Chapter tambahan

752 70 37
                                    

Dango head
Sekuel

Kehidupan keluarga Uchiha di akhir pekan

Beberapa tahun kemudian. Lebih tepatnya 7 tahun kemudian. Alur dipercepat.

"Naruto! Apa kau belum selesai berdandan? Takuya(7th), Shingo(6th), Arisa(5th), Shoko(3th) dan Takeru(3) sudah tidak sabar, dobe!" seru Sasuke. Ia sudah tidak mampu mengasuh kelima anaknya yang umurnya masing - masing berbeda 1 tahun, kecuali Shoko dan Takeru. Mereka kembar.

"Iya sebentar, teme! Tinggal ikat rambut saja!" jawab Naruto dari dalam kamar.

Sasuke merasa lelah karena harus menjaga kelima putra dan putrinya. Ia merasa aneh dan kagum kepada istrinya yang bisa mengurus kelima anaknya tanpa bantuan seorang baby sitter. Hanya satu asisten rumah tangga yang bekerja di rumahnya. Itupun hanya mencuci, menjemur dan menyetrika pakaian. Sisanya semua pekerjaan rumah tangga, Naruto yang lakukan. Naruto memang istri hebat dan idaman bagi Sasuke. Beruntung Sasuke menikahi Naruto sedari masa sma dulu.

Takuya sedang bergelut dengan tabletnya. Meski usianya masih menginjak 7 tahun, ia sudah bisa membuat aplikasi khusus untuk anak - anak seusianya.

Shingo sedang asyik menggambar, lalu Arisa. Ia sibuk menyisir. Meski umurnya baru 5 tahun, Arisa sangat pandai menata rambutnya sendiri. Itu berkat sang ibu yang selalu membiarkan Arisa menyisir dan mengatur rambutnya.

Si kembar, mereka asyik berlari ke sana kemari hingga ayah mereka pusing tujuh keliling melihatnya.

Doeeng. Sasuke jadi vertigo. Ia pun meledak. "Shoko! Takeru! Berhenti!! Daddy jadi pusing!!" perintah Sasuke dengan galaknya.

Si kembar pun berakhir dengan menangis karena dimarahi oleh ayahnya.

Tap tap tap. Suara langkah kaki Naruto.

💢"Sa su ke! Jangan bentak si kembar!!" amuk Naruto dengan rambut cepol dua yang berkoar - koar.

"A aku tidak memarahi mereka, Naruto. Tadi aku hanya meminta mereka untuk berhenti," jawab Sasuke, ngeles.

"Huh. Alasan saja." Naruto pun menenangkan kedua putra putri kembarnya. "Cup cup cup. Anak mommy jangan nangis dan jangan nakal ya."

"Tapi tadi daddy nyelemin banget, mom!" adu Shoko dan Takeru bersamaan.

Set. Naruto segera menoleh ke arah sang suami yang sedang duduk di sofa sambil memijat keningnya yang sakit. "Kau kenapa, Sasuke kun?" tanya Naruto berdiri dan menghampiri sang suami yang terlihat tidak sehat.

Sasuke melirik sekilas kepada Naruto lalu ia memijit kembali keningnya. "Hanya sakit kepala."

"Apa kau sudah minum obat? Masa di hari libur akhir pekan kau malah sakit?" Naruto merasa cemas.

"Entahlah. Aku juga tidak ingin sakit, dobe," sahut Sasuke. Memang merasa sakit kepala. Tidak pura - pura sakit.

"Oke. Kau duduk di sini. Aku akan mengambilkan obat dan air," kata Naruto pergi untuk mengambil obat dan air.

Shoko dan Takeru duduk di sisi kiri dan kanan ayah mereka. Set. Shoko memijit lengan kiri Sasuke, sedangkan Takeru memijit bahu kanannya.

Sasuke terkejut dengan tindakan kedua putra putri kembarnya. Tapi ia merasa senang karena merasa diperhatikan oleh kedua anaknya yang baru saja ia marahi.

"Maafkan kami, daddy," ungkap Shoko merasa menyesal.

"Kami udah bikin daddy sakit kepala," tambah Takeru.

Mereka berdua terlihat sedih melihat sang ayah sedang sakit.

Sasuke tersenyum lalu memeluk kedua anak kembarnya. "Daddy juga minta maaf karena telah memarahi Shoko dan Takeru," sahut Sasuke. Ia merasa begitu bahagia.

Shoko dan Takeru tersenyum bahagia. "Telimakasih, daddy! Kami sayang daddy!" seru si kembar. Mereka duduk di pangkuan Sasuke.

Arisa melirik pada sang ayah. Perlahan ia bangkit dan menghentikan aktivitasnya. Ia pun mendekati Sasuke dan duduk di samping kirinya.

Sasuke terkejut dengan tindakan Arisa. Arisa itu sifatnya mirip dengan Sasuke. Dingin dan kurang pintar mengungkapkan perasaannya.

"A.. Aku juga ingin duduk dengan daddy," gumam Arisa dengan suara pelan.

"Hn. Silakan, Arisa," jawab Sasuke tersenyum lembut.

Blush. Arisa merona. Ia pun menyandarkan kepalanya di lengan sang ayah.

Shingo yang melihat ketiga adiknya sedang berkumpul dengan sang ayah, ia juga ingin ikut serta. Berlari dan langsung duduk di sisi lain Sasuke.

"Aku juga mau dekat daddy. Anak daddy kan bukan cuma mereka bertiga," ujar Shingo. Ia melakukan hal yang sama dengan Shoko.

Sasuke menyambut dengan ramah atas tindakan sang putra kedua. Ia merasa senang karena dikerumuni oleh 4 putra putrinya yang sangat manis dan menggemaskan.

"Nah, Takuya. Apa kau tidak mau berdekatan dengan daddy juga, hn?" tawar Sasuke tersenyum.

Takuya mengalihkan pandangannya dari tablet. "Hn. Aku mau sama mommy saja. Mommy empuk dan hangat," jawab Takuya tersenyum sinis.

"Eh?" Betapa terkejutnya Sasuke mendengar perkataan dari sang putra sulung yang terkesan mesum. Empuk itu dada istrinya yang sangat besar. Dulu saja sebelum menikah dada Naruto sudah besar. Apalagi sekarang. Ia sudah menyusui kelima anaknya. Sasuke juga ingin disusui oleh Naruto.

Tap tap tap. Orang yang dimaksud telah datang. "Sasuke kun, ini obat dan airnya," ucap Naruto menyerahkan obat dan segelas air putih.

"Tolong suapi aku. Kedua tanganku sibuk memegangi si kembar yang tertidur pulas. Shingo dan Arisa juga tertidur di sisi kiri kananku," kata Sasuke meminta pertolongan.

"Oke. Buka mulutmu," perintah Naruto.

"Man ja," ejek si sulung aka Takuya.

Sasuke melirik sekilas pada Takuya. Kemudian ia membuka mulutnya. Naruto pun memasukkan obat dan meminumkan air putih pada sang suami.

Setelah itu Naruto duduk di sofa di depan Sasuke. Pukh. Takuya langsung duduk di pangkuan sang mommy.

"Takuya? Ada apa? Tak biasanya sulung mommy manja begini, hm?" tanya Naruto sambil mengusap surai Takuya yang pendek.

"Aku juga ingin duduk di pangkuan daddy tapi daddy sudah penuh. Jadi aku duduk di pangkuan mommy saja. Hn?" jawab Takuya tersenyum manja.

Sasuke berdecak. Tadi putra sulungnya tak bicara begitu. 'Dasar menyebalkan,' umpat Sasuke dalam hati.

Takuya menatap tajam pada sang ayah. 'Aku bisa duduk sama mommy. Hanya berdua,' suara hati Takuya.

'Dasar bocah sialan!' suara hati Sasuke seakan bisa membaca isi hati Takuya.

"Ya.. Duduk saja di sini. Mommy akan memangkumu, Takuya," kata Naruto dengan senyum keibuan.

"Aku sayang mommy. Tapi.. Gimana kalau aku minta adik lagi, mom?" pinta Takuya.

"Eh?" Naruto terkejut.

Kali ini Sasuke setuju dan senang pada Takuya yang menyebalkan itu.

"Kan adik Takuya sudah 4. Apa tidak kebanyakan, hm?" tolak Naruto dengan lembut. Ia melirik pada sang suami. Sang suami pura - pura tidak menyadari lirikan mata dari sang istri.

Takuya tersenyum manis dan polos. "Kurang, mom. Biar ada yang duduk di sisi kiri dan kanan mommy. Jadi aku mau dua adik lagi!" seru Takuya dengan riang.

"A.. Apa?!" teriak Naruto.

Sasuke tersenyum dalam hati. Akhirnya ia bisa melakukan itu lagi. Senangnya. Begitu pikir Sasuke.









Thor punya niat bikin beberapa cerita tambahan di fanfic ini seputar kehidupan si ekor ayam sama kepala dango setelah punya anak. Tapi chapternya nggak panjang. Gimana? Ada yang setuju? Tolong komen ya. Takutnya pada belum rela fanfic ini tamat(author kepedean).






Sekian dan arigatou gozaimasu




Bogor, 29 Maret 2021




Finadika

The Chicken Butt and the Dango Head(End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang