9. ALANNE 🐰

523 31 0
                                    

Yang masih semangat baca jangan lupa jejaknya yaa^^
Kasih tau juga kalau ada typo, gumawo...

Yang masih semangat baca jangan lupa jejaknya yaa^^Kasih tau juga kalau ada typo, gumawo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Anne baru saja keluar dari gerbang sekolah bersama murid lain yang pasti bukan temannya.

Apa Anne sudah bilang kalau temannya itu cuma Gwen saja?
Bukan karena Anne sombong atau terlalu pilih-pilih teman, hanya saja Anne tipikal orang yang susah sekali berinteraksi dengan orang lain, Anne juga tidak mudah beradaptasi dengan lingkungan baru.

Mempunyai sifat seperti itu memang kadang menjengkelkan, Anne sampai dibilang anak cupu, tidak gaul, sok-sokan bahkan dia sering diejek karena tidak punya teman. Nasib baik ada Gwen yang menjadi tameng untuknya. Orang-orang itu tak tahu saja kelakuan Anne kalau di rumah, Anne hanya benar-benar jadi dirinya saat sedang di rumah atau saat bersama orang-orang terdekatnya saja.

Tapi kali ini, Anne benar-benar sendiri. Gwen sudah pulang bersama cowok entah siapa dan cowok keberapa yang dekat dengan Gwen. Anne tak masalah tanpa Gwen kali ini, Anne juga kalau pulang sekolah sudah biasa dijemput kakak lelakinya.

"Halo, Bang? Udah sampai mana? Tumben belum nyampe?" Anne yang masih berdiri di depan gerbang mulai menatap sekitarnya, mencari keberadaan kakaknya.

"Ah iya, halo, Ne. Sorry nih sorry, Bang Nuka gak bisa jemput. Ada kelas tambahan, pulang malem malah."

"Yah, terus gimana? Aku pulang sendiri nih? Kok gak bilang dari tadi?" Anne sebenarnya jengkel, tapi sebisa mungkin Anne menjaga nada suaranya tetap biasa saja.

"Jadwal abang padat hari ini, ini aja abang lagi rapat terus izin ke toilet buat ngabarin lo. Maaf ya, nanti gantinya pas pulang abang beliin lo seblak mau?"

"Cih, kalau nyogok bisa aja. Ya mau lah! Sama mie ayam."

Anne dengan berat hati berjalan kaki, kalau kakaknya tidak bisa menjemputnya itu artinya Anne harus naik kendaraan umum, dia harus ke halte yang berada di ujung jalan sana. Tak jauh, tak dekat juga, sedang lah.

"Buset, tuh perut kecil-kecil karet ya. Oke deh oke, ya udah tutup dulu ya. Mau lanjut rapat."

"Iya, semangat, Bang!"

Terdengar suara tawa berat dari seberang sana. "Lo juga semangat jalan kaki ke haltenya ya. Gempor gempor dah tuh kaki. Hahaha."

"Rese dih, nanti abang ya yang pijetin."

"Belum kapok ya, hem?"

Anne tanpa sadar menepuk jidatnya sendiri. Dia baru ingat kalau pijatan kakaknya itu sangat bahaya, bukannya menyembuhkan malah seperti ingin meremukkan badan. Anne pernah dulu dipijat kakinya oleh sang abang tapi bukannya sembuh malah tambah tidak karuan.

ALANNE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang