. Semuanya akan selesai dengan cepat." Sasuke menjawab dengan sangat santai.
"Oya Sasuke, apa kau mempunyai anak buah dengan wajah chinese ?"
Hinata mendadak teringat pada dua orang yang membuntutinya, bahkan nyaris membuatnya celaka seandainya ia tidak berhasil melarikan diri.
Jika itu memang anak buah Sasuke, Hinata pastikan lelaki sialan itu akan menyesal seumur hidup karena hampir membuatnya tertabrak mobil disaat ia menggendong bayi di pelukannya.
Seandainya hanya Hinata saja tidak masalah, yang membuatnya begitu marah hingga kepalanya pusing adalah keberadaan bayi itu.
Hinata memang mengejarnya, tapi dua bajingan itu berhasil melarikan diri dan masuk ke gang kecil yang membuat Hinata malas mengejarnya, dimana disana pasti ada setidaknya selusin preman jalanan yang siap menghalangi jalannya.Sasuke tampak berpikir, sebelum Itachi datang bersama dengan Kakashi, menginterupsi.
Dua lelaki dewasa itu melihat Hinata dengan tatapan tidak biasa, sementara Hinata santai saja ditempatnya.
Itachi bertanya pada Sasuke lewat kontak mereka, dimana lelaki yang lebih muda darinya itu hanya mengangkat bahu ringan dengan senyum kekanakan.

KAMU SEDANG MEMBACA
MR. MAFIA
FanfictionHyuuga Hinata, si gadis biarawati mantan anggota agen CIA dengan keahlian khusus sebagai penembak jitu. Bagaimana jika ia harus dihadapkan pada mafia beriman sejenis Uchiha Sasuke yang bisa sangat merepotkan. "Tuhan tidak akan menghukum orang yang b...