Hai akuu balik lagi wehehe
Happy Reading.....
Sampai dikediaman Aldara, Dara langsung saja mencari keberadaan kedua orang tua nya saat ini.
Dia menelusuri rumah mewah ini, melihat keberbagai ruangan di dalamnya, siapa tau ada kedua orang tua Aldara didalam salah satu ruangan itu.
Dara berhenti di depan ruang keluarga,ia melihat Mommy Aldara sedang menonton televisi.
"Mom" tegur Dara.
Okta yang sedang asik menonton siaran televisi langsung berbalik dan menghadap kearah anak tersayang nya, tak lupa senyum yang terus merekah diwajah wanita paruh baya itu.
Walau sudah memasuki kepala 4 Okta masih terlihat sangat cantik, walau wajahnya sudah mulai ada keriput-keriput nakal, itu semua tidak mengurangi kecantikan nya.
"Iya,sayang?" jawab Okta hangat, ia menepuk sofa disampingnya mengisyaratkan agar Dara duduk di sebelah nya.
Dara yang paham dengan isyarat itu, langsung bergerak untuk duduk disamping Okta.
"Al mau ngomong sesuatu Mom" mulai Dara sedikit ragu.
Okta sempat mengerutkan dahinya, tapi tak lama dia kembali tersenyum hangat, tangan nya tak lupa mengelus surai indah milik Aldara.
"Kamu mau ngomong apa Al?" tanya Okta.
"Mmmm boleh Al pergi keluar negeri?" tanya Dara ragu.
Okta menghentikan pergerakan tangan nya di kepala Aldara, "keluar negeri?" tanya Okta memastikan.
"Yes Mom" jawab Dara yakin.
Okta menarik nafas panjang dan menghembuskan nya secara perlahan, "kamu mau kemana?maksudnya Mommy, kamu mau pergi ke negara mana?"
"Indonesia" jawab Dara yakin.
"Indo??kenapa kamu mendadak mau pergi ke Indonesia, sayang?" senyum dibibir Okta kembali terbit.
"Al cuma mau jalan-jalan aja, kayaknya Al udah lumayan lama tiduran terus dikasur, jadi boleh ya Mom?" mohon Dara dengan mata berbinar.
"Nanti coba Mommy tanya Daddy mu dulu" jawab Okta.
Tentu saja dia tidak bisa menolak permintaan anak semata wayang nya ini.
"Apa yang mau ditanya ke Daddy?" suara Aldrich masuk ke gendang telinga kedua orang yang ada diruangan ini.
Kini atensi Okta dan Dara sepenuhnya terpusat kepada Aldrich.
Aldrich berjalan kearah anak dan istrinya, dan ikut bergabung bersama mereka di sofa nyaman itu.
"Jadi apa yang sedang dibicarakan istri dan anak kesayangan ku ini?" Aldrich bersuara lagi saat dia udah duduk dengan nyaman.
"Jadi gini Dad—" Dara menggantung ucapan nya, dia sedikit ragu karena melihat muka tegas dari seorang Aldrich.
"Iya kenapa Al?" tanya Aldrich tak sabaran.
"Dia mau minta izin ke Indo" sambung Okta santai.
"Ke indo?" tanya Aldrich memastikan dengan dahi berkerut.
Dara hanya mengangguk dan menunduk tak berani menatap Aldrich.
"Katanya dia mau jalan-jalan" ujar Okta.
Aldrich terkekeh, hal itu membuat Dara mengangkat kepalanya dan menatap Aldrich dengan tatapan bingung.
"Kamu mau jalan-jalan? baiklah Daddy izin kan dengan satu syarat"
"Apa Dad??" tanya Dara tak sabaran.
"Arga ikut sama kamuu" jawab Aldrich.
Dara dengan semangat menganggukan kepalanya, ini sesuai rencana nya dengan kedua malaikat ituu.
Dara langsung bergerak memeluk Aldrich dan Okta, karena dia tau setelah nanti dia pulang ke Indonesia dia tidak akan berjumpa lagi dengan mereka.
•••
"Barang barang kamu gak ada yang ketinggalan kan Al?" pertanyaan itu berulang kali keluar dari mulut Okta.
Ya! hari ini adalah hari keberangkatan Dara ke Indonesia.
"Huh Mommy udah nanya itu sebanyak tujuh kali" jawab Dara sedikit jengah.
"Maklumin ajaa kenapa Al, emak-emak" sambung Arga.
Okta mendelik kearah Arga, dia sedikit sebal dengan ucapan Arga.
Sekarang mereka sudah di bandara dan tinggal menunggu keberangkatan.
Tentang dua malaikat itu, tidak perlu khawatir, mereka tidak perlu naik pesawat untuk sampai ke Indonesia.
Dara melihat sekeliling nya sekali lagi, setelah ini dia tidak akan kembali lagi kesini, mungkin dia akan sedikit merindukan London nantinya.
"Kamu jaga diri disana, dengerin kata Arga, kalo ada apa apa langsung telpon Daddy" ujar Aldrich.
"Iya Dad" jawab Dara sambil memeluk Aldrich.
"Jangan lama-lama disana, nanti Mommy kangen" kini Okta yang memeluk Dara.
"Et dah Tan pergi aja belom" sambung Arga.
Okta mencubit pinggang Arga gemass,"kamu jagain anak tante" pesan Okta.
"Siap Tan" jawabnya dengan tangan membentuk hormat.
"Ya sudah Al sama Arga pergi dulu ya Dad, Mom" pamit Dara dengan senyuman nya.
"Iya, sayang" jawab Aldrich dan Okta serentak.
"Ya udah Om, Tan. Arga pergi dulu" pamit Arga dan setelahnya menyusul Dara yang sudah berjalan lebih dulu.
Sampai di depan pintu masuk pesawat Dara berbalik menghadap kedua orang tua Aldara. Ia melambaikan tangan dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
Dia memang belum terlalu lama tinggal dengan mereka, tapi Dara tentu saja sudah merasakan ketulusan yang diberikan kedua pasangan paruh baya itu.
Setelah puas memandangi Okta dan Aldrich ia kembali berjalan, "huh gue gak sabar buat ketemu keluarga gue" ujar nya tersenyum.
Tak berselang lama pesawat yang di naiki oleh Dara dan Arga lepas landas dan mulai terbang meninggalkan Bandara.
Dara sangat berharap dia cepat sampai, dan cepat bertemu tubuhnya, dan kembali lagi sepertinya semula.
To be continued......
Part ini selesai.
Maaf ya kalo cuma dikit, dan alur nya juga aneh.
Mood ku lagi kurang baik tapi aku paksa buat nulis.
Maaf ya karena ga banyak hal yang dilakuin Dara saat di London, karena aku mau namatin cerita ini, secepatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
D.A.R.A
Horror[ON GOING] cerita ini menceritakan tentang. bagaimana seorang remaja wanita yang memiliki kemampuan melihat yang seharusnya tidak bisa dilihat oleh manusia biasa. Karena kemampuan nya itu dia terjebak oleh makhluk imortal, yang berusaha membahayakan...