Hyuuga Hinata, si gadis biarawati mantan anggota agen CIA dengan keahlian khusus sebagai penembak jitu.
Bagaimana jika ia harus dihadapkan pada mafia beriman sejenis Uchiha Sasuke yang bisa sangat merepotkan.
"Tuhan tidak akan menghukum orang yang b...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Dibuka dengan senyum manisnya abang duren yang makin meresahkan. 😍😘)
Hinata menatap horror pada tubuh telanjangnya yang hampir dipenuhi kissmark. Mulai dari pusar dan semakin banyak di payudaranya, Uchiha sialan itu bahkan memberikan beberapa di lehernya. Menutup mata sambil mendesah frustasi, Hinata bisa berharap agar ia mati saja setelah ini.
Jika ayahnya tau tentang ini, bisa dipastikan jika Hinata akan digantung di jemuran dan dijadikan tontonan banyak orang. Memalukan.
Setelah malam panas mereka, Hinata tidak menemukan Sasuke di sampingnya. Sejujurnya, Hinata berharap bisa melihat wajah tampan itu lebih lama, mimpi saja kau Hinata. Kenyataannya, bajingan sialan itu tidak ada disana saat Hinata membuka mata, bahkan ranjangnya sudah dingin menandakan jika lelaki itu sudah pergi dalam waktu cukup lama.
Tapi, sebatang bunga mawar putih dan secarik surat ditemukannya disana. Itu cukup menandakan jika Uchiha Sasuke tidak terlalu bajingan. Hinata merasa seperti seorang wanita bayaran, kata lain yang lebih halus dari jalang.
Menggaruk lehernya, pasrah membersihkan diri sambil menggosok badannya, berharap kuman-kuman itu lenyap dari kulitnya. Hinata meringis, pasti ibunya dan Himeka akan mengutuknya dari dalam liang kubur mereka. Dengungan itu seolah nyata, hingga membuat Hinata bergidik ngeri saat membayangkannya. Ohh .. Uchiha Sasuke harus dihajar setelah ini.
Itachi menatap horror dan ngeri pada Sasuke yang tersenyum konyol di tampang bodoh itu. Percayalah, seorang Uchiha Sasuke jauh lebih mengerikan saat tersenyum daripada saat mengamuk.
Saat sampai di mansion Sasuke pagi tadi, Itachi hampir kena serangan jantung saat melihat Sasuke yang nyengir lebar seperti orang kesurupan. Lelaki itu masih memakan sarapannya, dengan sunggingan tipis di bibirnya yang membuat Itachi mundur beberapa langkah. Itachi seperti melihat gajah terbang berbaju pink dengan rok biru, sangat mengerikan.
"Kau baik-baik saja?" Itachi akhirnya bertanya.
Berdehem untuk menyadarkan diri, "Tidak apa-apa." Jawabnya ringan, menahan malu.
Itachi menahan diri untuk tidak tersenyum saat melihat Sasuke yang merona seperti ini. Mengangguk paham dan berlalu meninggalkan boss besarnya yang sedang kasmaran, mirip sekali dengan bocah labil yang baru mengenal cinta. Kocak.
Sasuke mengambil ponselnya, mulai memata-matai Hinata. Ini bukan tindakan kriminal, tolong dicatat itu. Anggap saja jika ia hanya mengawasi gadisnya, ah salah. Bukan gadis lagi, wanitanya lebih tepat. Oke, apapun itu. Sasuke hanya ingin memastikan agar Hinata berada di tempat yang aman. Itu kenapa ia banyak memasang camera dan gps di barang-barang yang sering dibawa Hinata.
Sekarang, saat titik merah itu menuju suatu tempat yang dikenalnya, Uchiha Sasuke mengerutkan kening dalam. Kenapa Hinata harus datang ke tempat kotor itu lagi? Ngomong-ngomong, Sasuke sepertinya lupa jika Hinata masih bagian dari BIN.