Ha Jin tak pernah tahu jika pagi ini ia akan terbangun dalam keadaan dirinya sebagai putri raja.
Maksudnya begini...
"Nona kami sudah menyiapkan air hangat untukmu membersihkan tubuh. Aku tak tahu kau menyukai jenis pakaian seperti apa jadi aku menyiapkan beberapa dan semuanya akan tersedia di dalam kamarmu nanti. Sekarang, Silahkan habiskan sarapan anda. Tuan Cho mengatakan jika kami harus memperlakukanmu sebaik mungkin dan kuharap kau puas dengan pelayanan kami".
Tidak, Bukan.
Maksudnya....
Aish, Sial.
Ha Jin berulang kali menekankan pada dirinya sendiri jika ia adalah seorang jalang bukan putri raja yang semuanya di urus oleh orang lain.
Lalu apa ini semua?
Perlakuan macam apa yang sedang ia dapat?
"Jika kau membutuhkan hal lain atau barangkali kau menginginkan sesuatu kau bisa langsung mengat—".
"Stop".
Wanita paruhbaya yang sejak tadi bicara di dekatnya menghentikan kalimatnya sembari masih dengan tertunduk.
"Jangan perlakukan aku seperti ini, Aku sangat risih. Sial aku tak ter—".
"Tuan Cho menyuruh kami unt—".
"Arghhh sejak tadi kau terus menyebutnya". Lanjut Ha Jin, "Memangnya sepenting itu perintahnya? Kau tak perlu memperlakukanku seperti aku ini adalah seseorang yang harus dijaga dan dilindungi, Maksudku santai saja lagipula aku tidak seistimewa itu dan lagi hooo sial, Kau membuatku merinding sejak tadi dengan terus berbicara sangat formal padaku. Kau kaku sekali".
Wanita paruhbaya itu kembali berkata, "Anda adalah seseorang yang istimewa untuk tuan kami jadi kami juga harus memperlakukanmu dengan istimewa dan sangat hati-hati".
"Yak—".
"Tuan Cho hanya akan membawa satu wanita ke dalam rumah ini".
Ha Jin mengernyit.
Lalu?
Maksudnya, Apa hubungannya dengan....
"Aku tak mengerti apa yang kau bicarakan. Apa hubungannya dengan tuab-mu yang hanya akan membawa satu wanita ke dalam rumah ini dengan pembicaraan kita sekarang?". Ha Jin menggeleng mulai frustasi, "Dan ahhhh sial, Berbicara santailah padaku. Okh?".
Wanita paruhbaya di hadapannya akhirnya mengangkat kepalanya untuk menatapnya.
Wanita itu tersenyum tipis, "Nona Lee".
"Okh, Apa?".
"Terima kasih karena sudah mengembalikan gairah hidup Cho Kyuhyun".
"Ye? Apa? Aku tak salah dengar? Kau baru saja menyebut namanya langsung?". Ha Jin mengerutkan dahinya, "Sejak tadi kau begitu formal dengan memanggilnya tuan Cho, tuan Cho, tuan Cho dan tuan Cho".
Wanita paruhbaya itu kembali tersenyum, Kali ini sedikit lebih lebar, "Jangan tinggalkan Cho Kyuhyun".
"Ye?".
"Kau sudah menjadi pusat nafasnya".
"Tidak, Aku bukan pusat naf—". Ha Jin membalikkan kepalanya cepat, "Kau baru saja berbicara santai padaku?".
Wanita paruhbaya itu masih tersenyum menatapnya ketika kembali berkata, "Seseorang yang tuan muda-ku sayangi akan menjadi seseorang yang sangat ku sayangi juga. Ha Jin-ssi, Kau orangnya. Tuan muda tak pernah mengajak satu wanita pun untuk masuk ke dalam istana ini bahkan istrinya sekali pun".
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Romance
RomanceApa aku pantas jatuh cinta terlebih dengan sosok sempurna seperti dirinya?