🐧 Tigang Doso Gangsal 🐧

328 16 6
                                    

Bianca mengerjapkan matanya berulang kali ketika merasakan sinar terang yang hangat mengenai wajahnya, membuat dirinya terbangun karena itu.

Kesadaran Bianca masih belum terkumpul penuh, dirinya merasa heran, saat matanya terbuka dia merasakan suasana yang asing di tempat ia tidur. Bianca sadar, ini bukanlah kamar pribadinya, kepanikan segera menghampirinya, dia berusaha untuk mengingat hal-hal yang terjadi pada dirinya semalam.

Gosh!

Mengapa tidak ada sehelai pun pakaian yang menutupi tubuhnya kecuali selimut?

Matanya terbelalak seketika saat ingatannya berhasil menembus kejadian semalam yang terjadi antara dirinya dengan Zayn.

For God's sake!

Dirinya memang bodoh! Menghadapi pria bajingan seperti Zayn saja dia tidak bisa? Seharusnya semalam dia tidak terjebak di sini, seharusnya semalam dirinya berhasil kabur! Tetapi mengapa?

Astaga!

Rasa bersalah untuk dirinya sendiri segera menghampiri palung hati. Lagi-lagi dia mengingkari janji yang telah  dia ikrarkan untuk dirinya sendiri.

Very stupid!

"Oh, ternyata lo sudah bangun." Ucap seseorang dari arah kamar mandi, membuat Bianca segera menoleh dan menatap orang itu sembari mengeratkan selimut yang memeluk tubuhnya.

Pria itu tersenyum miring. "Terima kasih atas malam indahnya, lo terlihat sangat menikmati malam itu."

"Bastard!"

"Tidak perlu sungkan-sungkan baby, jujur saja kalau perasaan lo juga bahagia, apakah kita bisa melanjutkan malam-malam berikutnya?" Pria itu semakin mendekat ke arah Bianca, memilin rambut Bianca satu persatu, namun dengan cepat tangan Bianca segera menepisnya.

"Jangan harap hal itu terjadi lagi!"

"Come on baby, jangan malu-malu, lo adalah jalang yang terbaik."

"Keterlaluan! Gue bukan jalang!"

Zayn tertawa meremehkan. "Terus apa kalau bukan jalang? Wanita rendahan?"

Mendengar kata itu Bianca segera menatap mata Zayn dengan tajam dan penuh amarah. "Jangan pernah katakan itu lagi!"

"Kalau memang lo bukan jalang, lo nggak akan menikmati hal yang terjadi antara kita semalam."

"Damn it! Tutup mulut busukmu! Bastard!" Setelah mengucapkan umpatan demi umpatan itu, Bianca segera meraih dress di sampingnya dan memakainya dengan cepat, lalu dirinya segera bangkit dari ranjang itu, meraih tasnya, dan keluar dari apartemen ini, meninggalkan Zayn yang masih tersenyum miring.

"Bitch yang tidak tahu malu." Lirihnya sembari merebahkan dirinya ke atas ranjang, menatap langit-langit kamarnya dengan perasaan yang seperti tidak ada maknanya, tidak bisa diartikan dengan kata-kata.

Zayn menghela napasnya dengan panjang, dia juga tidak mengerti mengapa dirinya bisa menjadi pria yang bajingan seperti ini.

Mungkin karena kurangnya perhatian dari keluarga, membuat dirinya menjadi berlaku seenaknya.

Dia hanya takut satu hal, jika sampai dirinya nanti melakukan hal yang tidak senonoh kepada orang yang dia cintai sebelum waktunya tiba, maka itu akan membuat dirinya sangat merasa bersalah dan tidak akan pernah untuk memaafkan dirinya sendiri.

○○○

Pintu mobil terbuka seiring dengan dua orang yang keluar dari dalam sana. Menampilkan sosok direktur utama dari perusahaan Zeroun Corp beserta dengan sekertarisnya.

GAVIN✔ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang