***
Ini mungkin adalah salahsatu chapter terpanjang cerita ini so pelan2 aja bacanya and sorry kalau masih ada typo hihi thank u untuk yang tetap setia baca cerita2ku, Kalian baik banget.
Kota ini memang tak pernah salah dalam memancarkan keindahannya.
Hatinya akan selalu menjadi tenang hanya karena melihat gemerlap lampu jalan yang menjadi salahsatu ornament jalanan.
"Maaf aku meninggalkanmu sendiri, Telepon ini tak bisa ku tolak".
Ha Jin tersenyum bersama dengan red wine-nya yang baru saja mengalir membasahi tenggorokannya.
"Kau bicara seperti kau meninggalkanku ke ujung dunia. Tak apa, Lagipula itu memang telepon penting. Bagaimana kau bisa menolak telepon jika itu menyangkut tentang pekerjaan? Eii".
Dal Goon tersenyum berkata, "Aku bisa melakukannya".
"Hmm?".
"Menolak telepon sekalu pun itu tentang pekerjaan, Tidak. Aku bisa melakukan apapun untuk calon istriku yang cantik ini". Goda Dal Goon di ujung kalimatnya.
"Jangan terus menyebutku calon istri apalagi di hadapan banyak orang, Aku tak selayak itu untuk selalu kau banggakan".
"Kata siapa kau tak layak? Kau adalah wanita yang paling layak untuk ku banggakan. Aku tak ingin terlalu munafik dengan menyebut kau satu-satu nya kekasihku sebab sebelum bertemu denganmu aku juga pernah memiliki hubungan dengan orang lain tapi aku bersungguh-sungguh saat kukatakan kau memang pantas". Dal Goon melanjutkan dengan kembali tersenyum, "Lee Ha Jin, Calon istriku".
Ha Jin tersenyum kecil.
"Apa kau mencintaiku?".
Itu bukan pertama kalinya Dal Goon memberinya pertanyaan seperti itu tapi tetap saja lidahnya akan selalu keluh, Seolah hatinya ingin menghindar.
Seolah bibirnya enggan memberi jawaban yang memang sedari awal tak pernah ia simpan.
"Jika kupikirkan lagi, Kau tak pernah mengatakan kau mencintaiku".
"Aku menyukaimu kau tahu itu". Seru Ha Jin keluh.
Dal Goon hanya mengangguk bersama dengan hatinya yang lagi dan lagi menginginkan jawaban lebih, "Menyukai seseorang belum tentu mencintainya tapi mencintai seseorang sudah pasti kau menyukainya".
"Dal Goon-ssi—".
Dal Goon mencoba untuk mengakhiri pertanyaan-pertanyaan yang akan membuat situasi lebih dingin dengan mencoba untuk lebih ceria, "Ah, Benar. Saat aku pergi untuk mengangkat telepon tadi, Kulihat teleponmu juga berbunyi. Siapa yang menelepon?".
Selalu saja seperti ini.
Dal Goon akan selalu menjadi pihak yang mengalah untuk tersakiti.
"Mommy Jane".
"Mommy Jane?".
Ha Jin mengangguk pelan.
"Kenapa?".
Menghela nafasnya malas, Ha Jin mencoba untuk tetap bersikap normal dengan berkata, "Apa lagi hmm? Dia selalu khawatir pada Hyun Ah-ku. Yang ada di otak mommy hanya Hyun Ah dan Hyun Ah. Dia bertanya apa Hyun Ah sudah makan? Apa Hyun Ah cocok dengan udara disini? Ouwh, Aku bosan dengan sikap berlebihannya".
Dal Goon tertawa kecil, "Mommy Jane hanya terlalu mencintai Hyun Ah".
"Ng, Benar".
Ada sekitar dua menit berlalu yang terisi hanya dengan suara angin dan dentingan sendok yang saling beradu sebelum Dal Goon kembali berkata, "Hari ini hari terakhir bukan?".
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Romance
RomanceApa aku pantas jatuh cinta terlebih dengan sosok sempurna seperti dirinya?