🐧 Enem Belas 🐧

491 32 0
                                    

Indahnya langit jingga yang mengantar kepulangan para burung-burung kecil menuju sarangnya mampu membuat pemandangan langit menjadi sedikit hidup. Senja yang akan menyambut kedatangan malam ini memiliki begitu banyak harapan untuk esok hari, dimana saat matahari menenggelamkan dirinya di  ufuk barat maka akan ada banyak sekali makhluk hidup yang menitipkan keriduannya terhadap seseorang padanya, dan esok hari disaat matahari telah muncul kembali di ufuk timur, mereka berharap matahari dapat membawa keceriaannyaa dan membalas kerinduannya.

Entah kenapa senja sangat identik dengan kata kerinduan, namun hal itu sudah sangat mendunia dan rata-rata jika orang tengah dilanda kerinduan, dia pasti akan menatap senja dan berharap agar kerinduannya bisa tersampaikan, sama halnya seperti yang tengah dilakukan oleh seorang perempuan yang kini tengah berdiri di area persawahan untuk menatap langit jingga yang menampakkan matahari yang hampir tenggelam, senyum tipis terukir manis dibibirnya, namun tak bisa dipungkiri juga jika beberapa tetes air mata telah menetes dari kelopak mata indahnya.

"Asoka gak ngerti kenapa Kak Gavin begitu perhatian sama Kak Bianca, Asoka tahu kalau kalian memang teman, tapi kenapa hati Asoka sakit saat melihat perhatian Kak Gavin terhadap Kak Bianca? Asoka rindu Kak Gavin saat pertama kali kenal". Kini hati Asoka terasa sangat perih setelah melihat tunangannya yang begitu perhatian dengan perempuan lain, dia rela pergi jauh-jauh ke London hanya untuk bertemu sosok Bianca, dan sekarang dia berani berbohong pada orang tua hanya untuk mencari informasi tentang tante jahatnya Bianca?

Semakin kesini Asoka semakin ragu jika sebenarnya Gavin tidak mencintainya dengan tulus, melihat tatapan Gavin pada Bianca kemarin yang begitu dalam, membuat Asoka tahu, kalau sebenarnya Gavin bukanlah mencintai dirinya, melainkan mencintai Bianca.

Lalu jika memang seperti itu mengapa Gavin menerima perjodohan ini? Apa mungkin Gavin hanya sebatas kasihan karena melihat kondisi Andin yang tidak stabil? Jika memang benar seperti ini, seharusnya dari awal dia harus berkata jujur dan menolak perjodohan ini, karena Asoka bukanlah sosok perempuan yang perlu dikasihani.

"Neng, neng ngapain disini?". Asoka terkejut seketika saat mendengar suara orang yang menghampirinya, sontak dia langsung menghapus air matanya dan menatap orang yang menghampirinya dengan tersenyum.

"Gak ngapa-ngapain nek, cuma lihat sunset aja". Balas Asoka ramah.

"Tapi kenapa neng nangis?". Tanya nenek yang mengenakan mukena putih bersiap untuk sholat maghrib berjamaah di masjid yang terdapat di ujung depan sana.

"Asoka rindu tunangan Asoka nek, makanya Asoka lihat sunset disini, berharap agar rindu Asoka bisa tersampaikan". Terang Asoka sembari menunduk, terlihat sang nenek pun tersenyum seraya menggelengkan kepalanya pelan.

"Neng, berharaplah pada sang pencipta, jangan sampai berharap dengan ciptaannya, jika neng rindu sama tunangan neng, neng bisa sholat dan berdoa kepada Allah agar rindu neng bisa tersampaikan". Hati Asoka tersentuh seketika, mendengar penuturan dari sang nenek ini membuat Asoka sadar jika cara yang dia lakukan ini adalah salah.

"Astagfirullahalazim, Asoka khilaf nek, maafin Asoka".

"Minta maaflah kepada Allah neng". Ucap sang nenek yang membuat Asoka tersenyum lalu mengangguk.

"Nenek mau ke masjid kan?". Tanya Asoka.

"Iya neng, mau sholat maghrib".

"Asoka ikut ya nek, makasih udah nyentuh hati Asoka".

"Mari neng". Akhirnya Asoka pun mengikuti langkah sang nenek menuju ke masjid untuk melaksanakan sholat maghrib berjamaah serta berdoa dan mengadukan semua isi hatinya pada Rabb nya.

#

Sedangkan disisi lain seorang Gavin tengah berdiam diri dikamar dan menatap layar laptopnya yang menampilkan informasi-informasi tentang sesuatu.

GAVIN✔ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang