Apa yang akan terjadi jika seorang Uchiha Sasuke memasak? Kita lihat saja penjelasannya di chapter berikut
Pada awalnya Sasuke berpikir memasak itu sangat mudah. Hanya menuangkan minyak, mengiris sayuran dan bumbu. Ternyata lebih sulit dari dugaannya. Pernah sekali Sasuke memasak. Hasilnya dapur berantakan. Minyak tumpah ke mana - mana. Bahan makanan yang berupa sayuran tergeletak di lantai. Masakannya yang hanya satu macam Sasuke masak hasilnya gosong dengan rasa dan rupa menyeramkan.
Sejak saat itu Naruto tak mengizinkan Sasuke memasak. Kecuali masak ramen instan. Ia tak mau dapurnya berantakan bak kapal pecah.
"Biar aku saja yang masak, Sasuke kun. Kau jaga anak - anak. Aku sedang ingin makan ramen ekstra pedas dengan banyak toping. Emh.. Jadi ngiler," ujar Naruto meninggalkan Sasuke dengan kelima anaknya.
'Padahal aku mengajukan diri untuk memasak agar terhindar dari tugas mengasuh kelima bocah nakal ini. Kepada ibunya mereka bersikap manis dan patuh. Sedangkan padaku mereka sangat nakal. Kalau bukan anakku, sudah kugantung di pohon beringin,' suara hati Sasuke. Untung Naruto tidak bisa mendengarnya. Jika bisa, bakal terjadi perang di dunia perfanfiksian sasufemnaru deh.
Kelima putra putri pasangan sasunaru datang bersamaan menuju sang ayah yang sedang beristirahat duduk di sofa di ruang keluarga.
Tap tap tap. Suara langkah kaki kelima Uchiha junior.
"Daddy!!" panggil si kembar, Shoko dan Takeru berlari. Mereka langsung duduk di paha kiri kanan ayahnya.
"Wah.. Si kembar. Ada apa Shoko dan Takeru ? Hn?" tanya Sasuke dengan nada lembut. Kalau dingin nanti ia dibuang ke palung Mariana oleh Naruto.
"Daddy, kapan mommy melahilkan?" tanya Shoko.
"Eh?" beo Sasuke. "Hn.. Beberapa bulan lagi. Memangnya kenapa?"
"Aku ingin gendong dedek bayi," ucap Takeru begitu semangat.
"Bayinya kan kembal jadi kita bisa gendong nggak gantian. Yeee!!" seru Shoko.
Si kembar pun berlari meninggalkan sang ayah entah ke mana. Namun dilihat dari arahnya mereka berlari ke dapur.
"Dasar bocah tidak bisa diam," gumam Sasuke. Ia masih tampak begitu lelah. Ternyata punya anak banyak sangat melelahkan. Begitu pikir Sasuke.
"Daddy sayang nggak sama mommy?" tanya si sulung, Takuya pada sang ayah. Takuya duduk di kursi dekat sofa yang Sasuke duduki.
"Tentu saja sayang. Memangnya kenapa kau tanya begitu, Takuya?" tanya Sasuke.
"Bawa kami jalan - jalan," pinta Arisa, putri ketiga pasangan sasunaru.
"Kami ingin piknik, daddy," rengek putra kedua, Shingo.
"Baiklah. Kalian mau piknik ke mana? Jangan ke pantai. Ibu kalian sedang hamil. Dia akan sangat kelelahan mengejar adik kembar kalian nanti kalau ke pantai," ujar Sasuke.
Shingo, Takuya dan Arisa tampak sedang berpikir keras.
"Disneyland!" seru ketiganya bersamaan.
"Oke. Minggu ini kita ke sana," jawab Sasuke, tersenyum. Sudah lama ia tidak piknik bersama keluarganya. Pekerjaan di kantor membuatnya begitu sibuk dan kelelahan.
"Ajak kakek dan nenek juga ya, daddy," pinta Arisa.
"Oke. Kakek yang mana? Kakek Fugaku atau kakek Minato?" tanya Sasuke.
"Dua kakek dan dua nenek," jawab Arisa antusias.
"Paman Menma dan bibi Lemon juga ajak," usul Shingo.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Chicken Butt and the Dango Head(End)
FanfictionKisah Uchiha Sasuke seorang siswa SMA dengan memiliki kesempurnaan fisik, kekayaan melimpah, otak jenius dan diidolakan oleh para kaum hawa. Suatu dia bertemu dengan siswi otaku berkepala dango, Uzumaki Naruto. Seorang siswi yang tidak pernah meliri...