Menjadi anak seorang Ketua mafia membuat San sangat akrab dengan dunia bawah. Bahkan luka dan jahitan sudah sering didapatnya karna sang Ayah kerap membawa San ketika menjalankan misi-misi berbahaya. Tapi bersyukurnya sejauh ini, hanya luka-luka ringan yang didapat San karna pengawalnya yang berjumlah ratusan bahkan ribuan akan selalu menjaganya.
Baru kali ini San mendapat luka yang cukup serius hingga dia harus dirawat di rumah sakit selama beberapa hari. San sesungguhnya merasa biasa saja, tidak sakit atau apapun. Mungkin karena terlalu sering mendapat luka, tubuhnya menjadi terlalu terbiasa.
Tapi, ada yang membuat San sangat betah di rumah sakit. Siapa lagi kalau bukan dokter tampan yang menanganinya. Dokter bernametag Song Mingi itu mencuri perhatian San sejak pertama kali datang.
Psst! San bahkan pura-pura masih sakit agar sang Ayah mengijinkannya tinggal lebih lama.
"Hai, Dokter Song!" sapa San.
Mingi yang baru memasuki kamar rawat San hanya membalas dengan senyum tipis. Dia mengecek infus San, lalu menulis beberapa hal di kertas yang dibawanya. "Kamu terlalu aktif buat ukuran orang yang lagi sakit," komentar Mingi.
San balas tersenyum manis, menampilkan lesung pipinya yang juga sama manisnya.
"Semuanya oke kok. Kalau masih stabil besok udah boleh balik. Kamu sendiri gimana rasanya?"
San menyengir, "Seneng."
Mingi cuma geleng-geleng kepala mendengar jawaban San.
"Engga ada orang yang seneng kalo sakit, Choi."
"San-ie seneng soalnya ketemu Dokter Song mulu."
Mingi mengerutkan keningnya. Apa dia baru saja digombali oleh pasien di depannya ini?
"Saya juga ikut seneng kalau kamu seneng."
"Dokter Song jangan ngomong gitu~" rengek San.
"Kenapa?"
"Kan San-ie jadi makin berharap, humph-!"
Mingi tertawa. Astaga, pasiennya yang ini sangat lucu dan kekanakan, membuatnya gemas saja. Sekelebat percakapannya dengan rekan-rekannya terlintas, pembicaran mengenai Choi San. Mingi menggelengkan kepalanya. Teman-temannya benar bodoh karna mengatakan kalau San adalah putra seorang Mafia.
Mafia mana yang semenggemaskan seperti Choi San?
Ada-ada saja orang-orang itu.
•<>•
Okay, Mingi tarik kembali kata-katanya beberapa bulan lalu. Ternyata Mafia yang menggemaskan ada, Choi San salah satu contohnya.
Stigma yang tertanam mengenai Mafia berdarah dingin dengan wajah datar dan tampang sangar dipatahkan sepenuhnya oleh San.
Bagaimana laki-laki yang lebih tua dari Mingi itu memikat dan menjerumuskan banyak orang dengan sifat lucunya.
Jika bagi beberapa orang tersenyum merupakan simbol kelemahan, bagi Choi San senyumannya adalah senjata utamanya, jurus jitu yang membuatnya bisa menaklukkan banyak pria maupun wanita.
Tanpa terkecuali Song Mingi.
Mingi terpikat pada senyum Choi San.
Dan tentunya Mingi sangat tau konsekuensi dari menjalin hubungan dengan seorang Mafioso. Mingi memang hanya pernah mengetahuinya dari cerita-cerita fiksi yang dibacanya di internet.
KAMU SEDANG MEMBACA
Geschichte
Historia CortaSekumpulan kisah kapal-kapal ATEEZ dengan berbagai genre.