Welcome [Wooyoung x San]

814 60 16
                                    

from 'US' universe!

San as Darrel
Wooyoung as Wirya
Yeosang as Rian
Jongho as Lintang
Hongjoong as  Harsa
Seonghwa as Hwaya
Mingi as Gavin
Yunho as Reza

-----

Malam tahun baru ini sama kayak malam-malam sebelumnya, mereka bakar-bakaran dan menyalakan kembang api beramai-ramai.

Berdelapan.

Ah, sekarang jadi sembilan dengan kehadiran bayi laki-laki buah cinta Rian dan Lintang.

Dan mungkin tahun depan akan jadi bersepuluh jika anak Wirya dan Darrel lahir nantinya.

Kali ini rumah Rian dan Lintang yang jadi markas utama kumpul mereka. Alasannya sederhana, kehadiran si bayi yang tak mungkin diajak pergi malam. Daripada dua orang tua baru itu tidak bisa ikut kumpul, lebih baik mereka semua yang mendatanginya. Termasuk Darrel yang tengah hamil sembilan bulan.

Semula acara bakar-bakaran ini berjalan lancar. Wirya dan Hwaya yang kebagian kerjaan bikin bumbu, sedangkan Harsa yang bagian bakar-bakaran. Dan sisanya menyiapkan kembang api yang akan dipasang ketika pergantian tahun tengah malam nanti. Kecuali Darrel sama Lintang yang cuma disuruh duduk-duduk aja. Karna baby bump Darrel yang udah besar menyusahkan dia dalam berjalan. Sedangkan Lintang harus menjaga Kio yang mulai aktif rambat sana-sini.

Wirya menghampiri Darrel yang sedang duduk. Spontan aja Darrel itu mengambil tisu yang tergeletak di sana, hendak mengelap wajah suaminya yang berkeringat.

"Panas ya, Wir?"

"Nggak kok. Kamu mau makan nggak? Baru jagung sama sosis sih yang dibakar," jawab Wirya.

"Nggak usah. Nanti aja bareng-bareng sama yang lain."

"Beneran?"

"I– Shh."

"Darrel? Kamu gapapa? Mana yang sakit?"

Darrel menggeleng, "Nggak apa-apa, Wirya. Tadi cici cuma nendang kecil kayaknya."

Wirya berjongkok, memposisikan wajahnya sejajar dengan baby bump Darrel. Tangan besarnya mengelus pelan perut sang suami. Dia berujar, "Cici jangan sering-sering nendang Dad ya. Kasian Dad kesakitan. Cici kan princess Papa yang paling cantik dan baik." Lalu mendarat kecupan namun terhalang kemeja yang dipakai Darrel.

"Iya, Papa~" Darrel sengaja menirukan suaranya selayaknya anak kecil.

Wirya bangun dari jongkoknya, mengusak rambut Darrel dan mencium bibirnya sebelum kembali pergi. Mungkin membantu Hwaya lagi.

Tak terasa waktu menunjukkan tengah malam. Riuh suara kembang api terdengar hampir dari semua tempat. Wirya tampak menikmati pertunjukan kembang api yang menghias langit malam. Tapi ketenangannya terganggu ketika sosok Darrel merangkulnya.

"Wirya," bisik Darrel.

"Kenapa, Sayang?"

"Perutku sakit." Darrel mendekatkan bibirnya ke telinga Wirya, berharap suara lirihnya terdengar jelas di antara suara riuh kembang api.

"Hah!"

"Kayaknya cici nggak sabar ketemu kita deh."

Tanpa banyak bicara, Wirya langsung mengangkat Darrel ala pengantin. Dia berteriak, "Iyan! Iyan, bawa mobil cepet! Darrel mau lahiran!"

Rian yang merasa terpanggil lantas menoleh menghadap Wirya dengan wajah bingung. "Hah?"

"Buruan!"

Geschichte Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang