Wajah Seonghwa lantas pucat pasi ketika Ketos sekolahnya yang terkenal killer tiba-tiba memanggilnya. Dia bertanya-tanya dalam hati, memutar balik memorinya sekedar mengingat hal nakal apa yang sudah dilakukannya hari ini. Tak ada, Dia sedang dalam mode kalem saat ini.
Lalu, apa gerangan sang Ketos memanggil Seonghwa yang tengah berjalan ke parkiran sekolah?
"Kenapa, kak?" tanya Seonghwa.
Kim Hongjoong --ketua osis SMA Pelita-- memandangi Seonghwa dari atas ke bawah dengan pandangan menerawang.
"Lo Park Seonghwa?"
Seonghwa menganggukan kepalanya.
Hongjoong menunjukan secarik kertas yang ada di tangannya, "Lo yang ngirim surat homo ini ke Gue?"
Seonghwa membulatkan matanya. Harusnya surat itu diterima sama Kim Heejin, senior Seonghwa yang merangkap menjadi gebetannya. Kenapa tiba-tiba suratnya ada di Hongjoong?
"Ka--"
"Gue nemuin surat ini di loker," potong Hongjoong.
Seonghwa menggaruk tengkuknya, "Maaf ya--"
"Gue terima, Hwa. Mulai sekarang Kita pacaran."
"Eh?"
Otak Seonghwa mendadak blank. Dia memasang ekspresi bingung yang terlihat bodoh bagi sebagian orang, tapi bagi Kim Hongjoong ekspresi itu sangat menggemaskan.
"Lo dan Gue, Kita pacaran."
Seonghwa menganggukan kepalanya tanda mengerti. Namun sedetik kemudian matanya membulat sempurna. Dia memandang horor si Ketos.
Hongjoong senyum tipis melihat reaksi Seonghwa. Sebenarnya Dia mau mencubit pipi gembil itu, tapi takut Seonghwa risih. Dia berjalan mendekati Seonghwa sampai wajah Mereka berada dalam jarak yang cukup dekat.
Hongjoong memiringkan kepalanya. Dia mencuri satu kecupan dari bibir Seonghwa.
"Mulai besok jangan bawa motor. Biar Aku yang jemput," ujarnya, lalu beranjak untuk pulang.
Meninggalkan Seonghwa yang masih mematung di lorong, mencoba mencerna situasi yang ada.
●<>●
Esoknya, Hongjoong benar-benar menjemput Seonghwa. Pria bermarga Kim itu sudah ada di depan pagar rumah Seonghwa begitu si pemilik rumah keluar untuk pergi ke sekolah.
Hongjoong menyapa Seonghwa disertai senyuman hangat. Dia menyerahkan satu helm yang dibawanya ke tangan Seonghwa. Dia ternyata tidak main-main dengan ucapannya.
Seonghwa hanya bisa menurut. Masih terlalu terkejut dengan yang terjadi. Rasanya seperti mimpi. Dia menaiki jok motor Hongjoong dengan helm yang terpasang apik di kepalanya.
Seonghwa bahkan masih diam ketika Hongjoong menarik tangannya untuk melingkar di pinggang si Kim.
Begitu memasuki area sekolah, Seonghwa melepaskan pegangannya. Dia enggan menjadi tontonan dan bahan gosip hanya karna skinship tidak biasa yang dilakukannya dengan Hongjoong.
Mereka berpisah di lorong karna kelas dan jurusan yang berbeda. Hongjoong XII MIPA 2 dan Seonghwa XI IPS 1.
Hongjoong mengucapkan salam perpisahan. Dia juga mengatakan akan ke kantin bersama Seonghwa saat istirahat nanti.
Seonghwa mendecih. Percaya diri sekali, nanti diamuk Yeosang malah gelagapan.
Rasanya hari ini berjalan cepat bagi Seonghwa. Sepertinya baru beberapa menit Dia duduk di kelas sambil mendengarkan penjelasan guru, tiba-tiba bel istirahat berbunyi. Dia merapikan peralatan tulisnya ke tas.