32. ALANNE 🐰

307 21 0
                                    

Semangat dong bacanya :)
Aku pantau loh jejaknya :)
Kalau ada typo kasih tau aku yaa :)

Semangat dong bacanya :)Aku pantau loh jejaknya :)Kalau ada typo kasih tau aku yaa :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tapi Hydra tak punya kuasa untuk menyembunyikan berita penting ini dari Al.

Jadi setelah menerima panggilan dari Ares, dengan berat hati Hydra memberitahu ke Al soal keadaan papanya. Jelas Al sangat terkejut, dia hampir saja lupa kondisi papanya karena terhanyut dalam kebahagiaan sederhana di panti saat ini.

Dirinya ingin pergi langsung ke rumah sakit tepat saat kabar itu terdengar. Jadi, Al berterima kasih ke Hydra yang membantu untuk memberitahu ke ibu panti, berkatnya keadaan tak kacau. Anak-anak tampak senang dan merasa cukup menghabiskan waktu bersama Hydra, Al dan Anne. Mereka membiarkan ketiganya pergi.

Dan sekarang Al baru saja sampai di rumah sakit, kakinya berlari dengan cepat. Raut wajahnya jelas terlihat khawatir dan sedih, pikirannya buruk dan mengarah kemana-mana. Hydra di belakangnya tampak kewalahan mengejar, apa lagi Anne yang masih juga ikut.

Padahal Al sudah mau mengantarkan Anne pulang tapi gadis itu ingin menemani Al, setidaknya Anne ingin memastikan Al tidak apa-apa dan tidak akan melakukan hal buruk selama ada Anne di sampingnya.

Di depan ruangan papanya sudah ada Gamma dan Izar, sepertinya mereka juga mendapat telepon dari Ares dan mereka khawatir ke Al jadi berniat menemaninya.

"Papa gue ...."

Gamma mendekat dan menepuk-nepuk pundak Al yang masih naik turun. "Lagi diperiksa sama dokter."

"Lo lagi di panti? Ponsel lo kemana? Ares yang panik telponin kita semua." Izar berdiri sambil menyandarkan pundaknya ke tembok, tapi tatapan matanya jelas sedang marah. "Gue bahkan kita tau panti itu penting buat lo, tapi inget juga ponsel itu gak kalah penting. Kok bisa-bisanya gak bawa ponsel. Sesusah itu bawa ponsel?"

"Zar?" Hydra menegur, ini bukan waktu yang tepat menyalahkan Al yang tidak membawa ponselnya. Ditambah Al juga masih sakit, dia kacau untuk mengurus diri sendiri, pikirannya kemana-mana.

Anne baru sampai, dia tampak ngos-ngosan. Izar yang pertama kali melihatnya, dia mendengus lalu memalingkan wajahnya. Sedangkan Gamma menyuruh Anne untuk duduk.

"Pantes lupa semuanya, dikintilin ceweknya terus."

"Zar?" Lagi-lagi Hydra menegur, suaranya sedikit menaik.

"Apa? Salah? Gue cuma khawatir sama Al, gue takut kalau dia lupa papanya masih di rumah sakit. Dia terus aja sibuk ngurusin cewek-cewek yang gak ada habisnya." Izar menegakkan tubuhnya, menghembuskan nafas lalu menghampiri Al yang masih menatap pintu ruangan papanya.

"Gue cuma gak mau Al nyesel kayak gue dulu pas bokap pergi gue gak ada di sampingnya. Tapi amit-amit, jangan sampai hal itu terjadi. Bokap lo gak bakal kenapa-kenapa dan dia bakal selamat, gue selalu doain itu."

ALANNE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang