AUTHOR POV
Bianca tampak menampilkan guratan bingung di dahinya. Bagaimana tidak? Ini sudah hampir tengah malam namun Gavin tidak mengarahkan mobilnya menuju ke arah jalan rumahnya berada. Sebenarnya kemanakah Gavin akan membawa dirinya sekarang? Bahkan makan malam juga sudah terselesaikan tadi.
"Gavin, sebenarnya kau mau bawa aku kemana?". Tanya Bianca dengan raut yang begidik ngeri. Karena saat ini mobil Gavin tengah melewati daerah hutan yang lebat. Bahkan jalannya pun tampak menanjak. Bianca semakin bingung kemanakah tujuan laki-laki di sampingnya ini sebenarnya?
"Aku akan menumbalkanmu pada gunung ini, agar kekayaanku semakin bertambah". Dapat Gavin lihat bola mata Bianca yang membola tidak percaya, dan itu mampu mengundang gelak tawa Gavin yang terdengar cukup keras.
"Turunkan aku Vin! Aku masih ingin hidup!". Teriak Bianca dengan panik, dia benar-benar menanggapi perkataan Gavin dengan serius.
"Hei, aku bercanda. Mana mungkin aku menumbalkan perempuan secantik dirimu?". Panas!! Tolong Bianca! Pipinya terasa sangat panas! Semburat merah telah memenuhi pipinya saat ini.
Bahkan ini sudah larut malam, namun Gavin masih saja bisa membuatnya lupa akan cara bernapas.
"Lalu mengapa kau melewati hutan lebat seperti ini? Ini sudah hampir tengah malam Gavin!".
"Aku yakin kau sudah mengetahuinya. Ada festival lampion yang akan dilaksanakan tepat tengah malam nanti di puncak bukit ini". Terang Gavin dengan mata yang masih fokus pada jalanan yang terlihat sepi.
Bianca menepuk jidatnya pelan.
"Astaga! Aku melupakannya! Kau serius akan mengajakku kesana?".
"Kau pikir?". Bianca terlihat tersenyum lebar. Rasa kantuk yang tadi menyerangnya, tiba-tiba menghilang ketika mengingat sebentar lagi dia akan melihat lampion-lampion terbang serta bintang-bintang yang bertaburan di langit puncak. Sangat menyenangkan.
Gavin tersenyum tipis melihat kegirangan Bianca. Berbanding terbalik dengan Bianca, Gavin justru merasa deg-degan karena mengingat rencana yang akan dilancarkannya untuk Bianca nanti di puncak.
Semoga saja berhasil.
Mata Bianca semakin berbinar kala melihat jalanan yang mulai ramai dengan kebisingan mobil yang sedang mengatur tempat parkir, serta kebisingan para manusia yang sudah berada di sana. Suasana puncak begitu ramai dan terlihat sangat penuh, padahal waktu masih menunjukkan pukul 11.15 PM. Masih ada 45 menit lagi festival ini dimulai.
"Gavin, ayo kita membeli lampion di sana". Tangan Bianca terlihat terulur menunjuk ke arah tempat yang dipenuhi oleh orang untuk menukarkan uang mereka dengan sebuah lampion.
"Iya sebentar, ini mobilnya diparkir dulu Bi".
Setelah mobil Gavin berhasil terpakir, dengan semangat Bianca langsung turun menuju tempat yang ingin dituju tadi, bahkan dia meninggalkan Gavin yang hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat sikap Bianca.
"Gavin! Kau mau lampion berapa?". Teriak Bianca dari ujung sana.
"Satu Bi!". Balas Gavin yang tentunya dengan teriakan juga.
Saat dia hendak melangkahkan kakinya menuju tempat Bianca berada, ada sesuatu yang menarik perhatiannya. Di ujung kanan yang tidak jauh dari tempatnya berdiri saat ini, dapat dia lihat ada penjual buket bunga di sana.
Seketika dia teringat tentang rencananya. Bukankah dia tidak membawa apapun sebagai persiapan? Apakah dia harus membeli sebuket bunga di sana sebagai pelengkap? Setelah lama menimbang akhirnya langkahnya pun berbelok menuju penjual buket bunga itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAVIN✔ [END]
Teen Fiction[COMPLETE] Perhatian! Baca cerita High School Married dulu, baru baca cerita ini. Biar nyambung. 🚫Plagiathor diharap menjauh🚫 Rank 3 #Ceritaindonesia tgl 17 Juli 2020 Mengapa aku tidak rela melihat dia menjual dirinya untuk mendapatkan uang? Bahka...