Chap 5

1.6K 120 43
                                    

Semua karakter milik Masashi Kishimoto sensei
Thor hanya pinjam tanpa izin
Ide asli milik thor
Jika ada fanfic yang sama itu hanya kebetulan semata
Genre : hurt, romance
Pair : gaarafemnaru, sasufemnaru
Sifat tokoh di fanfic berbeda dengan versi anime dan terkadang ooc
Cerita gaje
Typo bertebaran











Happy reading






Masih di hari yang sama, hari mereka latihan lari berpasangan. Sasuke dan Naruto berlatih hingga matahari berada tepat di atas kepala mereka. Suara perut lapar telah mengganggu konsentrasi mereka dalam berlari. Keduanya pun memilih untuk duduk di pinggir lapangan. Meminum minuman yang Sasuke beli untuk menghilangkan rasa haus mereka. Tapi yang namanya lapar beda dengan haus. Kedua mata Naruto mulai berkunang - kunang. Ia sudah tidak bisa berlari lagi. Jangankan untuk berlari, berdiri saja sudah tidak sanggup.

Brukh. Naruto pun pingsan. "Na.. Naruto?! " Sasuke sangat panik. Ia segera membuka ikatan di kaki mereka. "A.. Apa yang harus ku lakukan? " Mendadak otak pintarnya tumpul seketika. Ia panik dan juga bingung. Akhirnya ia memilih untuk mengangkat tubuh gadis pirang itu. Sasuke pun menggendong Naruto di punggungnya. Kebetulan rumahnya tidak jauh dari sini. Jadi Sasuke akan membawa Naruto pulang ke kediaman Uchiha.

Beberapa menit kemudian, Sasuke pun sampai di depan gerbang rumahnya. Tangannya sibuk memegangi tubuh Naruto yang pingsan. Jadi tidak bisa membuka gerbang. Untung saja ibunya, Mikoto ke luar dan membuka gerbang.

"Sa.. Sasuke. Ada apa? " tanya Mikoto terkejut. Apalagi putra bungsunya pulang dengan membawa seorang gadis di punggungnya.

"Na.. Naruto pingsan, kaa san."

"Apa?! Naruto pingsan? Cepat bawa ke dalam! "

Sasuke pun melangkah lebih cepat. Ia tidak mau gadis pirang itu sakit atau terjadi sesuatu yang buruk padanya.

Sofa empuk di ruang keluarga menjadi sandaran bagi tubuh sang gadis pirang untuk dibaringkan. Mikoto segera mengambil minyak kayu putih dan mengoleskannya ke dekat hidung sang gadis.

Rasa bersalah menyelimuti hati Sasuke. Seandainya ia tidak membiarkan Naruto berlatih hingga siang maka ia tidak akan pingsan.

"Ukh.. "

Naruto tersadar. Sasuke merasa lega. Ia berjanji pada dirinya sendiri tidak akan membuat Naruto kelelahan lagi. Apalagi jika sudah menjadi istrinya nanti. Sasuke yang akan bekerja mencari nafkah untuknya dan istrinya hanya mengurus rumah dan anak - anaknya. Bahkan ia akan mempekerjakan asisten rumah tangga untuk membantu istrinya. Sepertinya Sasuke juga kelelahan. Sampai - sampai ia berhalusinasi.

"Syukurlah. " Mikoto merasa tenang.

"A.. Aku di mana? Kepalaku.. Pusing.. " Naruto berusaha bangun dari posisi tidurnya dibantu oleh Mikoto.

"Kau di rumah bibi, Naru chan." Mikoto tersenyum tulus. Sasuke masih berdiri. Ia masih panik dan shock.

"Eh? Ke.. Kenapa bisa? Tadi kan aku.. " Naruto menoleh ke arah Sasuke.

"Maaf. Kau pingsan karena kelelahan," gumam Sasuke. Ia bingung harus berkata apa.

Naruto menunduk. "Maaf. Aku selalu merepotkan Sasuke kun. "

Mikoto mengelus rambut panjang Naruto. "Sasuke tidak merasa direpotkan olehmu. Nah, sekarang, ayo kita makan. Kau pasti lapar kan? " ajak Mikoto. Ia menawarkan ajakan makan siang dengan lembut.

Naruto menatap wajah ibu dari Sasuke itu. "Maaf, bibi. Aku juga merepotkan bibi. Aku bukannya menolak, tapi lebih baik aku pulang saja. "

"Kau mana bisa pulang dengan keadaan seperti itu, dobe. Mau pingsan lagi di tengah jalan? Atau mau diculik?!" ungkap Sasuke dengan nada ketus. Sebenarnya ia peduli tapi ia malah berbicara dengan nada kasar dan jutek.

The Chicken Butt and the Dango Head(End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang