🐧 Selikur 🐧

475 27 0
                                    

AUTHOR POV

Gavin terus menarik lengan Bianca hingga menuju mobilnya dan langsung memaksanya untuk masuk, tidak memperdulikan Bianca yang terus memberontak agar Gavin berhenti memaksanya, namun apalah dayanya, dia hanya seorang perempuan yang tenaganya tidak sebanding dengan tenaga Gavin, dengan cepat Gavin segera mengendarai mobilnya untuk membawa Bianca pulang ke rumahnya, dan meminta penjelasan tentang apa yang dia lakukan semalam.

"Gue gak ngerti kenapa lo bisa semarah ini sama gue, tapi perlu lo tahu, gue gak suka lo balik kesana lagi!". Ucap Gavin setelah mereka sampai di halaman rumah Bianca, terlihat Bianca hanya diam menunduk tanpa merespon ucapan Gavin yang entah sudah beberapa kali dilontarkan saat didalam mobil tadi.

"Lo berlebihan banget tau gak Bi, gue cuma butuh jawaban! Dan lo ngambek sampai segitunya??".

"STOP! Apa jawaban kemarin belum cukup buat lo?? Lo terlalu ngatur hidup gue Vin!". Bentak Bianca seketika, telinganya sudah terlalu panas mendengarkan omelan-omelan yang keluar dari mulut Gavin sedari tadi.

"GUE CUMA GAK MAU LO JADI MURAHAN LAGI BIANCA! Gue sudah bebasin lo dari jeratan Aunty Shiren, tapi lo malah balik ke lokalisasi tanpa ingat perjuangan gue demi nangkep Aunty lo itu".

"Terus kenapa? LO GAK IKHLAS BANTUIN GUE? MINTA BAYARAN BERAPA LO?". Gavin menggelengkan kepalanya seketika, apakah ini sifat aslinya Bianca? Apakah kemarin lalu Bianca hanya memanfaatkannya untuk menyingkirkan Shiren? Sehingga sekarang dia bisa hidup bebas menguasai harta peninggalan orang tuanya.

"Lo bukan Bianca yang pertama kali gue kenal, dulu lo bersikap seolah lo yang paling tersakiti, tapi ternyata itu hanya akal-akalan lo untuk manfaatin gue, MUNAFIK! DASAR JALANG!".

Damn.

Damn.

Damn.

Kretek.

Kretek.

Pyarrr.

Itulah gambaran hati Bianca setelah mendengar dua kata terakhir yang di ucapkan Gavin, bibirnya seolah tertutup rapat dan hanya diam tidak bisa mengatakan sepatah kata apapun, air matanya menetes deras dengan sendirinya, tidak percaya jika Gavin akan mengucapkan kata-kata yang biasa di ucapkan oleh orang lain pada dirinya, apakah hari ini merupakan hari terakhir mereka berteman?

"SEKALI GAK BENER, SELAMANYA EMANG GAK PERNAH BENER". Setelah mengucapkan hal itu Gavin langsung membalikkan badannya dan melangkah pergi menuju mobil meninggalkan Bianca yang kini masih berdiri mematung menatap kepergian Gavin dengan nanar. Dirinya memanglah tidak memiliki adab yang benar, tidak tahu malu, dan tidak tahu cara berterima kasih kepada orang yang telah menolongnya, dia pantas disebut sebagai orang terbodoh didunia, yang tidak mempunyai teman, dan hanya melakukan tindakan-tindakan yang tidak bermoral seumur hidupnya, dan untuk cinta sejati? Tidak akan pernah sampai pada dirinya yang terlalu egois ini

#

Sedangkan Gavin yang sudah melajukan mobilnya membelah jalan raya, saat ini pikirannya tengah campur aduk tidak karuan, disamping dia memikirkan Bianca yang ternyata membohonginya, dia juga memikirkan keluarganya yang terpecah belah, dia menyesal telah melepaskan Asoka begitu saja dan malah memilih perempuan jalang yang hanya memanfaatkannya.

Seharusnya dari awal dia memang harus percaya sama Keiza, mendengarkan semua ceritanya tentang keburukan sifat Bianca yang memang tidak pernah berubah.

Karena saat ini pikirannya sedang tidak tenang, perlahan Gavin menepikan mobilnya disebuah taman dekat laboratorium tempat adik kembarnya melakukan penelitian, dia tahu jika sekarang Keiza tengah berada didalam sana, namun dia tidak berniat sama sekali untuk menghampirinya, karena dia tahu sendiri jika Keiza masih sangat marah kepadanya, lagi pula niatnya kesini juga bukan untuk itu, dia hanya ingin menenangkan pikirannya sejenak agar dia dapat melakukan perjalanan ke kantornya dengan tenang.

GAVIN✔ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang