Chap 8

1.4K 118 24
                                    

Semua karakter milik Masashi Kishimoto sensei
Thor hanya pinjam tanpa izin
Ide asli milik thor
Jika ada fanfic yang sama itu hanya kebetulan semata
Genre : hurt, romance
Pair : gaarafemnaru, sasufemnaru
Sifat tokoh di fanfic berbeda dengan versi anime dan terkadang ooc
Cerita gaje






Happy reading






Sudah beberapa hari ini Naruto tinggal seorang diri di kediamannya. Ia masih memikirkan lamaran dari temannya, Uchiha Sasuke. Pasalnya lamarannya itu terlalu mendadak. Naruto juga masih duduk di bangku kelas 11 SMA. Ia masih sangat muda untuk menikah tapi ia juga sudah mulai merasa kesepian dan takut tinggal sendiri. Sepanjang malam gadis pirang berdango itu selalu saja menangisi kepergian pamannya yang mendadak. Ia tidak percaya jika pamannya telah pergi meninggalkannya untuk selama - lamanya. Naruto benar - benar sebatang kara saat ini. Ia adalah seorang gadis yang membutuhkan sosok pelindung.

Uchiha Sasuke. Pemuda yang diam - diam ia perhatikan. Tapi karena rasa percaya diri yang rendah, Naruto enggan berhubungan dengannya. Namun, ia tidak pernah menyangka jika pemuda itu malah mendekatinya. Naruto tak pernah menggodanya, menyapanya juga tidak pernah. Malah ia menolak saat duduk di sebelahnya. Bahkan Naruto sudah sering menolak keberadaan pemuda itu. Dirinya yang dibully oleh para mantan kekasihnya. Yang aneh, ia malah ditolong olehnya. Pemuda itu semakin dekat dengannya.

Naruto hanya takut dirinya kembali jatuh cinta pada orang yang salah. Ia tak mau sakit hati. Cukup satu kali ia dikecewakan oleh Gaara. Tak mau lagi dirinya kecewa.

Takdir berkata lain. Sasuke tetap saja mendekatinya meski Naruto sudah menolak dan tak memedulikannya. Di saat pamannya meninggal, Sasuke malah melamarnya. Lelucon yang sangat tidak lucu. Menikah bukanlah suatu permainan. Bagi seorang Uzumaki Naruto, pernikahan itu adalah hubungan yang sakral. Ia ingun menikah satu kali dalam hidupnya. Naruto takut. Takut Sasuke hanya mempermainkannya. Umurnya juga masih sangat muda untuk menikah. Lagipula Naruto hanya gadis biasa yang sudah yatim piatu. Cantik juga tidak. Dia terlalu memiliki banyak kekurangan. Rasanya ingin pergi menyusul pamannya. Ia tidak ingin hidup lagi.

"Hiks.. Paman.. Aku ingin bertemu dengan paman. Hiks.. Apa aku harus menyusul paman saja.. ?" Naruto sudah menyiapkan tali tambang dan juga kursi. Ia memulai aksinya. Kehidupannya terlalu menyedihkan untuk dilanjutkan. Lebih baik ia pergi saja menyusul pamannya.

"Sasuke, maafkan aku. Terimakasih karena selama ini kau selalu menjaga dan menolongku tapi aku sudah tidak kuat lagi dengan kehidupan ini. Maaf.. Aku menyukaimu. "

Naruto pun mengakhiri hidupnya dengan cara menggantungkan diri di tali di dalam kamarnya.

"Tidak!!! " teriak Sasuke.

Nafas pemuda itu terengah. Dahinya dipenuhi keringat. Hatinya sakit. Jantungnya berdebar lebih kencang. "Na.. Naruto bunuh diri? Ti.. Tidak. Aku tidak akan membiarkan itu terjadi. " Sasuke terbangun dari tidurnya. Tadi ia hanya bermimpi. Mimpi yang sangat buruk. Naruto pergi meninggalkannya dengan bunuh diri. Sasuke segera bangkit dari tempat tidurnya. Mencuci wajah dan berganti pakaian. Tujuan utamanya adalah rumah Naruto. Ia harus memastikan jika Naruto tidak melakukan hal yang sama seperti di dalam mimpinya.

Sasuke berjalan dengan langkah yang begitu cepat. Hari masih pagi dan sekarang adalah akhir pekan jadi tidak pergi ke sekolah. Sasuke meminta izin kepada ibunya untuk pergi ke rumah Naruto. Ibunya mengizinkannya. Lagipula Sasuke dan Naruto akan segera menikah meski hanya menikah secara agama. Saat usia mereka mencapai 18 tahun, mereka akan dinikahkan secara hukum negara.

Kali ini Sasuke benar - benar ceroboh. Harusnya ia pergi dengan naik motor tapi ia malah jalan kaki. Biarlah, itung - itung joging.

Langkah pemuda jangkung itu semakin cepat. Ia tak mau terlambat. Naruto sangat berharga baginya. Jika Naruto pergi, Sasuke hanya butiran debu yang tak berguna.

The Chicken Butt and the Dango Head(End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang