I won't lie to you
I know he's just not right for you
And you can tell me if I'm off
But I see it on your face
When you say that he's the one that you want
And you're spending all your time
In this wrong situation
And anytime you want it to stopI know I can treat you better
Than he can
And any girl like you deserves a gentleman
Tell me why are we wasting time
On all your wasted cryin'
When you should be with me instead
I know I can treat you better
Better than he canAlunan lagu treat you better dari shawn mendes yang keluar dari mulutku ini diiringi alunan gitar dengan suara yang tenang memenuhi balkon kamar tidurku yang langsung menghadap alam terbuka yang saat ini tengah bercuaca ramah.
Bintang yang bertaburan indah diselingi dengan bulan sabit yang sinarnya begitu terang membuat sudut bibirku terangkat membentuk lengkungan yang berarti senyuman, rasanya aku hampir lupa kapan terakhir langit malam seindah ini, menemani sepanjang malamku dengan keceriaannya.
Namun sayang, untuk saat ini keceriaan yang ada di langit berbanding terbalik dengan diriku, entahlah apa yang terjadi pada diriku, pikiranku terus saja tertuju pada Bianca, perempuan yang baru saja aku kenal tadi sore itu ternyata mampu membuat rasa penasaran akan berbagai hal menyeruak dalam diriku.
Apa sih alasannya aku bersimpati pada dirinya? Mengapa tiba tiba aku ingin melindunginya dari segala mara bahaya? Mengapa aku merasa aku wajib untuk melindunginya? Dia hanyalah seorang perempuan murahan Gavin!
"Woy kak diem diem bae!". Aku terlonjak kaget saat mendengar suara memasuki balkon kamarku, siapa lagi kalau bukan Keiza, My enemy yang selalu menggangguku.
"Ngagetin kakak aja sih!".
"Kak Gavin nglamun mulu, oh Kei tau nih, pasti kak Gavin jatuh cinta kan?". Ucapnya yang membuat mataku membulat bulat, bisa bisanya dia menyimpulkan seperti itu, dia kan tau sendiri kalo aku gapernah pacaran.
"Ya enggak lah sotoy lo!". Aku menoel gemas hidung Keiza yang langsung di hadiahi sebuah cubitan maut tepat dipaha kiriku. Sakit neng!
"Udahlah Kei tau kok, cerita aja napa sih! Biasanya juga begitu!". Bibir Kei maju kedepan sepanjang 10 cm, eh kepanjangan ya? Emang paruh burung apa😂 oke diulang ya. Bibir Kei maju kedepan sepanjang 1 cm lalu memasang wajah yang seolah olah bete, padahal sih aku tau kalo sebenarnya dia berusaha mancing aku agar cerita semuanya ke dia dengan cara bete betean, kan norak? Dasar cewek!
Untung kakaknya sabar, cewek tuh emang suka maksa ya? Dikit dikit ngambek, kalo gak diturutin sok marah padahal juga masih butuh, cewek emang ribet pemikirannya, gak bisa santuy dia, maunya ngegas ngegas mulu!
"Iya deh iya kakak cerita nih".
"Nah gitu dong!". Tuh kan bener, giliran diturutin apa maunya matanya langsung berbinar, senjata cewek memang sangat ampuh!
"Jadi gimana?". Tagih Kei dengan mata yang masih berbinar menatapku sedangkan aku memalingkan wajahku darinya dan menatap ke arah langit yang saat ini tengah ceria, mungkin langit habis dapat hadiah kali ya, seneng banget dianya, buat kalian yang mau lihat langit cerah terus sering sering deh kasih hadiah buat langit, hehe.
"Tadi kakak nylametin cewek".
"Bukannya itu udah biasa buat kakak".
"Iya sih, tapi cewek ini beda Kei, dia jalang". Aku menundukan kepalaku setelah mengucapkan kata 'jalang', lalu aku kembali mendongak dan melihat mata Kei yang membulat dengan mulut yang menganga.
"Sans aja kali Kei".
"Kakak sih nyebelin! Ngapain sih nyelametin cewek jalang! Kei gak suka tau!".
KAMU SEDANG MEMBACA
GAVIN✔ [END]
Teen Fiction[COMPLETE] Perhatian! Baca cerita High School Married dulu, baru baca cerita ini. Biar nyambung. 🚫Plagiathor diharap menjauh🚫 Rank 3 #Ceritaindonesia tgl 17 Juli 2020 Mengapa aku tidak rela melihat dia menjual dirinya untuk mendapatkan uang? Bahka...