Nothing Impossible 2 (END)

1. Kehidupan Baru

Haloo !!! Ada yang kangen nggak nih ??? 😂😂😂

Ada yang nungguin cerita ini ??? 😂😂😂

Aku balik lagi nih setelah sekian lama, asek 🤣🤣🤣

Oh iya, ada yang ultah ya hari ini
Happy Jeno Day 🎉🎉🎉

Nih yang ultah, yang makin lama makin ganteng aja 😌😌😌

Semoga suka deh ya 😊😊😊

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

⚠️⚠️ Visualisasi hanya berlaku di cerita ini. Jangan pernah dibawa ke dunia nyata !!!

Jangan lupa vote dan tinggalkan komentar 🤗🤗🤗

Happy Reading 💚💚💚

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Kia berjalan melewati lorong fakultasnya untuk menuju ke kelasnya. Sudah sekitar 4 tahun lamanya dia menetap di negeri orang untuk menuntut ilmu. Tentunya dengan kedua saudara kembarnya dan juga Leo. Perihal Fiza, Kia masih sedih karena kepergiannya meskipun Fiza selalu memperlakukan Kia dengan buruk selama ini. Kepergian Fiza terlalu tiba-tiba menurutnya. Tapi Kia merasa kalau Fiza selalu ada bersamanya. Ya, hati Fiza ada bersamanya. Kia merasakan ponselnya berdering. Dia melihat siapa yang menelfonnya. Ternyata itu Rendi.

"Halo ada apa ??" Tanya Kia setelah mengangkat telfon dari salahsatu kembarannya itu.

.

.

.

"Udah minum obatnya belum ?? Tadi aku berangkat duluan soalnya ada presentasi pagi. Kamu aku bangunin nggak bangun-bangun."

.

.

.

Dia jadi semakin cerewet sekarang. Kia meskipun sudah menjalani transplantasi hati dengan hati yang dia dapatkan dari Fiza, Kia masih harus terus meminum obat agar tidak terjadi sesuatu yang serius efek transplantasi hati itu. Itulah kenapa Rendi selalu mengingatkan Kia untuk selalu meminum obatnya. Untuk perihal Rendi dan Ryan, mereka berdua sekarang juga masih melanjutkan kuliah mereka disana. Rendi yang memang membutuhkan waktu 7 tahun untuk bisa benar-benar menjadi seorang arsitek berijazah. Sedangkan Ryan akan menempuh pendidikan S2 disana juga.