42

4 0 0
                                    

Ellow, aku balik lagi, gatau deh msih ad yg nungguin cerita ini atau gak, kalo nanti nya masih ada yang baca, aku mau minta maaf ya, karena udah lama ga update, dah mau setahun, aku hiatus sementara, buat balikin semangat nulis aku, dan sekarang udah aku dapetin lgi.

Aku tau kalian orang baik, jadi pasti kalian tau gimna caranya menghargai sebuah karya.

Happy reading...

Sekarang Aldara, lebih tepat nya Dara sudah tiba di Indonesia. Sekitar 15 menit yang lalu Dara dan Arga telah keluar dari Bandara.

Sekarang mereka berdua sedang berada di taksi, mereka akan menempuh perjalanan untuk mencapai penginapan yang sudah di siapkan orang kepercayaan Aldrich.

Kini mereka telah menginjakan kaki di sebuah penginapan yang cukup terkenal di Indonesia, Aldrich hanya memesan satu penginapan untuk mereka berdua.

Karena Aldrich tau, Arga tidak akan berani macam-macam dengan Aldara.

"Ga, lo mandi dulu sana, gue mau masak makan siang" ujar Dara, setelah membereskan barang-barang nya.

"Ck, kenapa gak lo deluan aja yang mandi, gue males"  jawab Arga yang santai merebahkan diri di sofa dan mata yang sibuk menatap ponsel nya.

Dara memutar bola mata nya, sebal. Menghadapi lelaki ini, selama dia tinggal di tubuh Aldara, dia paham Arga adalah makhluk yang paling malas jika disuruh mandi.

"Aish ya udah lo yang masak"

Arga dengan segara menolehkan kepala nya ke arah Dara, "lo mau liburan lo ini jadi bencana kebakaran?" ucap Arga dengan memamerkan gigi rapi nya.

Yang benar saja, seorang Arga yang hanya tau makan dan makan, disuruh memasak. Entah akan jadi seperti apa penginapan ini nanti, jika hal itu benar terjadi.

"Makanya lo mandiii" Dara geram, dan melempar bantal sofa ke wajah Arga.

"Iya iya, bawel lo" Arga kesal dan langsung bangun dari posisi nya dan berjalan ke arah kamar.

Sebelum sepenuhnya tubuh Arga masuk ke dalam kamar,ia berteriak"DASAR NENEK LAMPIR!!" dan langsung masuk ke dalam kamar.

Brakk.....

Suara pintu yang ditutup dengan kasar oleh Arga dan disusul suara tawa yang menggema di ruangan itu.

"ARGAA!! AWAS LO! GAK ADA JATAH MAKAN SIANG!" teriak Dara tak kalah kencang nya.

Dengan raut wajah yang kesal, Dara berjalan ke arah dapur untuk memasak makanan.

Saat ia ingin mengambil barang yang berada di rak bawah—" Bangsat!!" umpat Dara karena terkejut melihat isi rak tersebut.

Bagaimana tidak? Rak itu bukan hanya berisi alat alat masak, tetapi ada kepala dengan mata yang melotot nyaris keluar, dan senyum yang lebar mencapai telinga.

Setelah menetralkan keterkejutan nya, dia berusaha biasa saja dan mulai mengambil alat-alat yang ia perlu kan.

Tetapi bukan setan namanya jika tidak resek. Gigi yang tadi nya di pamerkan oleh kepala itu, kini malah menggigit tangan Dara.

"Kamprett lo!!" teriak Dara kesal, dan memukul kepala itu menggunakan teflon yang ia pegang, dan langsung menutup rak tersebut dengan keras.

"Huhh, Arga sama tuh setan sama aja, bikin gue emosi" ujar nya dan mulai melakukan aktivitas memasak.

•••

Kini Dara dan Arga tengah menyantap masakan yang di buat oleh Dara, walau banyak drama yang dia lewati.

