Sick [Yunho x San]

993 86 10
                                    

Sore itu auditorium ramai sama anak-anak eskul Basket yang emang latihan rutin. Kebetulan dua bulan lagi turnamen nasional akan diselenggarakan, mendali emas sudah ditandai, agar menjadi satu dari sekian piala yang menghiasi 'Tembok Prestasi'.

Kelihatan mereka semua kelelahan setelah latihan tiga jam tanpa jeda, baju yang mereka pakai juga sudah basah karna keringat.

"Udah ya, Capt?" pinta salah satu anggota di sana.

Jung Yunho sang Captain hanya melirik dengan pandangan tajam, "Sebentar lagi."

Anggota yang lain hanya bisa menghela napas menghadapi kekeraskepalaan sang Captain.

Baru mulai men-dribble bola, ponsel Yunho berdering nyaring. Dia mengacuhkannya hingga nada dering itu berhenti, tapi tidak lama. Karna beberapa menit kemudian, kembali berdering lagi.

"Angkat aja, Capt!"

Yunho melemparkan bola ke Mingi yang langsung diterima oleh si Song. Dia berjalan menghampiri tasnya, menjawab panggilan.

"Apa?"

["Yu-yuno bisa jemput gak?"]

"Tapi Gue masih latihan, San."

Ada jeda sejenak, sebelum Yunho mendengar helaan nafas panjang di seberang sana.

["Gak bisa ya?"]

Yunho meng-mute panggilan dari San sebelum berteriak, "Latihan selesai, Lo-lo pada boleh balik," Lalu kembali meng-unmute, "Lo di mana?"

["Sanggar, samping gedung Lab."]

"Pacar Captain emang berkah ye. Kita bisa pulang cepet," celetuk Hangyul.

"Bacot Lo pada!"

Setelah mandi dan mengganti pakaiannya dengan baju bebas, Yunho berjalan ke Sanggar tempat biasanya eskul Tari atau Angklung latihan. Di sana sudah ada Choi San yang sepertinya sama-sama baru selesa latihan eskul. San mengenakan sweater hitam yang sepertinya familiar di penglihatan Yunho.

Apa itu salah satu hoodienya?

"Langsung atau main dulu?" tanya Yunho begitu jarak mereka dekat.

"Main dulu."

Dan di sinilah mereka sekarang, di kamar Yunho dengan si Tuan rumah yang asik memainkan ponsel, mengecek jadwal pertandingan turnamen nasional juga beberapa hal mengenai Basket dan latihan gabungan yang akan diadakan dengan eskul Cheerleader. Sedangkan San tiduran di kasur dengan kaki yang diluruskan sementara tubuhnya terlentang.

Hening sejenak.

San memerhatikan Yunho yang masih asik dengan ponselnya, mengacuhkan si manis.

Yunho memang seperti itu, pribadinya dingin tapi sebenarnya perhatian, kadang terlihat keras kepala namun juga lembut disaat bersamaan. Yang paling menjengkelkan adalah tingkat kepekaannya yang nol besar.

"Hiks..."

Satu isakan itu mampu membuat perhatian Yunho teralihkan sepenuhnya, dia menoleh ke arah San yang sudah menutupi wajahnya dengan bantal.

"Heh, napa Lo?"

Ponsel di tangan, Yunho letakan di meja. Dia bangun, menarik bantal yang masih menutupi wajah San, "Kenapa Lo? Gue mana tau kalo Lo gak ngomong heh!"

"Sa-- hiks... Sakit~" ujar San dari sela-sela bantal.

"Apanya yang sakit?"

Meskipun nadanya kedengaran tenang dan cuek, aslinya Yunho udah khawatir banget.

Geschichte Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang