Chandra [Yunho x San]

478 44 0
                                    

Bagaimana mungkin dua makhluk berbeda bisa saling jatuh cinta?

-

Sosok kelelawar Yunho terbang menembus pepohonan pinus, menuju arah Utara. Malam ini sedang bulan purnama. Sial bagi Yunho karna dia kehabisan stok darah tepat di malam ini. Satu-satunya alasan Yunho menuju arah Utara sebab tidak ada satupun kawanan werewolf yang berani melintasi desa Moon Elf yang ada di sana. Sang peri bulan yang Yunho dengar kabar burungnya sangat cantik dan memesona.

Tidak ada satupun vampire yang pernah melihat sosok Moon Elf. Alasannya sederhana, para peri cantik itu hanya keluar setiap bulan purnama. Dan vampire -bangsa Yunho- tak pernah berburu setiap purnama.

Purnama adalah saat yang menyebalkan, sebab kala itu, werewolf -musuh para vampire, tengah mencapai kekuatan sepenuhnya. Dan itu merepotkan.

Kembali lagi pada Yunho.

Dia sedang mengawasi sesosok yang Yunho yakini manusia tengah duduk di tepian kolam. Sang vampire tidak tau pasti apakah sosok itu laki-laki atau wanita, sebab dia memiliki potongan rambut yang pendek namun memakai rok.

Rok yang transparan.

Tapi kalau dipikir-pikir lagi, laki-laki mana yang memiliki kaki jenjang dan putih bersih seperti itu.

Perlahan Yunho memelankan kepakan sayapnya, mendarat di batang pohon yang ada di sana tanpa disadari manusia tersebut.

Yunho mengambil ancang-ancang untuk menyerang.

Satu...

Kaki Yunho menjejak, bersiap menerjang.

Dua...

Yunho mengepakkan sayap kelelawarnya, menerjang tubuh yang masih terdiam itu.

Tiga...

Sosok itu tersadar, terbang menghindari Yunho menggunakan kedua sayapnya yang transparan. Sayap yang tadi Yunho kira sebagai rok.

"Vampire/Moon Elf!" gumam mereka bersamaan.

Dua makhluk berbeda jenis itu saling bertatapan dengan pandangan berbeda. Yang lebih kecil akhirnya buka suara, "Lancang sekali seseorang yang bukan dari bangsaku melewati kawasan ini," desisnya tajam. Sebelah tangan kecil itu terangkat, memancarkan cahaya yang menyilaukan.

Ah, Moon Elf juga punya sihir tersendiri.

Yunho pikir dia lebih unggul sebab bangsanya bisa bergerak cepat. Namun ketika serangan sang peri mengenai ujung sayap kelelawarnya. Yunho sadar bahwa lawannya tidak sepadan.

"Tunggu dulu!" pekik Yunho.

Sang peri tidak mengindahkan, dia terus terbang mendekati Yunho dengan sinar di tangannya.

"Terakhir kali ada bangsa non-elf yang melewati kawasan ini, aku buat matanya buta."

"Hentikan seranganmu, akan kukabulkan apapun keinginanmu!"

Peri bulan itu menurunkan tangannya, "Apapun?"

"Ya."

"Baiklah."

"Tapi sebelum itu, aku butuh darah manusia."

Sang peri bulan tersenyum tipis, "Ada yang sering berkemah tidak jauh dekat sini. Aku tunjukan jalannya."

"Setuju."

Yunho kembali merubah wujudnya menjadi kelelawar dan terbang di dekat sang peri bulan.

'Aku belum tau namamu,' ujar Yunho.

"Ah, Kau bisa berbicara?"

'Ya, Kau terkejut?'

"Sedikit."

'Kau belum menjawab pertanyaanku, Elf.'

"San dari Dark Moon Elf."

'Aku Yunho.'

"Aku tidak bertanya padamu."

'Anggap saja kita berkenalan tadi.'

