SinB sekarang sedang duduk di sebuah cafe bersama dengan ke-delapan siswa-siswi yang hampir merenggut nyawa atas insiden tadi.
Yup, insiden dimana sebuah bus yang ia tumpangi bersama Daniel, Johnny, dan Doyoung untuk menuju penginapan ternyata telah dibajak oleh seseorang. Tapi syukurlah mereka bisa menangani insiden tadi dan berhasil mengeluarkan semua penumpang tanpa adanya korban jiwa.
Flashback~
SinB beserta dengan Daniel, Johnny dan juga Doyoung sedang berada di halte bus untuk kembali ke penginapan. Sore ini cukup banyak penumpang, jika dilihat-lihat sekitar 20 orang dewasa, 3 anak-anak, dan 9 anak remaja sekaligus dirinya dan ketiga curut di sampingnya. Dan SinB tau bahwa ke-sembilan siswa dan siswa yang sedang menunggu bus itu adalah siswa-siswi yang mengikuti perlombaan.
Bis nomor 24 pun tiba, bis yang akan menjadi kendaraan pulang SinB ke penginapan.
Ternyata semua orang yang menunggu di halte semuanya menaiki bus yang sama. SinB beserta siswa-siswi yang lain mempersilahkan orang-orang masuk terlebih dahulu baru mereka. SinB pun masuk kedalam bis, karena semua tempat duduk penuh, SinB dan siswa-siswi yang lainnya pun terpaksa berdiri.
Dari sekian banyak penumpang, kedua retina SinB jatuh kepada seorang pria yang duduk di bangku pojok kiri belakang, pria itu mengenakan pakaian serba hitam bahkan pria itu enggan menampakkan wajahnya. Tapi, SinB merasa mungkin pria itu seorang yang introvert mungkin? Jadi SinB cuek-cuek saja, bermodal tangan kanannya bertumpu pada pegangan bus, bus pun melaju membelah keramaian kota Busan.
Daniel, Johnny, dan Doyoung asik bercanda dan tertawa, sesekali mengajak SinB mengobrol tapi SinB hanya menanggapi nya dengan gelengan ataupun anggukan. Gadis itu asik sekali menatap ke arah luar, kearah jalanan. Entah apa yang menarik perhatian gadis itu, tapi kedua retinanya terus saja terpaku kepada jalanan dan langit jingga bergradasi putih biru bak seperti lukisan di sebuah kanvas.
Suasana di bis itu masih normal, para orang dewasa yang sibuk dengan handphone nya, ada orang tua yang sibuk dengan anaknya, dan para siswa-siswi yang asik bercengkrama dan bersenda gurau. Bus pun hampir mamasuki jalanan menanjak dengan pemandangan di sebelah kirinya, yaitu jurang.
Karena jalanan sepi, sopir bus pun menaikkan kecepatan busnya. Saat hendak sampai ke belokkan sang pengemudi sopir terkejut mengetahui bahwa remnya tak berfungsi.
Daniel yang merasakan bahwa kecepatan bus tak mengurang akhirnya pun bersuara, "pak, turun kan kecepatannya pak. Sebentar lagi tikungan!"
"Ma-mas, rem saya... Blong," ucap sang supir dengan wajah yang sudah pucat pasi.
"Masa sih pak?! Coba cek lagi!" seru seorang bapak-bapak pekerja kantoran yang sendari tadi duduk di belakang.
"Iya pak!" seru penumpang lainnya.
"Sudah saya coba berkali-kali pak, tapi tak bisa," ujar sang supir.
Daniel, Johnny, dan Doyoung pun maju ke tempat pengemudi. Daniel mengambil alih kemudi dan mencoba untuk memberhentikan bus tersebut menggunakan rem, tapi ternyata tidak bisa.
"Ck, blong beneran ternyata," kesal Daniel lalu mengemudikan bus tersebut.
"John, lo bisa mekanik, kan?" tanya Daniel kepada Johnny yang berdiri disampingnya bersama dengan Doyoung.
Johnny mengangguk, "bisa."
"Kalo gitu Daniel ngendarain busnya, sementara Lo buka mesin yang ada di mesin kemudi. Gimana pun caranya buka mesinnya benerin remnya," ujar SinB yang tiba-tiba muncul diantara ketiga cowok itu.
"Gw sama Doyoung bakal ngitung kira-kira waktu yang kita punya itu berapa buat sampe belokkan. Dan Daniel, usahain Lo bisa ngendaliin bus ini sebisa mungkin," lanjut SinB memberi instruksi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Icy Girl || HSB
FanfictionHIATUS [BUDAYAKAN MEMFOLLOW TERLEBIH DAHULU, MEMBERI VOTE, DAN MENINGGALKAN KOMENTAR] "Serah gw, hidup-hidup gw, ngapain Lo yang repot?" ~SinB "Gw sekadar peduli sama lo. Apa itu salah?" ~Wonwoo "Menarik," ~Jungkook "Gw tertarik sama Lo," ~Daniel "H...