Hanbin sekarang tengah duduk sebuah sofa di rumah yang akan menjadi rumah barunya. Di hadapan terlihat Jungkook yang tengah menatapnya dengan penuh perasaan tak suka, kedua manik mata hitam itu menatap tajam dirinya, nafas cowok itu pun terlihat tak beraturan. Sementara Hanbin hanya duduk menyilang kan kedua kakinya dan juga tangannya, berbanding sekali dengan Jungkook yang tengah menatapnya tak suka, dirinya justru tersenyum senang kepada saudara tirinya.
"Jungkook, mamah harap kamu bisa menerima dan memahami keadaan saat ini. Iya, mamah tau mamah salah. Mamah enggak ngasih tau kamu, Maman minta maaf. Tapi mamah harap sekali lagi kamu bisa memahami keadaan ya. Dan mamah harap kamu masih bisa menerima Hanbin dan ayah baru kamu dengan baik," ujar ibu Jungkook sambil menatap menatap anak bungsunya penuh harap.
Jungkook tak kunjung memberikan jawaban. Kedua manik mata hitamnya masih menatap Hanbin yang sekarang berstatus sebagai saudara tiri nya itu dengan tajam, melirik ayah barunya yang duduk di samping Hanbin kemudian kembali menatap Hanbin tajam. "Jungkook kecewa sama mamah,"
Jungkook pun bangkit lalu pergi meninggalkan ibunya, ayah dan saudara tirinya di ruang tengah. Jisoo hanya bisa menghela nafas menatap kepergian anak bungsu nya itu. Kim Namjoon, berpindah posisi menjadi ke samping istri barunya itu.
"Sudah ya, pasti Jungkook bisa Nerima keadaan saat ini. Dia butuh waktu," ucap Namjoon seraya sebelah tangannya mengusap-usap punggung Jisoo.
Jisoo hanya bisa mengangguk lemah, dirinya tau dirinya salah. Tapi mau bagaimana lagi?
"Pah, Mah Hanbin ijin keluar dulu," ijin Hanbin yang diangguki oleh Namjoon dan juga Jisoo tak lupa dengan senyuman tipis tercetak di wajah cantik wanita itu.
Hanbin membalas senyuman ibu tirinya itu lalu pergi keluar dari rumah besar itu, menyusul Jungkook. Setelah membuka pintu utama, Hanbin dapat melihat Jungkook yang sedang memakai helm bersiap untuk pergi.
Jungkook hanya tinggal memutar kunci motornya lalu bisa meluncur keluar dari pekarangan rumahnya, tapi scenario itu berubah ketika seseorang mencabut kunci motornya paksa.
Jungkook mendongak guna melihat siapa yang berani mencabut kunci motornya dengan seenak jidat. "Mau apa lagi Lo?!" Jungkook bertanya tak santai ketika mengetahui bahwa Hanbin lah pelaku yang mencabut kunci motornya.
"Kurang puas Lo bikin hubungan gw sama Abang gw makin renggang, hah?! Kurang puas Lo bikin gw disalahin dan dipojokin sama yang lain, hah?! Kurang puas Lo udah ngehancurin kepercayaan orang-orang ke gw, hah?!" Jungkook berseru dari balik helmnya. Sementara oknum yang diteriaki hanya tertawa renyah di tempatnya sambil memainkan kunci motor milik Jungkook.
"Santuy bro, gw cuman mau nyapa adik tiri gw. Gw sendiri kaget kalo bokap gw nikah lagi sama nyokap Lo, tapi gak pa-pa sih, biar hubungan kita makin akrab," Hanbin maju beberapa langkah dan itu tak luput dari tatapan tajam Jungkook dibalik helmnya.
Hanbin menepuk bahu Jungkook, "iya gak, adik?"
Jungkook dengan cepat menyingkirkan tangan Hanbin dari bahunya, melepas helmnya lalu menatap tajam Hanbin. "Jangan pernah, panggil gw dengan sebutan itu," Jungkook menekankan pada setiap kata yang dirinya ucapkan. Jarinya pun menunjuk wajah Hanbin untuk menekankan.
Hanbin menarik sudut bibirnya, "kira-kira gimana ya reaksi Wonwoo kalo tau hal ini? Pasti seru kalo dia tau,"
"LO–"
"Gini aja deh. Kita bikin perjanjian antara kakak dan adik tiri, gimana?" Hanbin memotong ucapan Jungkook dan memberikan penawaran kepada cowok itu.
"Bacot Lo! Siniin kunci motor gw! Gw mau pergi!" Jungkook turun dari motornya dan berusaha mengambil kunci motornya tapi dengan cepat Hanbin menghindar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Icy Girl || HSB
FanfictionHIATUS [BUDAYAKAN MEMFOLLOW TERLEBIH DAHULU, MEMBERI VOTE, DAN MENINGGALKAN KOMENTAR] "Serah gw, hidup-hidup gw, ngapain Lo yang repot?" ~SinB "Gw sekadar peduli sama lo. Apa itu salah?" ~Wonwoo "Menarik," ~Jungkook "Gw tertarik sama Lo," ~Daniel "H...