Secret [Wooyoung x San]

748 55 1
                                    

Satu-satunya ketakutan terbesar yang dimiliki Wooyoung ketika mengijinkan San masuk kepolisian adalah bahwa suatu saat nanti mereka akan bertemu di lapangan sebagai seorang musuh.

-

Markas utama EVE tidak pernah sepi, selalu ramai oleh bisingnya obrolan atau suara adu pedang. Orang-orang berpikir kalau EVE hanyalah kelompok kecil pembunuh bayaran yang terlalu cerdik. Mereka tidak tahu, dibalik pedagang kaki lima, atau seorang petani, atau pekerja kantoran biasa, bahkan pengemis di jalanan sebenarnya adalah bagian dari EVE. Mereka tidak butuh uang, mereka hanya orang-orang yang tidak mempunyai tempat untuk menyalurkan hasrat membunuhnya dan EVE menyediakan wadah itu dengan sukarela.

Terkecuali Jung Wooyoung. Mantan detektif kepolisian itu telah resmi bergabung dengan EVE karna sebuah perjanjian tidak tertulis antara dirinya dengan ketua kelompok ini.

"Jadi bayaran paling mahal apa yang kau maksud, Jung?"

"Nyawa."

Menjadikan nyawanya sendiri sebagai bayaran atas jasa yang telah diberikan EVE padanya.

"Lo nggak tau aja gue kaget banget pas ada Taeyong di sana."

"Padahal jelas-jelas Taeyong kepala kepolisian, lo dan dia pasti bakal ketemu suatu saat nanti."

"Tapi kalo ngalamin sendiri tuh rasanya beda!" bantah Jaehyun.

Sedangkan Wooyoung yang sedang membersihkan pedangnya dari noda darah hanya menyimak obrolan salah satu rekannya itu. Agak miris mengingat beberapa dari mereka ternyata menjalin kasih dengan seseorang di kelompok kepolisian.

"Dan gue liat San tadi."

Wooyoung melirik Jaehyun lewat ekor matanya, lalu kembali membersihkan pedangnya.

"Dia kepilih jadi tim khusus, Woo."

"Tim yang katanya mau ngungkap orang-orang kita?"

"Yups, seratus buat lo!"

Wooyoung memasukkan pedangnya yang sudah bersih kembali ke dalam sarung, lalu meletakkannya di tempat persenjataan lain. Kemudian dia mengambil tas miliknya, tempatnya menyimpan baju ganti sebab baju yang sekarang dikenakannya ternoda darah. Masuk ke salah satu unit apartemen yang kosong untuk mandi dan mengganti pakaian.

Markas utama EVE memang berada di pusat kota, lebih tepatnya di sebuah gedung apartemen minimalis yang katanya sudah penuh semua. Pfft, itu hanya kedok. Nyatanya gedung ini dibeli oleh sang ketua untuk dijadikan markas. Bagian luarnya sengaja dibuat seperti apartemen berpenghuni lainnya. Dalamnya juga sama, lantai satu dan dua di buat seperti apartemen normal, sedangkan lantai tiga dijadikan sebagai satu ruangan di mana mereka bebas melakukan latihan dan sebagainya.

Selesai membersihkan diri, Wooyoung turun ke basement untuk mengambil mobilnya dan pulang ke apartemen miliknya sendiri. Sampai di apartemen, dia melihat apartemennya kosong.

"San?"

Tak juga mendapat sahutan, Wooyoung lantas membuka salah satu pintu di sana, kamarnya. Barang kali San tengah tidur siang atau tengah mandi. Tapi tak juga ditemukan. Wooyoung kembali ke ruang tengah, dan melihat salah satu sepatu San ternyata tidak ada di rak.

"Ah, dia belum pulang."

Wooyoung berjalan ke dapur, membersihkan lengannya dari bercak-bercak darah lalu membuka kulkas hanya untuk melihat persediaan makanan yang dia punya. Dia lalu mengambil beberapa potong sayur juga daging ayam yang masih terbungkus rapi dalam kemasannya. Kemudian mulai memotong-motong bahan itu dan memasukannya ke penggorengan yang sudah berbumbu.

"Wooyoung-ie?"

Hampir menjatuhkan botol lada ke penggorengan akibat seruan tiba-tiba dari sang tunangan.

Geschichte Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang