***
Hai, Sepertinya ada beberapa yang gak paham hihi btw ini udah chapter akhir.
Iya, Ibarat drama ini the last episode-nya.
Terima kasih yang sudah sayang sama Ha Jin dan mas Kyuhyun, Kalau kalian kangen Hajin-Kyuhyun tenang krn di cerita baru selanjutnya mereka akan hadir kembali.
Ini masih rencana tapi kayaknya aku bakal bikin satu chapter penutup manis untuk cerita ini.
Tungguin yah.
Salam dari Ji Sun Oh unnie yang manis ^^v
Maaf banget baru bisa up sekarang huhu aku sibuk nonton Badminton :p
Terima kasih yang masih mau sabar nunggu cerita ini, I love you.
Ini hampir 5000 kata so enjoy it ^^
"Kenapa tersenyum padaku?".
"Aku tak boleh tersenyum pada suamiku sendiri?".
Kyuhyun membuang nafasnya malas untuk kemudian melanjutkan memeriksa pekerjaannya melalui ponselnya.
Sikap Kyuhyun yang sedikit berubah sangat Ha Jin mengerti.
Sikap pria itu berubah juga karena dirinya yang bodoh.
Bagaimana pun pengangkatan rahim yang sempat ingin ia lakukan telah melukai hati dan harga diri Kyuhyun bukan hanya sebagai seorang pria tapi juga sebagai seorang suami dan kepala keluarga.
Dan Ha Jin sadar betul akan hal itu.
"Sampai kapan kita disini oppa?". Ha Jin tak menyerah, "Kapan kita akan pulang?".
Ha Jin tak kuasa menahan dahaga keingintahuannya tentang seluk-beluk rumah ini, Setidaknya hingga hari ini Kyuhyun sama sekali tak menyinggung mengapa dan kenapa dirinya dibawa ke rumah ini tapi membujuk Kyuhyun yang sedang merajuk keras seperti ini sama saja seperti menyuruh seekor harimau untuk tersenyum.
Sulit.
"Hyun Sung-Hyun Ah pasti mencari kita oppa".
Suami tampannya itu melirik dingin padanya sebentar sebelum kembali menatap layar ponselnya.
Apa lagi yang harus ia lakukan untuk meluluhkan hati pria tembok ini?
Apa ia harus bunuh diri?
Sial, Hentikan otak sialanmu Lee Ha Jin.
Menghela nafas keras, Ha Jin segera berdiri dari duduknya sembari berkata, "Jika kau memang masih menganggapku istrimu". Ha Jin menggeleng keras dengan bibir bawahnya yang ia gigit, "Aku menunggumu di taman belakang. Kita harus menyelesaikan semuanya, Aku tahu aku sialan bodoh. Sikap dan keputusanku yang sepihak tak mudah untuk dimaafkan tapi aku tak suka dan tak sanggup jika kau terus bersikap begini padaku oppa".
Melangkahkan kakinya Ha Jin kembali berhenti pada langkah kedua, "Lebih baik tembakkan pistol ke kepalaku atau tusuk aku dengan pisau atau tumpahkan seluruh amarah-mu padaku, Itu semua pantas kudapatkan darimu jika mengingat betapa bodohnya aku ini". Ha Jin menarik nafasnya yang semakin berat.
Itu juga yang menjadi pertanyaannya akhir-akhir ini, Mengapa tubuhnya sering terasa lelah?
Mengapa ritme nafasnya menjadi lebih sering memberat?
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Romance
RomanceApa aku pantas jatuh cinta terlebih dengan sosok sempurna seperti dirinya?