Kepakan sayap San memelan ketika mereka mulai memasuki kawasan perkemahan yang biasanya didatangi manusia. Dia melirik sosok kelelawar Yunho, jari telunjuknya diletakan di bibir, isyarat agar tidak berisik.

"Kita cari yang berkemah sendirian."

'Baiklah, Manis.'

San menyipitkan matanya, "Tutup mulutmu sebelum aku sendiri yang menjahitnya."

Sang vampire hanya terkekeh. Dia kembali mengikuti San yang ternyata berhenti di dahan pohon.

"Itu dia," tunjuk San pada tenda kecil yang berdiri sendiri dan agak jauh dari tenda perkemahan lainnya.

Perlahan Yunho kembali merubah wujudnya hingga menyisakan sayap kelelawar yang masih mengepak pelan.

"Sekarang apa?"

"Katanya kau butuh darah manusia. Itu, aku sudah menemukan manusia yang tepat."

"Dan membuatnya berteriak ketika aku gigit lalu mendatangkan yang lain?"

"Aku tidak memikirkan sampai sana," gumam San.

Dua makhluk itu saling terdiam. Sampai sang Moon Elf menjentikkan jarinya.

"Apa?"

"Aku ada ide, tapi ini sedikit berbahaya."

"Lakukan. Aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi."

San baru sadar bola mata Yunho sudah berkilat-kilat sewarna merah darah. Itu artinya sang vampire benar-benar membutuhkan darah saat ini juga.

Sang peri membacakan mantra, tangannya bergerak pelan. Hingga satu cahaya keluar dari tenda yang sedang mereka awasi, menghampiri peri bulan tersebut.

"Itu apa?"

"Suaranya. Sekarang, cepat lakukan."

Yunho tidak mengerti apa yang si peri lakukan, tapi dia tetap menuruti permintaan San. Dia terbang, memasuki tenda, menyergap manusia yang ada di dalamnya, menghisap darahnya, kemudian keluar dari tenda lagi.

Tidak ada teriakan ataupun kegaduhan.

"Terimakasih, Elf."

"Sama-sama."

"Sekarang, apa permintaanmu?"

"Aku ingin melihat bintang," sahut San.

Alis Yunho terangkat, kaget karna permintaan sederhana sang peri.

"Hanya itu?"

"Aku belum pernah melihat bintang. Moon Elf hanya boleh keluar ketika purnama. Sedangkan saat purnama, cahaya bulan begitu terang. Jadi, tidak ada bintang yang terlihat ketika purnama."

"Baiklah, permintaanmu ku kabulkan."

Yunho kembali merubah wujudnya menjadi kelelawar. Dia terbang lebih dulu, gerakannya seolah meminta San untuk mengikuti.

San menurut, mengepakkan sayap perinya untuk terbang menyusul Yunho.

Si vampire rupanya membawa San ke wilayahnya. Lebih tepatnya ke sebuah gua di wilayah kekuasaan bangsa vampire.

San menjentikkan jarinya sebelum masuk gua, membuat sebuah cahaya kecil terbang di sekitarnya seperti lentera. Sang vampire terkagum-kagum melihat sihir moon elf. Keduanya memasuki gua tersebut dengan Yunho yang terbang lebih dulu.

Hingga ketika mereka masuk ke bagian tengah gua yang cukup luas serta ditinggali hewan-hewan bercahaya yang entah namanya apa. Yunho langsung merubah wujudnya menjadi manusia, lalu duduk perlahan sambil menatap dinding gua yang tampak cantik selayaknya langit malam bertabur bintang.

Sang peri bulan hanya bisa menatap takjub. Akhirnya, akhirnya dia bisa melihat bintang walaupun bukan benar-benar bintang. Tapi setidaknya ini sama cantiknya dengan bintang yang selalu ia lihat di buku cerita bergambar anak-anak yang sering dibawa murid-murid berkemah.

"Yunho, terimakasih," gumam San, menyandarkan kepalanya pada bahu lebar sang vampire.

"Sama-sama, Moon Elf."

–THE END–

Geschichte Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang