Prolog

8.3K 669 43
                                    

Aku unpublish dulu, karena ada yang mau direvisi sedikit beberapa bagian yang kurang pas.

Warning!!!

Cerita ini updatenya slow ya. Nunggu yang lain tamat dulu. Soalnya memang baru nulis sampai prolog ini doang. Jadi jangan ditagih-tagih 🥺😥

Yuk kasih vote dan komen buat Arsen dan bakal calon istrinya 🤣🥰♥️

***

"Usia kamu sudah tiga puluh tahun loh, Sen. Sudah cukup matang untuk berumah tangga dan memiliki anak. Lihat tuh Arven Abang kamu, dia sudah bahagia dengan keluarga kecilnya. Kamu kapan mau ngasih Mama menantu dan cucu?" tanya Indira pada anak laki-lakinya yang sampai sekarang belum terlihat tanda-tanda akan menikah.

Joshua Arsen Antonie, lelaki berusia tiga puluh tahun dan berprofesi sebagai dokter hewan itu kerap ditanya perihal pernikahan oleh keluarganya. Arsen bahkan beberapa kali ingin dikenalkan dengan anak perempuan teman mamanya. Namun, ia selalu menolak dengan berbagai alasan. Salah satunya dengan ucapan khasnya yang sudah sangat dihafal oleh Indira. "Nanti, kalo udah nemu jodohnya, Arsen bakal nikah kok, Ma. Mama sabar aja."

"Nantinya itu kapan, Sen? Mama loh yang kasian ngeliat kamu membujang sampai sekarang ini. Atau jangan-jangan selama ini kamu ada jajan di luar ya? Ngaku sama Mama, Sen! Berapa banyak wanita yang udah kamu tidurin?" tanya Indira lagi dengan mata yang menatap sang anak dengan pandangan menyelidik.

Arsen terbelalak karena ucapan mamanya itu. "Astagfirullah, enggak, Ma. Arsen bukan lelaki kayak gitu. Demi Allah, Arsen gak pernah main perempuan. Anak Mama ini terbukti masih perjaka sampai sekarang," ujar Arsen membela diri. Ia bukanlah Arven yang dulu suka bergonta-ganti teman tidur. Walaupun sekarang ini abangnya itu sudah berubah dan hidup bahagia dengan istri dan anak-anaknya.

"Yang bener? Awas kalo kamu bohong," ancam Indira. Rasa-rasanya ia sudah berulang kali mengingatkan anaknya itu untuk segera menikah. Tetapi respons yang Arsen berikan selalu saja sama. Nanti dan nanti. Entah nantinya itu kapan, ia sendiri tak tahu. Tetapi semoga saja segera.

"Beneran, Ma. Udah deh, Mama gak usah pusing-pusing mikirin jodoh buat Arsen. Nanti, juga bakal datang sendiri kalo udah waktunya," ujar Arsen berusaha meyakinkan sang mama.

"Kamu kebanyakan main sama hewan-hewan itu sih. Makanya gak ada yang mau sama kamu."

"Mama jangan salah, banyak kok yang suka sama Arsen."

"Lha terus kenapa gak nikah-nikah?"

"Soalnya Arsen belum nemu yang cocok, Ma. Mama 'kan tau sendiri pernikahan itu kalo bisa untuk sekali seumur hidup. Makanya Arsen gak mau sembarangan."

"Ya udah deh, terserah kamu aja. Lama-lama pusing Mama ngobrol sama kamu." Indira melangkahkan kakinya meninggalkan Arsen dan hewan peliharaan anaknya itu.

Arsen menggelengkan kepalanya ketika melihat kepergian mamanya. Setelah selesai memberi makan binatang-binatang itu, ia pun merapikan kemejanya karena harus segera menuju klinik miliknya. Dibanding bekerja menjadi dokter di sebuah rumah sakit hewan, Arsen lebih memilih membuka klinik hewannya sendiri.

***

Arsen memulai pekerjaannya dengan memeriksa beberapa hewan yang ada di kliniknya. Ia tersenyum ketika melihat seekor kucing langsung menghampiri dan bermanja di kakinya. Lalu, ia bawa kucing itu ke dalam gendongannya seraya mengambilkan makanan khusus kucing di sebuah lemari yang tersedia.

Ketika sedang asyik memberi makan kucing, ternyata datang seorang pelanggan dengan membawa binatang peliharaannya yang sedang terluka. Arsen pun sigap untuk memeriksa dan menangani kelinci yang pelanggannya itu bawa.

The Vet's Secret WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang