Secret [Yunho x San]

1K 81 28
                                    

Sinar matahari masih mengintip malu-malu di bagian timur, tapi seorang Omega yang berbalut hanbok hitam itu sudah berkuda di pagi hari. Dia memang selalu melakukan aktivitas ini setiap harinya, berkuda dari kediamannya ke Istana. Meskipun statusnya sebagai Omega, dia malah lebih terlihat seperti Alpha atau Beta karna kemahirannya dalam berkuda dan memanah.

Dialah Choi San.

San menarik tali kekang agar kudanya berjalan normal ketika memasuki gerbang Istana, beberapa penjaga memberi salam ketika berpapasan dengannya dan dibalas senyuman oleh si bungsu Choi.

"Selamat pagi, Bangsawan Choi," sapa Yeonjun, salah satu Beta yang bertugas merawat kuda-kuda istana.

San yang baru memasukkan Kiyyo ke salah satu kandang kuda balas tersenyum. Dia menghampiri Yeonjun yang tengah menggosok salah satu punggung kuda di sana.

"Apa Raja akan pergi?" tanya San. Dia sering ke sini dan biasanya jika salah satu anggota Kerajaan pergi berkuda, kuda yang dipakainya akan dipersiapkan minimal beberapa jam sebelum keberangkatan.

"Putra Mahkota dan Hongjoong-wangja akan pergi berkuda nanti sore."

"Mereka sangat akrab ya," komentar San.

Yeonjun tertawa, "Kau dan Yunho-wangja juga sangat akrab."

Wajah San langsung memerah kala nama Pangeran Yunho disebut. Dia menepuk punggung Kiyyo sebelum meninggalkan kandang.

Sebelah timur Istana memang selalu ramai oleh banyaknya prajurit yang berlatih, entah berlatih memanah, berpedang, dan sebagainya.

Tapi diantara kumpulan prajurit itu, ada satu sosok yang begitu menonjol. Kain sutra yang dikenakannya beserta sulur-sulur benang emas seolah menegaskan statusnya sebagai salah satu anggota Kerajaan. Sosok itu mengayunkan pedangnya dengan leluasa tanpa ada lawan bertarung karna para prajurit itu pasti segan untuk bertarung dengan Tuan mereka sendiri.

Terkecuali satu orang.

"Mau duel pedang, Yunho-wangja?" tawar San.

Seorang Omega dari keluarga bangsawan Choi.

Yunho menghentikan gerakan pedangnya, melirik San lewat ekor matanya. Dia mendesis, "Saya tidak melawan seorang Omega, Bangsawan Choi."

"Anda akan menyesal karna meremehkan seorang Omega, Pangeran."

Tanpa aba-aba, San langsung melancarkan serangan ke arah Yunho, membuat hanbok yang dikenakan Putra Hyesun itu robek di bagian lengannya. Beberapa prajurit langsung mengangkat senjata sambil memasang pose defensif.

San tersenyum begitu juga Yunho. Mereka berkomunikasi lewat tatapan mata.

Yunho yang menyadari para prajurit yang mungkin akan menyerang San langsung angkat suara, "Tidak ada seorang murid yang harus dihukum hanya karna melukai gurunya. Turunkan senjata Kalian."

Meskipun bingung, prajurit-prajurit itu tidak ada pilihan lain selain menuruti perintah sang Pangeran. Sedangkan San menjulurkan lidahnya, mengejek prajurit tersebut.

"Jangan lakukan hal itu lagi di tempat ramai, Bangsawan Choi."

San mengerling nakal, "Kalau hanya berdua, boleh lebih dari itu?"

Yunho hanya bisa menggelengkan kepalanya, dia memasukkan pedang yang tadi dipakainya ke dalam sarung, lalu bergerak pergi.

"Yunho-wangja sangat menyebalkan!" rengek San.

Yunho mengacuhkannya, memilih meninggalkan arena latihan dan berjalan masuk ke Istana.

"Mau ke mana, Yunho Hyung?" tanya San.

Geschichte Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang