Chap 4

1.6K 130 16
                                    

Semua karakter milik Masashi Kishimoto sensei
Thor hanya pinjam tanpa izin
Ide asli milik thor
Jika ada fanfic yang sama itu hanya kebetulan semata
Genre : hurt, romance
Pair : gaarafemnaru, sasufemnaru
Sifat tokoh di fanfic berbeda dengan versi anime dan terkadang ooc
Cerita gaje
Typo bertebaran






Happy reading








Suara siulan terus dilantunkan oleh sesosok pemuda tampan dengan model rambut ekor ayam aka Uchiha Sasuke. Minyak wangi ia semprotkan ke sekujur badannya. Setelah dirasa sempurna, penampilan tampannya yang hanya mengenakan seragam sekolah itu, ia pun ke luar dari kamarnya.

Senyuman tak pernah luntur dari paras tampannya. Ia juga memegang sekotak coklat yang semalam ia beli dari seorang penjual berkostum pelayan. Mengingatkan kepada sosok gadis pirang yang sedang berlari - lari di pikirannya tanpa lelah.

Itachi tak henti - hentinya memerhatikan tingkah laku adik kesayangannya yang menurutnya sangat aneh. Beda dari biasanya. Lebih wangi, cerah dan berbunga - bunga.

"Suit suit. Sepertinya ada yang sedang jatuh cinta," ucap Itachi sesekali melirik adiknya yang sibuk menikmati sarapannya.

Sang ibu aka Mikoto ikut melirik ke arah Sasuke. Lalu ia tersenyum. "Syukurlah. Nanti kenalkan pada kaa san ya. Gadis jenius mana yang bisa membuat putra es kaa san meleleh. Kya.. " Reaksi Mikoto begitu berlebihan hingga membuat sang anak ilfil.

"Nii san sok tahu. Aku sudah sarapannya. Terima kasih makanannya. " Sasuke berdiri. Sang ayahnya tidak merespon. Ia hanya meminum teh hangatnya dengan santai.

"Kaa san, aku berangkat dulu ya. " Sasuke memasukkan bekal yang ibunya siapkan ke dalam tasnya. Ia berniat makan siang bersama dengan gadis yang ia incar.

Itachi menyusul adiknya. Ia juga berdiri di dekat sang adik dan menepak bahunya. "Mau nii san antar gak? "

"Aku mau pakai sepeda yang kemarin ku bawa. Hn. " Lagi - lagi Sasuke tersenyum. Pikirannya sudah eror.

Doeng. "Terserah kau saja. Hati - hati ya dan semoga sukses." Sang kakak melangkah naik ke atas tangga.

"Kaa san, aku berangkat! " Sasuke sudah siap pergi.

"Hati - hati! " sang ibu menjawab dari balik ruangan lain.

Sasuke menutup pintu rumah. Ia segera berjalan ke arah garasi untuk mengambil sepeda yang dipinjamkan oleh Naruto. Ia harus bergegas pergi karena harus menjemput Naruto terlebih dahulu.

Sepeda terus ia kayuh. Ingin cepat - cepat bertemu dengan sang tambatan hati. Begitu pikirnya.

Sesosok gadis manis bersurai pirang dengan dua buah dango di kepalanya sedang berdiri di depan rumah. Pemandangan yang langka dan sangat indah bagi seorang pemuda berambut ekor ayam itu.

Sang gadis menoleh ke arah datangnya sang pemuda. Ia tersenyum tipis. Walaupun tipis namun bisa membuat debaran jantung sang pemuda berdetak lebih cepat.

'Naruto memang lebih cocok dengan wajah tersenyum daripada datar. ' Sasuke menghentikan laju sepeda di depan Naruto berdiri.

"Maaf dan terimakasih. Sasuke kun jadi harus mengantarkan sepedaku. " Nada bicara Naruto masih datar dan sedikit kaku tapi Sasuke senang mendengar suara gadis berdango itu.

"Tidak apa - apa. Justru aku yang harus berterima kasih padamu, Naruto. Kau mau meminjamkan sepedamu padaku. " Sasuke meraih sesuatu dari dalam saku celananya. "Ini. Untukmu. "

The Chicken Butt and the Dango Head(End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang