Lelaki dengan manik coklat itu mengumpat begitu sampai di tempat tujuannya. Area yang merupakan tempat wisata itu berubah menjadi medan pertempuran. Sekumpulan Undead tengah memburu satu Jinn gila.
Undead, manusia yang dibangkitkan dari kematian untuk membunuh Jinn gila. Waktu hidupnya ditentukan berdasarkan sebanyak apa Jinn gila yang dibunuh.
Si manik coklat menutup hidungnya, "Sial, aura membunuh mereka ternyata mengeluarkan maya sebusuk ini."
Ponselnya berdering kencang.
"Ha?"
["....."]
"Oh? Oke-oke, makasih infonya."
Pria bernama lengkap Song Mingi itu menyingkap lengan kirinya yang tertutup kain.
Waktu hidupnya tinggal tiga jam lagi, mungkin cukup untuk menghabisi satu Jinn gila.
Mingi berlari ke tempat yang dimaksud kawannya tadi.
["Kayaknya di sini ada Jinn gila, tapi Dia menyamar jadi manusia. Lo mau?"]
Hah, meskipun beresiko. Mingi tidak punya pilihan lain, kan?
Kurang dari tiga puluh menit, Mingi tiba di tempat yang dimaksud Wooyoung. Salah satu pemukiman penduduk yang cukup ramai.
Mingi bisa melihat Wooyoung yang berdiri di depan sebuah panti asuhan. Dia menghampiri sang kawan, "Ini tempatnya?"
Wooyoung membuang puntung rokok yang tengah disesapnya, "Iya. Ke dalem aja sana.
"Tumben. Lo gak mau?"
Wooyoung mengangkat lengan kirinya, menunjukkan batas waktu yang sama sepertinya punya Mingi.
Waktu hidup Wooyoung masih 16 hari lagi.
Mingi segera berjalan memasuki panti asuhan itu. Di dalam, Dia bisa melihat bercak-bercak darah di dinding juga beberapa furnitur di sana.
"Hmm, kira-kira Jinn gila jenis apa ya?" gumam Mingi.
Mingi melangkah kakinya semakin dalam ke panti asuhan tersebut. Dia melihat beberapa potongan tubuh manusia, sepertinya Jinn gila itu tengah berburu.
"K-kak hiks j-jangan bunuh Yunho hiks. S-sadar kak! Ini Y-yunho, adek hiks kakak!"
Pandangan Mingi menerawang, "Masih ada manusia? Ck, merepotkan."
Mingi mendatangi asal suara teriakan tadi. Tepatnya di area dapur panti asuhan, ada dua orang manusia. Ralat, seorang manusia dan seorang Jinn gila yang menyamar menjadi manusia.
Tidak sulit bagi Mingi untuk menebak mana Jinn gila yang dimaksud Wooyoung.
Mingi mengacungkan samurainya ke arah laki-laki yang memegang pisau, "Minggir Lo."
Laki-laki itu menoleh, pipinya banjir oleh air mata. Tangannya yang memegang pisau juga bergetar ketakutan. Dia menggertak, "S-siapa Lo?!"
"Gue gak punya banyak waktu, bocah."
"K-kalo Lo mau bunuh Dia, Lo harus bunuh Gue dulu!" teriak laki-laki bernama Yunho itu.
Mingi berdecak, "Kakak Lo udah mati, orang itu bukan kakak Lo tapi Jinn gila."
Yunho keukeuh. Dia mengacungkan pisau yang dipegangnya ke arah Mingi, yang dibalas si Song dengan pandangan datar.
Oh, ayolah Mingi gak punya banyak waktu sebelum waktu hidupnya habis.
Mingi mengangkat samurainya tinggi-tinggi, "Gue gak segan-segan bunuh manusia."
Yunho terpejam, bersiap jika misalnya sosok Undead di depannya ini benar-benar menebas kepalanya dengan samurai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Geschichte
Historia CortaSekumpulan kisah kapal-kapal ATEEZ dengan berbagai genre.