"Gue duluan, jangan lupa cuci piring lo" ujar Dara melotot dan berlalu ke arah wastafel.

Arga hanya mengangguk dan mendengus geli melihat kelakuan sahabat nya itu.

"Ga" Arga mengangkat kepala nya dan melihat ke arah Dara dengan alis yang diangkat satu.

"Setelah gue mandi, gue mau ngomongin sesuatu sama lo" ujar Dara dengan nada serius.

Arga mengerutkan dahi nya heran, tak biasanya Dara berbicara dengan nada seperti itu, kepadanya.

"Iya, sekarang lo bersih-bersih dulu" Jawab Arga akhirnya.

Dara hanya mengangguk dan berjalan ke arah kamar untuk membersihkan diri.

Tak lama berselang, Dara keluar dengan tampilan yang lebih fresh, dan menghampiri Arga yang kini telah duduk disofa sambil menikmati acara di televisi.

"Al lo mau ngomong apa?" tanya Arga yang melihat Dara kini berjalan ke arah nya.

Dara mendaratkan bokong nya di sofa kosong yang ada di dekat Arga. Ia mengambil remot televisi dan mematikan nya.

"Gue mau ngomong serius" Ujar Dara menatap Arga dengan raut yang rumit, tersirat keseriusan, keraguan, dan kekhawatiran di wajah Dara.

"Iya, lo mau ngomong apa?" tanya Arga lagi dengan heran.

"Seb—sebenernya gue bukan Al—Aldara" ucap Dara terbata-bata, sambil menunduk, tak berani menatap Arga.

"HAHAHAHAHAHAHA" tawa itu menggema di seluruh ruangan, tawa yang keluar dari mulut seorang Arga.

"Apaan si becanda lo garing banget" ujar nya dengan sisa sisa tawa.

"Gue seriuss, gue bukan Aldara Felicia, yang lo kenal. Gu—gue Dara, Dara Revalina" ucap Dara meyakinkan.

Seketika tawa Arga terhenti, dan menatap mata Aldara untuk mencari kebohongan disana, namun nihil ia tak menemukan setitik pun kebohongan di mata itu.

Seketika muka Arga berubah menjadi dingin, "jelaskan" ucap nya.

Dara pun tak menyia-nyiakan kesempatan, dia menjelaskan semua nya dengan detail. Tanpa menutupi apapun.

"Ha? Lo ngaco" ujar Arga setelah Dara selesai menjelaskan itu semua.

"Gue mohon Ga, percaya sama gue, gue gak bohong dan bantu gue untuk kembali lagi ke tubuh gue" Mohon Dara sambil menggapai tangan Arga dan menatapnya dengan penuh permohonan.

"Cerita lo gak masuk akal"

Dara menarik nafas panjang, benar. Cerita hidup nya ini sangat tidak masuk akal jika di mata manusia biasa, tapi bagaimana lagi? Itu lah yang di jalani.

"Gue tau ini gak masuk akal, tapi gue udah ngomong sejujur-jujurnya, gue bukan Aldara"

Arga hanya menatap mata Dara, berharap melihat sedikit kebohongan dimata itu.

"Pasti lo ngerasa juga, kenapa gue beda kan?? Karena gue bukan Aldara, Ga." sambung Da ra.

Setelah diam cukup lama, Arga menarik nafas lelah dan menatap Dara dengan dalam.

"Gue gak tau ini nyata atau gak, tapi gue bakal berusaha percaya sama lo dan bantuin lo kembali ke tubuh ini lagi, agar gue bisa ketemu sama Aldara yang sebenarnya" ujar nya panjang lebar dan disertai senyum tulus di bibir nya.

Mata Dara berkaca kaca dan langsung memeluk Arga dengan erat sambil mengucapkan terimakasih berkali-kali.

"Sama-sama" jawab Arga sambil membalas pelukan Dara.

To be continued......

Ciah, part ini selesai.







D.A.R.ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang