🐧 Pitu 🐧

698 41 3
                                    

Setelah 15 menit dalam perjalanan, kini Gavin telah sampai di kantor perusahaan Arjuna, tanpa menunggu lama lagi ia segera masuk kedalam dan menuju ke ruangan Papanya.

"Sore pak Gavin". Sapa salah seorang karyawan Arjuna yang telah mengenal Gavin, dan tak banyak tingkah Gavin hanya membalas sapaan itu dengan tersenyum tipis.

"Assalamu'alaikum Pa". Perlahan Gavin membuka knop pintu ruangan Papanya seraya mengucapkan salam, namun saat ia melihat kedalam ia sangat terkejut, karena bukan hanya ada Papanya, tetapi juga ada seorang perempuan remaja yang tidak ia kenal tengah mengobrol akrab dengan Papanya.

"Eh, kamu ini ditungguin lama sekali". Protes Arjuna.

"Emh- maaf Pa, tadi macet".

"Yaudah duduk dulu". Gavin pun mengambil tempat duduk disebelah perempuan tak dikenal itu, ia curiga jika Papanya telah selingkuh dibelakang Bundanya, terlebih lagi dengan bocah brambang kayak gini, apa emang bener Papanya selingkuh?

"Oh iya Gavin, kenalin ini Asoka, dan Asoka ini Gavin yang om ceritain tadi". Terlihat perempuan yang bernama Asoka itu hanya tersenyum ramah penuh keceriaan, memangnya ada hal yang membuatnya bahagia disini?

Baru saja sampai disesi memperkenalkan, kini ponsel Arjuna telah berdering hebat, dan sepertinya dia menerima telpon yang begitu penting.

"Sebentar ya om angkat telpon dulu- hallo?".

"___"

"Oh baik-baik, saya akan segera kesana". Hanya ada 3 percakapan saja dan itu membuat Arjuna harus menunda perbincangan antara dia, anaknya, dan Asoka.

"Aduh, Gavin papa titip Asoka bentar ya, dan Asoka om tinggal dulu ya, 10 menit Papa kembali dan kita akan bahas sesuatu, soalnya ada meeting penting". Belum juga Gavin dan Asoka menjawab sepatah kata saja, Arjuna langsung buru-buru keluar ruangan untuk bertemu dengan klien yang menurutnya sangat penting.

Dan dari situlah suasana canggung mulai terjadi, Gavin hanya diam membeku tanpa mengajak Asoka untuk mengobrol, karena jujur saja dia tidak mudah untuk akrab dengan perempuan yang baru saja ia kenal, kecuali Bianca, Bianca adalah satu-satunya perempuan yang dapat membuat Gavin akrab dengan cepat.

"Emh- kak Gavin". Panggil Asoka ingin mencairkan suasana yang beku ini, dan Gavin hanya merespon panggilan itu dengan menatap Asoka seolah berkata 'Apa'.

"Kakak hebat ya, baru umur 19 tahun udah pegang perusahaan sendiri". Puji Asoka, sebenarnya ia tidak terlalu tahu menahu tentang Gavin, hanya saja Mamanya yang sering cerita kalau Gavin adalah pengusaha sukses dan hebat diumurnya yang masih 19 tahun.

"Kok lo tahu?".

"Mama sama om Arjuna sering cerita tentang kesuksesan kak Gavin".

"Sebenarnya lo siapa sih? Lo selingkuhan Papa gue ya?". Seketika raut wajah Asoka yang semula penuh senyuman kini senyuman tersebut mereda dengan satu alis yang terangkat.

"Kakak ini apaan sih, ya pasti bukanlah, Asoka anak dari temen om Arjuna dan tante Allea". Jawab Asoka yang masih tidak memuaskan Gavin untuk mempercayainya.

"Oh ya? Anak siapa emang?".

"Andin, kakak kenal kan?".

"Astaga! Tante Andin? Jadi lo anaknya tante Andin?". Ini benar-benar diluar nalar Gavin, ternyata Asoka ini adalah anaknya Andin, sahabat Allea sewaktu SMA, dulu sewaktu kecil Andin sering main bersama Gavin dan juga Keiza, namun dia tidak pernah membawa Asoka ini sekali saja untuk bermain dengan mereka, dan yang lebih membanggakan dari seorang Andin adalah dia telah berhasil menjunjung tinggi nama baiknya didunia kepenulisan, selain itu dia juga dinikahi oleh sutradara muda yang sukses dulu diusianya yang masih 20 tahun.

GAVIN✔ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang