Up lagi dongg 😜
Aku tau kalian orang baik, pasti kalian tau gimana cara menghargai sebuah karya
Happy Reading....
Ting tong....
Ting tong...
"Abangg!!" teriak Dara.
Ia berkali-kali memencet bel yang berada di pagar rumah nya, tapi tidak ada siapa pun yang membuka nya.
Bahkan di rumah ini sama sekali tidak ada tanda tanda kehidupan.
"Huh mana yaa, kok gak ada orang" ujar Dara putus asa.
"Lo yakin ini rumah lo kan?" pertanyaan itu keluar dari mulut Arga.
"Yakin lahhh!!gue bukan lupa ingatan!" jawab Dara ngegas.
Arga terkekeh dan mengedarkan pandangan nya ke rumah Dara, sungguh disini sangat sepi.
"Jadi gimana nih?" tanya Arga yang sudah pegal berdiri disini.
"Gue gak tau Ga, mereka kemana ya?"
"Lah mana gue tau"
"Kita pulang" ujar Dara pada akhir nya.
Sekali lagi dia memastikan kondisi rumah,berharap ada orang tua dan para abang nya, yang akan membuka kan pagar.
Arga mengangguk dan melangkah ke arah mobil, "ayo Al" ajak nya saat tak melihat Dara beranjak dari posisi nya.
Dara yang mendengar panggilan itu segera berjalan ke arah mobil, dan duduk disebelah Arga.
"Gue gak tau mau nyari mereka kemana, selain ke sini" ucap Dara lesu.
"Lo jangan pantang menyerah gitu dongg" Arga setia menyemangati Dara.
"Besok kita coba kesini lagi, siapa tau keluarga lo lagi keluar"
Dara mengangguk lesu dan memaksakan senyum nya, untuk menghargai kalimat Arga.
•••
"Dara Revalia? ngaco lo, nama gue Aldara Felicia"
Semua yang ada di ruangan itu menatap ke arah Dara, dan mengerutkan kening mereka. Merasa asing dengan nama yang disebut kan.
"Siapa itu Al? Al siapa tadi?" tanya Ega bingung.
"Aldara" Dara menjawab sambil memutar bola mata nya sebal.
"Nah itu, siapa itu?" ulang Ega.
"Gue lah" jawab Dara ngegas.
Memang sifat Dara dan Aldara itu sangat berbanding terbalik, Dara bisa sabar menghadapi apapun, dia juga ramah.
Berbanding terbalik dengan seorang Aldara, yang judes, sulit bergaul, serta emosian.
"Dek maksud nya apa sih? Kita semua gak paham sama apa yang lo bilang" ujar Aska berusaha tenang.
"Gue bukan adek lo ya, gue anak tunggal"
Lagi, lagi jawaban yang keluar dari mulut Dara membuat mereka mengernyit tak mengerti.
"Bisa lo jelasin?" tanya Intan.
"Gue Aldara Felicia, gue tinggal di London, nama Mommy gue Okta and Daddy gue Aldrich" jawab Dara.
"dan yang pasti nya gue gak kenal lo semua, seinget gue. Terakhir gue kecelakaan mobil, kenapa sekarang gue tiba-tiba disini? Ini dimana? " sambung Dara.
"Indonesia" walau pun bingung Intan tetap menjawab, pertanyaan perempuan itu.
Mata Dara melotot "kok gue bisa sampe disini? Kalian ini sebenarnya siapa sih? Kalian nyulik gue?"
"Seharusnya kita yang nanya, lo siapa? Jelas jelas ini badan adek gue" ujar Ega agak kesal.
Aldara terdiam sebentar, sebenarnya dia masih bingung dengan semua yang terjadi.
Ia baru saja siuman, tetapi sudah dibuat bingung dengan semua ini. Ia berusaha berfikir sebenarnya apa yang terjadi padanya.
Tiba-tiba terlintas sesuatu di fikiran nya, yang sebenarnya tak masuk akal, menurut nya.
"Gue minta cermin" ujar Aldara.
Ratu bergerak menuju nakas dan mengambil cermin disana dan memberikan nya kepada Dara.
"Whattt?!! Ini siapa woyy" teriak Dara heboh, setelah melihat wajah nya di cermin.
Semua yang disana menutup telinga, karena mendengar teriakan yang dilontarkan oleh Dara, lebih tepat nya Aldara.
"Huaaa Mommy, kenapa muka gue jadi buluk begini"
Aska melotot dan menjitak kepala Dara, "jangan asal ngomong lo, adek gue cantik"
"Hish, tapi sumpah gue gak kenal kalian, dan seharusnya gue gak disini"
"Gue itu kecelakaan, terus gue gak sadar. Gue fikir gue udah mati, tapi kenapa tiba-tiba gue malah di tubuh ini?" ucap Dara panjang lebar.
"Jadi lo bukan adek gue?" tanya Aska memastikan dan dijawab gelengan oleh Aldara.
Mereka yang ada disana menatap Dara dengan lesu, mereka senang Dara membuka matanya, tapi kenapa malah jadi seperti ini.
"Gue bisa balik lagi ketubuh gue gak?" pertanyaan itu membuat mereka yang ada disana bungkam.
Mereka jelas tidak tau, apakah bisa? atau kah Aldara akan tinggal dengan mereka selamanya?
•••
"Apakah kau tidak kasihan melihat mereka berdua? Kenapa tidak kita bantu saja dan segera menyelesaikan ini?" pertanyaan itu keluar dari mulut salah satu diantara mereka berdua yang ada disana.
Mereka berdua kini tengah berada diruangan yang gelap dan ditengah-tengah nya terdapat seperti bola kristal yang bergantian menunjukan kehidupan dua wanita.
"Biarkan mereka terlebih dahulu, apakah kau tak menikmati pertunjukan ini?" jawab lawan bicaranya dengan sedikit kekehan.
"Huh tolong lah, apa kau belum juga selesai bermain-main dengan gadis mortal itu?" tanya nya lagi tak habis pikir.
"Sebentar lagi, jika memang nanti mereka tidak bisa bertemu, baru kita membantu mereka."jawab nya lagi sambil menarik nafas lelah.
" Apakah kau lupa? Jika ini berakhir, kita tidak akan bisa berjumpa dengan nya lagi? Itu sudah menjadi perjanjian ku terhadap Sang Pencipta" sambung nya, dengan tatapan sendu.
Sosok yang sedari tadi bertanya itu langsung bungkam, benar juga. Jika ini berakhir, mereka tidak akan bertemu lagi.
Di sisi pertama dia kasihan dengan gadis itu, tetapi di sisi lain nya ia juga tak rela jika ini cepat berakhir.
To be continued.....
Jan lupa vote and komen ya
Papaiii
KAMU SEDANG MEMBACA
D.A.R.A
Horror[ON GOING] cerita ini menceritakan tentang. bagaimana seorang remaja wanita yang memiliki kemampuan melihat yang seharusnya tidak bisa dilihat oleh manusia biasa. Karena kemampuan nya itu dia terjebak oleh makhluk imortal, yang berusaha membahayakan...