36

26 1 0
                                    

Hello gaes maaf baru up, aku gak sempet soalnya, aku lagi sibuk ujian praktek nih. Sorry ya kalo lama nunggu nya.

Setelah mengikuti beberapa pelajaran Dara, Starla, Arga dan Crish kini sedang menikmati makanan masing-masing dikantin.

Crish adalah salah satu teman Aldara. Jadi tak heran bila ia juga sekarang berada di meja yang sama.

"Al?" panggil Crish.

"Iya, Crish?" jawab Dara yang berada di tubuh Aldara.

"Lo beneran lupa ingatan ya?" pertanyaan konyol itu sudah berkali-kali keluar dari mulut Crish.

"Nanya sekali lagi, dapet piring cantik lo" jawab Dara jengah.

Crish, Arga dan Starla hanya terkekeh melihat ekspresi wajah tertekan milik Dara. Canda tekan:v

Kantin tiba-tiba riuh, saat dua orang lelaki memasuki area kantin.

Dara dan ketiga temannya pun langsung melihat kearah area pintu masuk kantin.

Melihat siapa yang datang, sampai membuat ciwi-ciwi menjerit tertahan.

Dara menyipitkan matanya, dia seperti mengenal salah satu diantara mereka.

Dara membulatkan matanya sempurna. Ia mengucek nya berkali-kali, ia takut pengelihatan nya bermasalah.

Saat dipastikan penglihatan nya tak salah, Dara langsung menghadap temannya, yang sedang menatap dia bingung.

"Di—dia siapa?" tanya Dara tak sabaran.

"Kenapa lo naksir?" Crish bertanya balik dengan mengangkat salah satu alisnya.

"Dia siapa?" ulang Dara.

"Lo kena—"

"DIA SIAPA?!" Dara yang jengah langsung memotong ucapan Arga dengan sedikit membentak.

"Itu Bian sama Af—"

"Afnan?" Dara memastikan dengan tidak sabaran.

Starla mengangguk, "lo udah mulai inget?" tanya Starla.

Dara hanya menggeleng, "dia pindahan atau udah lama disini?"

"Dia baru dua bulan disini" jawab Arga.

Dua bulan? Itu berarti Dara masih ditubuhnya. Tapi pengelihatan nya tak salah.

Itu benar-benar Afnan, nama nya pun sama. Tapi waktu itu Afnan selalu bersama dirinya.

Afnan juga tak pernah memberitahu bahwa ia ingin pindah sekolah.

Dengan penasaran Dara berdiri dari tempat duduknya, ia menulikan telinga atas panggilan teman-temannya.

Ia berjalan kearah meja Bian dan Afnan. Ada rasa canggung yang menguasai nya.

Ia takut Afnan tidak mengenalinya dan tidak ingin menolongnya. Untuk bertemu tubuh aslinya.

"Afnan?" panggil Dara.

Afnan yang sedang mengobrol dengan Bian, seketika memusatkan pandangan nya kearah Dara.

Afnan tersenyum, "Hai Ra" sapa nya.

Dara sedikit terkejut, 'Ra' adalah sapaan aslinya. Sapaan saat ia benar-benar sedang ditubuhnya.

Setahu Dara, Aldara tak pernah dipanggil dengan sebutan 'Ra'. Mereka selalu memanggilnya 'Al'.

"L—lo?"

"Lo inget gue?kangen gue gak?" tanya Afnan masih dengan senyum manisnya.

Dara mengangguk dengan antusias dan langsung menubrukan tubuhnya didada bidang Afnan.

Teman-teman Dara yang melihat dari kejauhan, terkejut seketika.

Bagaimana bisa Aldara memeluk seseorang pria didepan umum seperti ini.

Sedangkan Aldara dikenal dingin dan cuek.

Afnan hanya terkekeh pelan dan membalas pelukan Dara. Tak lupa dengan satu tangan yang mengelus puncak kepala Aldara dengan lembut.

"Hiks... Gu—gue kangen kalian" ujar Dara disela tangis nya.

"Kita juga kangen lo Dara Revalia, gue disini buat jemput lo" jawab Afnan.

Seketika Dara menghentikan tangisnya. Ia memandang Afnan tak percaya.

Bagaimana bisa? Afnan mengenalinya, sedangkan dia sedang berada di tubuh Aldara.

"Biasa aja kalik ekspresi nya" Afnan kembali terkekeh, dia tak menyangka bisa bertemu dengan Dara secepat ini.

"Gimana bisa, lo—"

"Nanti gue jelasin" jawab Afnan mengerti apa yang ingin dikatakan oleh Dara.

Arga, Crish dan Starla mendatangi meja Afnan. Arga segera menarik Dara untuk berada disebelahnya.

Afnan hanya tersenyum maklum, apakah jika mereka tau bahwa saat ini ditubuh Aldara adalah jiwa seorang Dara, mereka masih mau melindungi Dara, batin Afnan.

"Lo ngapain meluk dia?" tanya Arga sedikit dengan nada kesal, mungkin.

"Namanya juga kangen" jawab Afnan cuek.

"Lah Al itu lupa ingatan, mana bisa dia inget ama lo" ujar Starla.

"Kan dia bukan Al nya kalian" dengan enteng Afnan menjawab. Membuat Dara melotot kesal.

"Maksud lo apa? " tanya Arga maju ke hadapan Afnan.

"Dia bukan Aldara" jawab Bian.

Hah? Dara bingung bagimana Bian juga tau. Kalau tubuh Aldara bukan lah Aldara yang sebenarnya.

"Ngaco lo" ujar Crish.

"Ya udah kalo gak percaya" sambung Bian santai.

Sebenarnya siapa mereka berdua, bagaimana bisa mereka mengenali Dara saat ia di tubuh Aldara.

Membingungkan, sungguh Dara bingung. Ini lebih membingungkan dari pada pelajaran Mis Evie. Seorang guru Fisika disekolah ini.

"Cabut yuk" ajak Afnan kepada Bian.

Bian hanya mengangguk dan berjalan kearah Dara. Ia tersenyum dan mengelus surai milik Aldara.

Dara mematung, dia tak mengenal siapa Bian ini sebenarnya. Tapi bagaimana bisa ia mengenali Dara.

"Gue deluan" ujar Bian langsung berjalan pergi dari hadapan Dara.

"Nanti istirahat kedua gue jemput lo dikelas, gue jelasin semuanya" bisik Afnan dan menyusul Bian.

Dara masih mencerna semuanya, ini sangat membingungkan.

"Al, lo gak apa-apa?" tanya Arga khawatir.

"Al gak apa-apa kok Ga" jawab Dara tersenyum.

"Ya udah ke kelas aja yuk" ajak Starla.

Mereka semua mengangguk dan berjalan keluar dari area kantin. Dara masih sibuk dengan pikiran nya.

Ia sulit mencerna ini semua.

Mengapa Dark Angel itu membuat nya pusing, dengan hukuman yang tak masuk akal ini.

To be continue.....

Hallo gaes jangan lupa vote dan komennya ya.

Maaf kalo part nya pendek, dan makin kesini makin bikin bingung 😌

Kalo gak keberatan bisa lah aku minta, kalian promosiin cerita Dara sama saudara, temen atau siapa pun kalian buat baca Dara juga.

See you❤

D.A.R.ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang