Pagi-pagi kosan Seonghwa udah rusuh aja. Si pemilik kamar lari-larian sambil menyiapkan keperluannya untuk kuliah pagi ini. Tadi dia sempat bangun jam lima, tapi kelas pertamanya mulai jam sembilan. Niatnya cuma tidur-tidur ayam, eh malah kebablasan.
Pas Seonghwa buka pintu, ada gumpalan berbulu yang menghalangi di tengah-tengah jalan. Tadinya dia pikir cuma kain atau apa, tapi pas gumpalan itu malah bergerak ke arahnya, Seonghwa jadi panik sendiri.
Hampir aja Seonghwa mau menendang gumpalan itu, kalau saja dia tidak melihat manik coklat yang balik menatapnya.
Seonghwa berjongkok demi melihat jelas benda yang hampir ditendangnya tadi.
Ternyata seekor kelinci.
Seonghwa kembali termenung, mencoba mengingat kira-kira siapa di lingkungan rumahnya yang memelihara kelinci. Lalu menghela nafas karna dia tidak tahu siapa pemilik kelinci berbulu putih dengan bercak abu-abu ini.
Seonghwa mengangkat kelinci itu, meletakkannya di pojok kamar kosnya, "Lo situ dulu. Gue masih ada kelas. Ntar pulang kuliah, kita cari pemilik Lo bareng-bareng."
Mata Seonghwa melotot begitu melirik jam dinding yang tergantung di atas lemarinya.
Sial, dia sudah terlambat.
Setelah bunyi pintu yang dibanting cukup kencang, kamar itu sunyi senyap.
Poof!
Kelinci yang tadi ditemukan Seonghwa berubah menjadi wujud seorang pemuda yang mengenakan sweater berbulu putih dan bando telinga kelinci yang bergerak-gerak luwes. Sosok itu mengelilingi kamar yang terbilang kecil dengan hati-hati.
Dimulai dari meja belajar di pojok ruangan yang terisi beberapa buku dan sebuah tempelan di dinding berisi tulisan, mungkin jadwal kuliah. Lalu matanya tidak sengaja melihat sebuah foto yang terbingkai apik di samping buku-buku. Sebuah foto keluarga.
Kaki mungil ini kembali berjalan, menelusuri setiap sudut kamar, dan tidak juga menemukan dapur.
'Aku harus apa?'
Ah!
Tangan yang berbalut sarung tangah putih serupa kaki depan kelinci itu bertepuk tangan riang. Dia menggerak-gerakkan tangannya sambil merapalkan mantra, lalu tiba-tiba muncul makanan seperti sulap.
Sosok kelinci itu bersorak girang karna berhasil dengan mantranya. Dia kemudian duduk di depan pintu, menunggu pemilik kamar ini pulang.
---
Sang Kelinci yang mendengar suara pintu terbuka langsung menegakkan tubuhnya. Dia antusias sekali menyambut kepulangan calon tuan barunya.
Berbeda dengan Seonghwa yang langsung mematung melihat orang asing menerobos kamarnya. Dia mengambil gagang sapu yang terletak di samping pintu, mengarahkannya pada sosok asing di seberang sana.
"LO KOK BISA MASUK?? PENYUSUP YE LO?!"
Poof!
Si kelinci yang panik dan ketakutan kembali merubah wujudnya ke bentuk hewan.
Gagang sapu berbelok arah, kini untuk memukul kakinya sendiri.
"Aduh! Bukan mimpi ternyata."
Seonghwa menatap kelinci yang masih diam di tempatnya itu. Dia menghela nafas, ini akan jadi hari yang panjang.
---
Seonghwa menusuk-nusuk bulu kelinci dengan telunjuknya, "Ayo berubah lagi agar aku yakin kalo tadi bukan mimpi," gumamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Geschichte
Short StorySekumpulan kisah kapal-kapal ATEEZ dengan berbagai genre.